25 Wanita Cerdas di Zaman Rasulullah Layak Diteladani (1)
Wanita cerdas di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang-orang yang punya pengaruh besar dalam sejarah Islam. Mereka adalah para istri, putri dan sahabat perempuan (shahabiyah) Nabi.
Sosok mereka dikenal hebat, tangguh, pintar, berani, penyabar, teguh pendirian dan punya iman yang kokoh. Mereka patut dijadikan teladan terbaik terutama bagi kaum perempuan. Siapa saja mereka?
Dalam buku "25 Perempuan Teladan" karya Hajjah Umma Farida Lc MA disebutkan, banyak tokoh perempuan yang tercatat dalam sejarah Islam, di antaranya: Sayyidah Khadijah sang pebisnis ulung, Sayyidah Aisyah guru perempuan dari para sahabat Rasulullah, Sayyidah Hafsah sang pemelihara naskah asli Al-Qur'an.
Kemudian Ummu Salamah, sang pemberi solusi bagi Rasulullah dalam situasi genting di Hudaibiyyah. Sumayyah bint Khubbat, perempuan syahidah pertama dalam Islam. Nusaibah binti Ka'ab, tameng Rasulullah dalam perang Uhud. Rufaidah al-Aslamiyyah, dokter perempuan pertama dalam Islam dan lain-lain.
Berikut kami rangkum dari Buku "25 Perempuan Teladan" karya Hj Umma Farida Lc MA:
1. Khadijah Binti Khuwailid (Ummul Mukminin dan Pebisnis Ulung)
Beliau adalah istri pertama Rasulullah yang dijuluki Ummul Mukminin. Sayyidah Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu 'anha bergelar at-Tahirah (perempuan yang suci) sekaligus orang pertama yang mengimani kerasulan Nabi. Perjuangan Khadijah di awal kerasulan selalu dikenang Nabi hingga beliau selalu menyebut-nyebut nama Khadijah di hadapan istri-istri beliau. Wajar saja, Khadijah-lah yang menguatkan Rasulullah, meringankan derita, membenarkan dan mengajaknya untuk tidak menggubris semua tindakan orang kafir Makkah terhadap beliau.
Selain dikenal dengan kesucian dan kemuliaan, Sayyidatuna-Khadijah juga seorang pebisnis hebat. Menurut Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, kafilah dagangnya setara dengan kafilah dagang kaum Quraisy seluruhnya.
2. Saudah Binti Zam'ah (Ummul Mukminin)
Nama lengkapnya Saudah binti Zam'ah ibn Qais ibn Abd Syams al-Qurasyiyyah al-Amiriyyah. Beliau perempuan pertama yang dinikahi Rasulullah setelah wafatnya Khadijah. Ketika itu, Saudah berstatus Janda berusia 55 tahun dan memiliki enam anak, sedangkan Rasulullah berusia 50 tahun. Di samping tua usianya, Saudah juga perempuan yang tua hatinya, cerdas, memahami agama, bertakwa, dan salihah. Ia mampu mengisi kekosongan hati Rasulullah setelah wafatnya Khadijah dengan kasih sayang, kelembutan, nasehat, dan dukungan.
Saudah adalah teladan yang langka dalam hal keindahan pelayanan kepada Rasulullah dan kedua putri beliau Ummu Kulsum dan Fathimah. Saudah memelihara keduanya dengan keikhlasan. Saudah hidup berumah tangga dengan Rasulullah tanpa kehadiran istri Rasulullah yang lain selama tiga tahun.
Di antara keteladan Saudah yaitu, pengorbanan dan dermanya di Jalan Allah, selalu mendahulukan orang lain, mampu menciptakan canda dan kebahagiaan dalam rumah tangga. Kemudian, punya semangat tinggi menjalankan perintah Allah dan Rasulullah. Saudah juga menjadi landasan ijin bagi kaum perempuan keluar rumah untuk suatu keperluan. Beliua juga sabar dan komitmen memenuhi janji.
3. Aisyah Binti Abu Bakar (Ummul Mukminin, Guru Perempuan bagi Para Sahabat)
Sayyidah Aisyah Binti Abu Bakar dilahirkan awal tahun ke-4 Hijriyah setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul. Aisyah yang juga putri sahabat mulia Abu Bakar dinikahi Rasulullah 10 tahun kemudian, saat Aisyah berusia tujuh tahun. Namun Nabi baru mengajak Aisyah hidup bersama setelah usia Aisyah 9 tahun. Aisyah memiliki keistimewaan dibandingkan istri-istri Rasulullah yang lain dalam hal keluasan ilmu termasuk tentang Al-Qur'an, tafsir, Hadis dan fiqh.
Kecerdasan Aisyah yang dimbimbing langsung oleh Rasulullah membuatnya mampu menyerap ribuan
Hadis lebih dari Rasulullah dan meriwayatkannya dengan penuh ketelitian. Sosok Ummul Mukminin ini dikenal punya kepribadian sangat mulia. Beliau seorang jujur, tekun beribadah, dan rajin bertahajjud. Beliau selalu melaksanakan puasa. Dikenal qana'ah dan zuhud terhadap dunia.
Sayyidah Aisyah juga seorang yang dermawan dan banyak bersedekah, sampai-sampai keponakannya, Urwah bin az-Zubair, pernah melihat pada suatu hari beliau bersedekah sebanyak 70.000 dirham padahal ia menambal sendiri bajunya.
4. Hafsah Binti Umar (Ummul Mukminin, Pemelihara Naskah Asli Al-Qur'an)
Sayyidah Hafsah Binti Umar lahir saat orang-orang Quraisy sedang membangun Ka'bah. Putri sahabat terkemuka Umar Bin Khattab ini sangat mencintai ilmu dan adab. Beliau belajar menulis kepada Syifa’ bint Abdullah al-Qurasyiyah al-'Adawiyyah, hingga menjadi perempuan yang fasih di kalangan Quraisy. Rasulullah menikahi Hafsah pada usia 18 tahun setelah suaminya wafat syahid di perang Uhud.
Kesabaran merupakan teladan terbaik Sayyidah Hafsah. Karena kesabarannya, Allah mengganti suaminya dengan orang yang paling baik di alam semesta, yakni Nabi Muhammad. Hafsah memiliki kedudukan tinggi di antara para istri Rasulullah sampai Aisyah berkata, "Dia (Hafsah) lah yang menyetarai aku di antara para istri-istri Rasulullah."
Keluasan ilmu Hafsah diakui oleh ayahnya sendiri, ketika sang ayah menjadi khalifah, Umar sering meminta pendapat Hafsah. Salah satunya pertanyaan Umar: "Berapa lama seorang istri mampu ditinggal pergi oleh suaminya? Hafs}ah menjawab, "Empat atau enam bulan."
Keteladanan Hafsah lainnya tampak pada ketelitiannya dalam membaca Al-Qur'an. Inilah salah satu yang menjadi alasan Abu Bakar mempercayakan penyimpanan naskah Al-Qur'an kepada Hafsah. Pada masa Abu Bakr telah dilakukan penghimpunan Al-Qur'an (jam'u al-Qur'an) yang sebelumnya tertulis terpisah-pisah. Hasil penghimpunan Al-Qur'an ini dipercayakan kepada Hafsah. Hafsah juga merupakan teladan terbaik dalam kesederhaaan hidup dan kezuhudan, beliau rajin melakukan puasa sunnah dan mengerjakan sholat malam.
5. Zainab Binti Khuzaimah (Ummul Mukminin dan Ummul Masakin)
Nama lengkapnya Zainab binti Khuzaimah ibn Haris ibn Abdillah ibn Amru ibn Abdi Manaf ibn Hilal ibn Amir ibn Sa'saah al-Hilaliyah. Lahir tahun ke 13 sebelum kenabian. Sebelum masuk Islam beliau dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin). Zainab Binti Khuzaimah termasuk kelompok pertama masuk Islam dari kalangan wanita. Rasulullah menikahi Zainab karena kasih sayang beliau kepada umatnya, bukan karena dorongan nafsu. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Zainab tidak begitu cantik, dan tidak seorang pun di kalangan sahabat yang bersedia menikahinya.
Keteladanan Zainab adalah perempuan yang menyayangi kaum miskin dan selalu bersikap lemah lembut. Sayyidah Zainab tidak tamak kepada kesenangan dunia. Kemurahan hati dan kedermawannya dalam berderma semakin kuat dan kokoh berkat keteladanan akhlak mulia Rasulullah. Rumah tangganya dengan Rasulullah hanya berjalan 8 bulan, karena Zainab wafat pada tahun ke-4 Hijriyah dalam usia 30 tahun.
6. Ummu Salamah (Ummul Mukminin, As-Sabirah Al-Muhtasibah)
Nama aslinya Hindun binti Abi Umayyah ibn Mughirah al-Makhzumiyah al-Qurasyiyah. Sebelum menjadi istri Rasulullah, beliau dinikahi oleh Abu Salamah Abdullah ibn Abdil Asad al-Makhzumi, sahabat yang turut dua kali hijrah. Ummu Salamah merupakan teladan istri yang baik, dan senantiasa memikul beban ujian dan kerasnya siksaan orang-orang Quraisy. Sejak usia muda, Hindun atau Ummu Salamah ini merupakan perempuan berkepribadian kuat, bermartabat, terhormat, cantik, berbelas kasih, dan cerdas.
Keistimewaan Ummu Salamah yaitu memiliki ketajaman logika, kematangan berpikir, dan keputusan yang benar atas banyak perkara. Karena itu, ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Rasulullah. Interaksinya dengan para Ummahat al-Mukminin lainnya merupakan interaksi yang diliputi rasa kasih sayang. Ummu Salamah merupakan istri Rasulullah yang diberi keistimewaan berupa turunnya wahyu Allah ketika beliau sedang berada di rumah Ummu Salamah.
Ummu Salamah wafat pada tahun ke-59 H dalam usia 84 tahun (riwayat lain menyebut 90 tahun). Beliau merupakan Ummul-Mukminin yang paling akhir wafatnya. Beliau masih hidup hingga terbunuhnya Husain. Saat itu beliau sangat terpukul dan berduka cita mendalam. Tidak berapa lama, beliau berpulang ke rahmatullah. Abu Hurairah yang memimpin sholat jenazahnya dan dimakamkan di Baqi'.
7. Zainab Binti Jahsy (Ummul Mukminin yang Sangat Khusyu' Beribadah)
Setelah Rasulullah menikah dengan Ummu Salamah, Beliau menikah dengan Zainab binti Jahsy. Ia adalah sepupu Nabi. Sebelumnya Zainab telah menikah dengan Zaid ibn Haris, anakangkat Rasulullah. Setelah dicerai oleh Zaid, Allah menikahkannya dengan Rasulullah yang kisahnya diabadikan dalam Surat Al-Ahzab. Zainab dilahirkan di Mekah 20 tahun sebelum kenabian.
Zainab termasuk perempuan pertama yang memeluk Islam. ketika kaum Kafir Quraisy menyiksa umat Islam, Zainab juga turut merasakan siksaan itu. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga terhormat, sehingga orang-orang Quraisy menyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik. Zainab adalah perempuan salihah, bertakwa dan tulus imannya. Hal itu dinyatakan sendiri oleh Sayyidah Aisyah.
Keteladanan Zainab adalah seorang Ummul-Mukminin bertangan terampil. Beliau menyamak kulit dan menjualnya, juga mengerjakan kerajinan sulaman, dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah. Salah satu keberkahan yang terdapat pada diri Zainab adalah turunnya ayat Hijab disebabkan oleh beliau. Peristiwa itu terjadi pada pagi hari diadakannya Walimah al-Urs untuk dirinya. Sejak saat itulah Hijab diwajibkan atas istri Rasulullah dan atas seluruh muslimah. Beliau juga seorang yang jujur dan benar dalam ucapannya, serta sangat khusyu' dalam beribadah.
8. Juwairiyah Binti Al-Haris (Ummul Mukminin, Al-Hilwah Al-Malahah)
Sayyidah Juwairiyah memiliki nama lengkap Juwairiyyah bint al-Haris. Beliau adalah putri seorang pemimpin Bani al-Mustaliq yang bernama Al-Haris ibn Abi Dirar yang sangat memusuhi Islam. Juwairiyah dilahirkan 14 tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah, jika dilihat dari perspektif kemaslahatan sangat relevan. Karena perjuangan dakwah Rasulullah menjadi mudah dengan masuk Islamnya Juwairiyah dan ayahnya, Al-Haris. Inilah pernikahan yang membawa berkah demi kepentingan dakwah. Saat menjadi istri Rasulullah, keimanan dan keislaman Juwairiyah semakin kokoh.
Semula namanya adalah Burrah, kemudian diganti menjadi Juwairiyah. Beliau memiliki sifat dan kehormatan sebagai keluarga seorang pemimpin. Beliau adalah gadis cantik yang paling luas ilmunya dan paling baik budi pekertinya di antara kaumnya. Kecantikan wajah Juwairiyah membuat Aisyah merasa gelisah dan berkata: "Demi Allah! Ketika aku melihatnya di depan pintu kamarku, maka aku langsung tidak menyukainya (karena kecantikannya). Aku tahu Rasulullah akan melihatnya seperti yang aku lihat." Meski demikian, secara diam-diam Aisyah menaruh rasa kagum kepada Juwairiyah pernikahannya dengan Nabi menjadikan seratus keluarga Bani Mustaliq dibebaskan dan masuk Islam.
9. Safiyyah Binti Huyay (Ummul Mukminin, Perempuan Cerdas dari Bani Nadir)
Sayyidah Safiyyah memiliki nama lengkap Safiyyah bint Huyay ibn Akhtab. Ibunya bernama Barrah binti Sammuel. Beliau dilahirkan 11 tahun sebelum Hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian. Safiyyah adalah perempuan cerdas, menyukai ilmu pengetahuan sejak kecil serta rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan datang seorang Nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua Nabi.
Pada tahun 7 Hijriyah, kaum muslimin berhasil mengalahkan Yahudi dan mereka mendapatkan harta rampasan perang. Safiyyah termasuk dalam tawanan perang. Para sahabat kemudian mengusulkan Rasulullah agar mengambil Safiyyah untuk istri beliau. Hal ini disebabkan Safiyyah adalah anak perempuan dari pemuka Yahudi. Akhirnya Nabi memerdekakan Safiyyah sebagai mahar untuk menikahinya.
Dalam banyak peristiwa, Safiyyah sudah menangkap sifat dusta, tipu muslihat, dan pengecut ayahnya. Di antara yang menjadi perhatian Safiyyah adalah sikap Huyay terhadap kaumnya sendiri. Pernikahan Rasulullah dengan Safiyyah didasari beberapa landasan. Safiyyah telah memilih Islam dan menikah dengan Rasulullah ketika beliau memberinya pilihan antara memeluk Islam dan menikah dengan beliau, atau tetap dengan agamanya dan dibebaskan sepenuhnya.
10. Ummu Habibah Ramlah Binti Abu Sufyan (Ummul Mukminin)
Ummu Habibah merupakan sosok teladan dalam hal kegigihan dan kesabarannya memperjuangkan Islam. Meksi banyak tantangan yang menghadangnya, dipaksa oleh ayahnya, Abu Sufyan untuk meninggalkan Islam, ia tetap kokoh dan mempertahankan keyakinannya. Ummu Habibah rela menanggung beban yang melelahkan dan beban yang berat karena memperjuangkan aqidahnya.
Nama asli dari Ummu Habibah ini adalah Ramlah binti Abu Sufyan. Beliau lahir 13 tahun sebelum kerasulan Nabi Muhammad. Sejak kecil Ummu Habibah terkenal memiliki kepribadian kuat, kefasihan dalam berbicara, sangat cerdas, dan sangat cantik. Ummu Habibah dikenal sosok peremouan sabar memikul beban lantaran memperjuangkan agamanya dalam keterasingan dan hanya seorang diri, jauh dari keluarga dan kampung halaman.
Ketika mendengar penderitaan Ummu Habibah, hati Rasulullah tergerak sehingga beliau menikahinya dan Ummu Habibah tidak lagi berada dalam kesedihan berkepanjangan. Perbedaan Ummu Habibah di antara istri-istri Nabi lainnya adalah kedudukannya sebagai putri seorang pemimpin kaum musyrik Mekah yang menentang dakwah Rasulullah yaitu Abu Sufyan. Namun Ummu Habibah tetap berpegang teguh pada ajaran Islam dan tidak terpengaruh sedikit pun oleh ayahnya yang kala itu musyrik.
(Bersambung)!
(rhs)
Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment