Detik-detik Kelahiran Rasulullah
Semua bergembira, hanya Iblis yang sedih dan menangis keras ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dilahirkan ke dunia. Demikian kata Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah Juz 2.
Kelahiran Nabi Muhammad pada Hari Senin, 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (570 Masehi) merupakan karunia Allah paling agung untuk semesta alam. Tak hanya penduduk bumi, penduduk langit pun bergembira menyambut kalahiran Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang mulia.
Nabi Muhammad lahir pada malam yang tenang di bulan Rabi'ul Awal Tahun Gajah, seperti riwayat Imam Ibnu Ishaq dari Sayyidina Ibnu Abbas. Dalam riwayat lain disebutkan Beliau lahir menjelang terbit Fajar atau saat masuknya waktu Subuh.
Tahun ini kita memperingati kelahiran Rasulullah (Maulid Nabi) yang jatuh pada Selasa (19 Oktober 2021) atau malam ini menurut kalender Hijriyah. Maulid Nabi ini menjadi agenda tahunan yang diperingati umat Islam dunia termasuk di Indonesia.
Lahir Diiringi Pancaran Cahaya
Detik-detik kelahiran Rasulullah diterangkan dalam banyak riwayat. Disebutkan bahwa Sayyidah Aminah Binti Wahab, ibunda Rasulullah berkata: "Ketika aku dalam proses melahirkan, aku tidak mendapatkan rasa sakit sedikit pun sampai aku melahirkannya."
Ketika ibunda Aminah melahirkan Rasulullah, keluarlah dari jalan lahirnya sebuah cahaya yang menerangi istana-istana Syam (sekarang wilayah Suriah, Palestina, Yordania, Lebanon). Keajaiban ini memberi isyarat bahwa kelak akan muncul seorang Rasul utusan Allah.
Ibnu Sa'ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah berkata: "Ketika aku melahirkannya, dari farajku keluar cahaya yang menerangi istana-istana negeri Syam". Imam Ahmad, ad-Darimi dan selain keduanya juga meriwayatkan versi yang hampir mirip dengan riwayat tersebut.
Tentang peristiwa menakjubkan ini, Rasulullah mengabarkannya dalam beberapa hadis. Salah satunya riwayat dari sahabat Abu Umamah Al-Bahili, Beliau bersabda: "Ibuku melihat seakan-akan keluar darinya cahaya yang menyinari istana-istana negeri Syam." (HR Ibnu Sa'ad, Hadits Sahih)
Dalam proses melahirkan bayi nan agung itu, Sayyidah Aminah dibantu Syifa' binti 'Amr. Ada pula kesaksian seseorang yang menyaksikan peristiwa kelahiran Rasulullah yaitu ibunda Utsman binti Abdash. Beliau berkata: "Aku menyaksikan ketika Aminah melahirkan Rasulullah, keluar cahaya yang menyinari seluruh rumah. Di saat itu aku sedang berada di rumahnya. Kemana pun kami melihat, yang terlihat adalah cahaya." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani, juga Al-Haitami dalam Kitab Majma'.
Ada banyak referensi yang menguatkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad disertai cahaya Nur yang sangat terang hingga dilihat oleh seorang Yahudi di Kota Makkah. Dalam Kitab Nurul Abshar fi Manaqib An-Nabiyyil Mukhtar karya Syekh Mu'min as-Syablanji Ulama Sunni Abad ke-13 H pada Halaman 27. Di sana diriwayatkan ada seorang Yahudi di Kota Makkah yang menanyakan tentang peristiwa kelahiran Nabi Muhammad dari indikasi cahaya terang benderang yang ia lihat di malam itu.
Peristiwa Besar Ketika Nabi Lahir
Ketika bayi mulia lahir dari rahim ibunda Sayyidah Aminah, ada beberapa peristiwa besar terjadi di seluruh alam. Ibunda sahabat Abdul Rahman bin 'Auf berkata bahwa Nabi Muhammad dilahirkan tidak menangis seperti bayi lain pada umumnya.
Peristiwa yang terjadi saat Nabi lahir menunjukkan adanya irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian). Diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabari, Al-Baihaqi, berikut peristiwa yang dimaksud:
1. Runtuhnya 14 balkon istana kekaisaran Romawi.
2. Padamnya api yang sekian lama disembah kaum Majusi (Persia).
3. Hancurnya gereja-gereja di sekitar Danau Saawah setelah airnya menyusut.
Setelah Baginda Nabi dilahirkan, kakek beliau 'Abdul Muththalib datang dengan sukacita dan membawa cucunya itu masuk ke Ka'bah; berdoa kepada Allah dan bersyukur kepadaNya. Kemudian memberinya nama 'Muhammad', nama yang tidak populer di kalangan bangsa Arab kala itu.
Adapun perempuan pertama yang menyusui Rasulullah setelah ibundanya adalah Tsuwaibah, budak wanita Abu Lahab yang saat itu juga tengah menyusui bayinya bernama Masruh, Hamzah bin 'Abdul Mutthalib, Abu Salamah bin 'Abdul Asad Al-Makhzumi.
Gambaran Fisik Rasulullah
Dikabarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan Bin Ali katanya: "Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya.
Maka dia berkata: "Adalah Rasulullah itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan. Wajahnya berseri-seri layaknya bulan purnama, tingginya cukup tidak terlalu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya"
Kemudian, janggutnya lebat, kedua matanya hitam, pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, dadanya bidang, dan kedua bahunya lebar, tulang belakangnya besar. Kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus. Perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula.
Lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan. Telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar darinya. Bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri). Melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang.
Apabila menoleh beliau menoleh dengan semua badannya. Pandangannya sering menghadap ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit. Beliau jarang memerhatikan sesuatu terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya. Selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Adalah Rasulullah itu kelihatannya seperti orang yang senantiasa banyak berfikir, tidak pernah tidur panjang. Tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya. Selalu memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva.
Kata-katanya bagaikan mutiara yang indah, satu-satu kalimatnya tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan. Selalu bersikap lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri. Senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apapun atau terlalu memujinya. Tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga beliau membelanya. (Thabarani, Majma'uz-Zawa'id 8:275)
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم
"Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan semoga keselamatan tercurah kepada segenap keluarga dan para sahabatnya."
(rhs)Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment