Nabi Isa as: Didunia, Mati 2 Kali dan Hidup 2 Kali ?

 Ada yang pernah menyatakan bahwa nabi Isa as adalah orang yang pertama kali dibangkitkan setelah kematian di alam dunia ini adalah tidak tepat. Sebab kembalinya beliau sampai hari belum lagi terjadi. Beliau baru akan muncul nanti menjelang kiamat kubra menjelang. Jadi entah masih berapa lama lagi.

Sementara itu, tahukah anda bahwa di zaman nabi Isa as masih hidup, atas izin Allah SWT, beliau sendiri malah pernah menghidupkan orang mati? Orang yang sudah mati atas mukjizat yang Allah berikan kepadanya, bisa dibuat kembali menjadi hidup.

Dan Rasul kepada Bani Israil: “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.(QS. Ali Imran: 49)

Berati nabi Isa as bukanlah orang yang pertama datang dari kematian, sebab di masa lalu ternyata sudah ada orang yang kembali dari kematian.

Dan cerita tentang hidup kembalinya orang mati ternyata bukan semata-mata terjadi di zaman itu saja, di ayat lainnya di Al-Quran banyak disebutkan tentang kisah bagaimana Allah SWT menghidupkan kembali orang mati di alam dunia ini. Dan kalau kita menyebut surat Al-Baqarah yang artinya sapi betina, ternyata latar belakang kisahnya terkait dengan bagaimana hidup kembalinya orang mati di dunia ini.

Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti .(QS. Al-Baqarah: 73)

Latar belakang penamaan surat ini bernama surat Al-Baqarah adalah adanya seorang yang mati terbunuh tanpa ketahuan siapa yang membunuhnya. Orang-orang lantas meminta kepada nabi Musa as agar Allah SWT memberitahukan identitas pembunuhnya.

Lalu Allah SWT memberi syarat agar orang-orang menyembelih terlebih dahulu seekor sapi betina. Singkat cerita, setelah melewati kejadian pembangkangan dan keengganan Bani Israil, akhirnya sapi betina itu disembelih, lalu bagian tubuhnya dipukulkan kepada mayat itu, lalu mayat itu pun bangun dari kematiannya dan menjelaskan siapa pembunuhnya.

Di ayat lainnya juga Allah SWT mengisahkan tentang orang yang dimatikan selama 100 tahun, kemudian dihidupkan kembali.

Atau apakah orang yang melalui suatu negeri yang telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu; Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala telah nyata kepadanya diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah: 259)

Apakah Nabi Isa as Saat Ini ‘Sedang’ Wafat?

Sementara itu di kalangan para ulama sendiri masih berkembang perdebatan tentang status kematian beliau. Benarkah nabi Isa as telah wafat, ataukah beliau hidup sekarang ini namun di atas langit.


Ada ayat Al-Quran yang menyebutkan kematian beliau antara lain adalah:

Ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku mematikan kamu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” (QS. Ali Imran: 55)

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (QS. Al-Maidah: 117)

Pada surat Ali Imran ayat 55 di atas juga disebutkan tentang ‘pengangkatan‘ beliau. Di mana para ulama kemudian berbeda pendapat tentang yang dimaksud dengan pengangkatan ini. Apakah diangkat derajatnya ataukah diangkat pisiknya.

Kalau diangkat derajatnya, bukankah semua nabi pun diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Sehingga yang lebih kuat terlintas dalam benak tentang pengangkatan ini adalah pengankatan secara pisik. Dan secara umum, yang namanya diangkat itu adalah ke atas, yaitu ke langit. Pendapat ini kelihatan lebih kuat, yaitu bahwa nabi Isa as diangkat ke langit sebagai sebuah bentuk penyelamatan dari Allah atas upaya pembunuhan.

Dan kalau dikatakan bahwa saat itu nabi Isa dimatikan Allah SWT, juga kurang tepat. Sebab buat apa Allah SWT menyelamatkannya, tetapi kemudian dimatikan? Yang namanya penyelamatan itu adalah selamat dari kejahatan dan kematian. Sehingga umumnya ulama berpandangan bahwa nabi Isa as tidak wafat dalam peristiwa itu, melainkanbeliau diselamatkan dengan cara diangkat ke langit dan hidup di sana.

Sampai akhir zaman nanti beliau akan kembali diturunkan ke bumi menjadi bagian dari umat Islam.

والذي نفسي بيده ليُوشِكَنَّ أن ينزل فيكم ابن مريم حَكَمًا عدلاً مُقْسطًا، فيكسر الصليب، ويقتل الخنزير ويضع الجزية

Rasulullah SAW bersabda,”Demi Allah Yang jiwaku berada di tangan-Nya, nyaris akan segera diturunkan di tengah kalian Isa putera Maryam menjadi hakim yang adil dan menegakkan keadilan. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menetapkan jizyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun semua ini memang menarik banyak kalangan untuk berpendapat,serta ada banyak wacana yang diajukan tentang hal-hal seperti ini. Namun perbedaan pendapat dalam hal seperti ini sama sekali tidak terkait dengan masalah iman yang mendasar, lebih merupakan masalah tambahan yang bersifat informatif. Untuk itu anda boleh membaca beberapa kita yang menampung sekian banyak versi penafsiran tentang keadaan Nabi Isa as di dalam kitab Syarah Az-Zarqani ‘ala Mawabih Al-Ladunniyyah dan juga kitab At-Taudhih fi Tawatur Ma Jaa’a fi Muntazhar wa Ad-Dajjal wa Al-Masih karya Asy-Syaukani.

No comments: