Abdul Rahman bin Mahdi dan Akhlak Orang Alim Sejati

ABDUL Rahman bin Mahdi bukanlah nama asing bagi para penuntut ilmu hadits. Hal ini karena beliau adalah salah satu perawi hadits yang tsiqah.

Namanya Abdul Rahman bin Mahdi bin Hassan bin Abd al-Rahman al-‘Anbari atau disebut juga al-Azdi dan kunniyyahnya adalah Abu Sa’id. Beliau lahir pada tahun 135 H dan ia mulai mendalami dan mendalami bidang agama, khususnya bidang hadits sejak usia 10 tahun.

Selain itu, beliau adalah seorang imam, ahli argumentasi dan juga pengikut ilmu dan beramal. Selain itu, beliau pernah mendengar hadits dari Ayman bin Nabil, Umar bin Abi Zaida, Mua’awiyah bin Soleh al-Hadhrami, Sufyan, Syu’bah, Yunus bin Ishaq, Malik bin Anas dan masih banyak lagi.

Di antara mereka yang meriwayatkan darinya adalah Ibn al-Mubarak, Ibn Wahab, Ibn Abi Syaibah, Bundar, Abu Khaithamah, Yahya, Ishaq, Ahmad bin Sinan, Harun bin Sulaiman dan masih banyak lagi. [Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala’, 192-193/9]

Selain itu, beliau merupakan sosok yang diikuti oleh masyarakat saat itu dalam segala aspek. Tidak hanya dalam bidang agama, tapi ini dibuktikan dengan kata-kata.

Ayyub bin al-Mutawakkil berkata: “Jika kita ingin melihat (belajar) tentang agama dan dunia, kita akan pergi ke rumah Abd al-Rahman bin Mahdi.” [Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala’, 194/9].

Abd al-Rahman bin Mahdi juga merupakan sosok yang kuat yang beribadah di malam hari dan juga banyak membaca Al-Qur’an. Hal ini diriwayatkan oleh seorang tokoh besar:

Ali bin al-Madini berkata: “Saya bertemu istri Abd al-Rahman bin Mahdi setelah kematiannya. Jadi, saya melihat ada tanda hitam di arah kiblat (di lantai). Saya bertanya: Apa kesan (hitam) ini? Istrinya menjawab: Ini adalah tempat peristirahatan Abd al-Rahman bin Mahdi dan juga tempat dia melakukan shalat malam. Ketika dia mengantuk, dia akan meletakkan dahinya di sana. ” [Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala’, 199/9].

Ali bin al-Madini berkata lagi: “Adapun wirid Abd al-Rahman setiap malam adalah separuh dari Al-Qur’an.” [Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala’, 203/9].

Diantara akhlak atau sifat Abdul Rahman bin Mahdi yang perlu dicontoh dan diteladani ketika bertemu seseorang adalah:

إِذَا لَقِيَ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فَوْقَهُ فِي العلمِ، فَهُوَ يَوْمُ غَنِيمَتِهِ، وَإِذَا لَقِيَ مَنْ هُوَ مِثْلُهُ، دَارَسَهُ، وَتَعَلَّمَ مِنْهُ، وَإِذَا لَقِيَ مَنْ هُوَ دُوْنَهُ، تَوَاضَعَ لَهُ، وَعَلَّمَهُ

“Apabila dia bertemu dengan seseorang yang lebih tinggi (ilmunya) maka pada hari itulah waktu dia mengumpulkan harta (mengambil ilmu darinya). Ketika dia bertemu seseorang yang levelnya sama dengannya, dia akan membaca atau memberikan apa yang dia miliki kepadanya dan dia juga akan belajar darinya. Ketika dia bertemu seseorang yang lebih rendah darinya, dia akan merendahkan dirinya dan mengajarinya. ” [Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala’, 203/9].

Selain itu, beliau adalah orang yang tegas dalam menyampaikan ilmu dan sangat menekankan sopan santun dalam pertemuan ilmu. Ahmad bin Sinan berkata:

كَانَ لاَ يُتَحَدَّثُ فِي مَجْلِسِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَلاَ يُبْرَى قَلَمٌ، وَلاَ يَتَبَسَّمُ أَحَدٌ، وَلاَ يَقُوْمُ أَحَدٌ قَائِماً، كَأَنَّ عَلَى رُؤُوْسِهِمُ الطَّيرَ، وكَأَنَّهُم فِي صَلاَةٍ، فَإِذَا رَأَى أَحَداً مِنْهُم تَبَسَّمَ، أَوْ تَحَدَّثَ، لَبِسَ نَعْلَهُ، وَخَرَجَ

“Adapun tidak ada orang yang berbicara dalam majelis Abd al-Rahman, pena tidak bergerak (untuk mencatat), juga tidak ada orang yang tersenyum dan tidak ada orang yang berdiri seolah-olah di atas kepalanya ada burung atau seperti burung. jika mereka sedang berdoa. Ketika dia melihat salah satu dari mereka tersenyum atau berbicara (selama majelis), dia akan memakai sandalnya dan keluar (meninggalkan majelis). [Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala’, 201-202).*

Rep: Admin Hidcom
Editor: -

No comments: