Abbas Bin Firnas, Inspirator Ilmuwan Barat untuk Kembangkan Pesawat

Abbas Bin Firnas, Inspirator Ilmuwan Barat untuk Kembangkan Pesawat
Ilustrasi Abbas bin Firnas saat menguji dan menerbangkan alat buatannya pada tahun 852 (dribbble.com)
Wright adalah penemu dan penerbang pesawat terbang pertama. Namun, keberhasilan Abbas bin Firnas (Ibnu Firnas) menguji dan menerbangkan alat buatannya pada tahun 852 adalah pemberi inspirasi kepada ilmuwan-ilmuwan Barat untuk mengembangkan pesawat.

Spesialisasi yang Abbas bin Firnas tekuni adalah ilmu mekanik. Muhammad Gharib Gaudah dalam bukunya berjudul Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam menyebut dua temuan penting Abbas bin Firnas.

Pertama, Al-Miqatah. Ini merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menentukan waktu yang dioperasikan dengan tenaga air.

Kedua, maket kubah langit. Kapal terbang dengan dua sayap yang dapat bergerak, dibuktikan dengan pengujian menerbangkannya dari Masjid Kordoba.

Ibn Firnas berhasil terbang menggunakan glider, alat terbang sederhana yang dilengkapi sayap. Alat terbang Ibn Firnas memang masih sederhana. Namun, keberhasilan Ibn Firnas menguji dan menerbangkan alat buatannya pada tahun 852 memberi inspirasi kepada ilmuwan-ilmuwan Barat untuk mengembangkan pesawat.

Atraksi Armen Firman
Abbas bin Firnas (810–887) juga dikenal sebagai Abbas Abu al-Qasim bin Firnas ibn Wirdas al-Takurini. Dia adalah seorang polimatik Andalusia: seorang penemu, fisikawan, kimiawan, teknisi, musisi Andalusia dan penyair berbahasa Arab.

Ia lahir di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (sekarang Ronda, Spanyol), tinggal di Kekhalifahan Córdoba, dan dikenal karena perupaya melakukan penerbangan.

Pria Maroko ini hidup pada masa pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).

Semasa hidupnya, seorang genius yang hidup di Cordoba ini dikenal sebagai ilmuwan serba bisa dan menguasai beragam disiplin ilmu pengetahuan.

Menurut sejumlah sumber, ketertarikan Abbas bin Firnas pada aeronautika bermula saat ia menyaksikan atraksi pria pemberani bernama Armen Firman.

Pria tersebut membuat alat dari sutra yang diperkuat dengan batang kayu. Ia lantas terjun dari ketinggian, tetapi ia tak berhasil. Untungnya, alat cukup menghambat gerak jatuh bebas Firman sehingga ia tak terluka.

Abbas bin Firnas yang berada dalam kerumuman penonton terkesan dengan aksi Armen Firman. Pengalamannya ini yang menyeretnya mempelajari aeronautika lebih dalam.

Sumber lain menyebut, Armen Firman sejatinya merupakan nama Ibn Firnas yang “dilatinkan”. “Penerbangan” pada tahun 852 adalah percobaan pertamanya.

Salam Perpisahan
Tahun 875, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibn Firnas merancang dan membuat sebuah alat terbang yang mampu membawa penumpang.

Ia lantas mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba.

Sebelum melakukan uji coba terbang, Ibn Firnas sempat mengucapkan salam perpisahan, mengantisipasi jika penerbangannya gagal.

“Saat ini, saya akan mengucapkan selamat tinggal. Saya akan bergerak dengan mengepakkan sayap, yang seharusnya membuat saya terbang seperti burung. Jika semua berjalan dengan baik, saya bisa kembali dengan selamat,” katanya, sebagaimana ditulis Nasional Geographic.

Penerbangan itu sukses. Ibn Firnas mampu terbang selama 10 menit. Sayang, cara meluncurnya tidak tepat sehingga melakukan pendaratan yang fatal.
Abbas Ibn Firnas terempas ke tanah bersama “pesawatnya” dan mengalami patah tulang pada bagian punggung. Kecelakaan itu terjadi karena dia lupa untuk menambahkan ekor pada alat buatannya.

Abbas Ibn Firnas tidak memperhitungkan pentingnya ekor sebagai bagian yang digunakan untuk memperlambat kecepatan saat melakukan pendaratan sebagaimana layaknya burung ketika menggunakan ekornya.

Abbas Ibn Firnas wafat pada tahun 888. Ia tidak bisa bertahan dari deraan sakit akibat cedera punggung yang diderita saat melakukan uji coba pesawat buatannya.

Ilmuwan yang Serbabisa
Pengalaman terbang Abbas Ibn Firnas menjadi pelajaran bagi ilmuwan lain. Gagasannya terus dipelajari oleh ilmuwan-ilmuwan lain setelahnya.

Abbas Ibn Firnas bukan hanya penemu pesawat terbang pertama. Ia juga dikenal sebagai ilmuwan serba bisa yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Ia mempelajari halilintar dan kilat, membuat tabel astronomi, dan menciptakan gelas berwarna. Bahkan, Ibn Firnas menemukan jam air yang disebut Al-Maqata.

Di bidang astronomi, ia juga mengembangkan peraga rantai cincin yang digunakan untuk menjelaskan pola pergerakan planet-planet dan bintang-bintang.

Atas kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan, beberapa negara bahkan memberikan penghormatan khusus. Pemerintah Libya mengeluarkan prangko bergambar Abbas Ibn Firnas untuk mengenangnya.

Irak juga membangun patung sang penerbang pertama itu di sekitar lapangan terbang internasionalnya serta mengabadikan namanya sebagai nama bandara di utara Baghdad.

Namanya dipakai sebagai nama jembatan di kota asalnya, Cordoba. Nama Armen Firman sendiri menjadi nama salah satu kawah di bulan.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: