Kisah Tobat Sang Pembunuh: Undang Perdebatan Malaikat Malik dan Ridwan

Kisah Tobat Sang Pembunuh: Undang Perdebatan Malaikat Malik dan Ridwan
Seorang pembunuh 100 orang bertobat sebelum meninggal dunia, masuk neraka apa surga? Inilah yang membuat Malaikat Malik dan Malaika Ridwan berdebat. (Ilustrasi/Ist)
Seorang pembunuh yang amat kejam telah menghabisi nyawa 99 orang. Ia merasa sangat menyesal. Ia mendatangi seorang alim dan bercerita tentang masa lalunya yang kelabu itu. Ia mengutarakan maksudnya untuk bertaubat dan menjadi orang yang lebih baik. "Aku ingin tahu; apakah Tuhan akan mengampuniku?" ia bertanya.

Sang alim rupanya belum cukup banyak belajar. Ia menjawab, "Tentu saja kau tak akan diampuni-Nya."

"Kalau begitu," ujar si pembunuh, lebih baik kau juga kubunuh saja sekalian." Ia pun membunuh alim itu.

Kemudian ia bertemu orang alim lain. Ia mengatakan telah membunuh 100 orang. "Aku ingin tahu," tanyanya, "Apakah Tuhan akan mengampuniku jika aku bertaubat?"

Alim kedua ini lebih bijak dari yang pertama. Ia menjawab, "Tentu saja kau akan diampuni. Bertaubatlah sekarang juga. Aku hanya punya satu nasihat untukmu; jauhilah teman-temanmu yang jahat dan bergabunglah dengan orang-orang yang saleh, karena teman yang jahat akan mendekatkanmu kepada dosa."

Orang itu lalu bertaubat dan menyesali dosa-dosanya. Ia menangis memohon ampunan Tuhan. Kemudian ia pun menjauhi teman-temannya yang jahat dan pergi mencari perkampungan tempat orang-orang saleh tinggal. Namun ketika ia berada di perjalanan, ajalnya tiba.

Malik, malaikat penjaga neraka, dan Ridwan, malaikat penjaga surga, sama-sama datang untuk menjemput ruhnya. Malik berkata bahwa orang itu adalah pendosa besar dan tempatnya di neraka jahanam. Tetapi Ridwan juga mengklaim bahwa orang itu layak masuk surga .

Malaikat Ridwan berkata, "Orang ini bertaubat dan telah memutuskan untuk menjadi orang baik. Ia sedang menempuh perjalanan ke kampung tempat tinggal orang-orang saleh ketika ajalnya tiba," tegasnya.

Kedua malaikat itu pun berdebat. Jibril datang untuk menyelesaikan masalah. Setelah mendengar pernyataan dari kedua malaikat, Jibril memutuskan, "Ukur jaraknya. Jika tanah tempat mayatnya berada lebih dekat kepada orang-orang saleh, maka ia masuk surga; namun jika letak mayatnya lebih dekat kepada orang-orang jahat, ia harus masuk neraka ."

Karena bekas pembunuh itu baru saja meninggalkan tempat orang jahat, ia masih terletak dekat sekali dengan mereka. Tetapi karena ia bertaubat dengan amat tulus, Tuhan memindahkan tubuhnya dari tempat ia meninggal ke dekat perkampungan orang saleh. Dan hamba yang bertaubat itu pun diserahkan ke dekapan malaikat penjaga surga.

Tuhan bersabda, "Jika hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku satu hasta, Aku akan mendekatkan diri kepadanya satu siku. Apabila dia kembali kepada-Ku sambil berjalan, Aku akan menyambutnya sambil berlari."

(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: