Perlakuan Terkejam yang Diterima Rasulullah
Rasulullah Saw adalah sosok yang paling berat cobaannya. Sebagaimana para nabi sebelumnya, beliau juga menerima cobaan fisik. Mulai dari diludahi, ditumpahi kotoran dan jeroan binatang saat shalat, dicekik, percobaan pembunuhan dalam peristiwa hijrah, boikot hingga pengusiran oleh kaumnya sendiri.
Dalam banyak episode itu, Rasulullah Saw menunjukkan kelasnya sebagai Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta’ala. Beliau tak pernah mengeluh, dan senantiasa menunjukkan ketegaran yang sulit tertandingi. Hendaknya, hal ini menjadi teladan bagi semua umatnya, khususnya yang telah mewakafkan diri di jalan dakwah yang memang penuh makar dan tipu daya.
Urwah bin az-Zubair Ra pernah bertanya kepada Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Ra, “Ceritakanlah kepadaku tentang perlakuan paling kejam yang telah dilakukan oleh orang-orang musyrik terhadap diri Rasulullah Saw?”
Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash menjawab, “Pada suatu hari,” lanjutnya, “Rasulullah Saw sedang shalat di serambi Ka’bah.” Kemudian, “Tiba-tiba datanglah ‘Uqbah bin Abu Mua’ith.”
Seraya berhenti sejenak dan mengenang kejadian mencekam itu, Abdullah bin ‘Amr melanjutkan, “Lalu ‘Uqbah memegang pundak Rasulullah Saw dan melilitkan kainnya ke leher beliau,” Lanjutnya bernada sedih, “Sehingga kain itu mencekik Rasulullah Saw dengan kencang.”
“Maka,” sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari ini, “datanglah Abu Bakar ash-Shiddiq Ra.” Abu Bakar datang, dan, “Memegang pundak ‘Uqbah, lalu mendorongnya hinga menjauh dari Rasulullah Saw.”
Dalam hadits yang diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad ini dijelaskan, “Kemudian Abu Bakar ash-Shiddiq Ra membaca firman Allah Ta’ala, ‘Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan, ‘Tuhanku ialah Allah,’ padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu?” (al-Mu`min [40]: 28)
Apa yang dilakukan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dalam riwayat ini, sama dengan yang dilakukan oleh orang mukmin yang membela Nabi Musa As dari serangan Fir’aun dan kaumnya. Orang mukmin itu mengatakan sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala dalam surah al-Mu’min tersebut.
Artinya, dalam setiap episode dakwah, musuh dakwah akan selalu ada. Dan mereka dikomandoi oleh setan yang terlaknat. Selain itu, Allah Ta’ala juga menciptakan banyak pembela dakwah, baik dari kalangan manusia biasa hingga mereka yang memiliki pengaruh dan kekuatan.
Semoga Allah Ta’ala berkenan menjadikan kita sebagai barisan dai atau pendukungnya. [Pirman]
No comments:
Post a Comment