Harut dan Marut (1): Malaikat, Apa Orang yang Pura-pura Saleh?
Harut dan Marut adalah dua malaikat yang diutus oleh Allah ke negeri Babilonia. Nama kedua malaikat ini disebutkan di dalam Al-Qur'an pada surat Al Baqarah ayat 102 . Namun para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan dua malaikat itu.
Dafiq Rohman dalam bukunya berjudul Janibal Ma'rifat menyebutkan ada yang berpendapat bahwa mereka betul-betul malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.
Harut dan Marut adalah dua nama yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan juga dikenal dalam kisah-kisah orang terdahulu. Namun siapakah mereka sebenarnya? Bagaimana keyakinan yang benar mengenai mereka?
Dafiq Rohman mengatakan dalam ayat yang berbicara tentang sihir di zaman Nabi Sulaiman 'alahissalam, Allah Ta'ala menyebutkan nama Harut dan Marut. Allah Ta'ala berfirman:
وَاتَّبَعُوۡا مَا تَتۡلُوا الشَّيٰطِيۡنُ عَلٰى مُلۡكِ سُلَيۡمٰنَۚ وَمَا کَفَرَ سُلَيۡمٰنُ وَلٰـكِنَّ الشَّيٰـطِيۡنَ كَفَرُوۡا يُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحۡرَ وَمَآ اُنۡزِلَ عَلَى الۡمَلَـکَيۡنِ بِبَابِلَ هَارُوۡتَ وَمَارُوۡتَؕ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنۡ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٌ فَلَا تَكۡفُرۡؕ فَيَتَعَلَّمُوۡنَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُوۡنَ بِهٖ بَيۡنَ الۡمَرۡءِ وَ زَوۡجِهٖؕ وَمَا هُمۡ بِضَآرِّيۡنَ بِهٖ مِنۡ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِؕ وَيَتَعَلَّمُوۡنَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنۡفَعُهُمۡؕ وَلَقَدۡ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشۡتَرٰٮهُ مَا لَهٗ فِى الۡاٰخِرَةِ مِنۡ خَلَاقٍؕ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡا بِهٖۤ اَنۡفُسَهُمۡؕ لَوۡ کَانُوۡا يَعۡلَمُوۡنَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut.
Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir."
Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya.
Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka.
Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu. (QS Al-Baqarah: 102)
Beda Pendapat
Zahir ayat menyebutkan bahwa Harut dan Marut itu malaikat . Ulama Tabi'in, Qatadah dan Ibnu Syihab Az Zuhri menyebutkan: “Mereka berdua adalah malaikat. Mereka turun ke dunia untuk menegakkan hukum di tengah manusia.” (Lihat Tafsir Ath Thabari, 2/420)
Selanjutnya Ibnu Zaid dalam tafsir yang sama mengatakan maksud ayat ini, setan-setan dan dua malaikat mengajarkan sihir kepada manusia.”
Sebagian ulama mengatakan bahwa Harut dan Marut adalah manusia, di antara yang menafsirkan demikian adalah Al-Qasimi. Dalam Tafsir Al-Qasimi beliau mengatakan pendapat yang dikuatkan pada ulama muhaqiq adalah bahwa Harut dan Marut adalah dua orang yang menunjukkan kesalehan dan ketakwaan di Babil.”
Sementara Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. "Yang rajih, Harut dan Marut adalah dua malaikat yang turun untuk menguji dan mengetes manusia,” ujarnya dalam kitabnya berjudul Majmu' Fatawa wal Maqalat Mutanawui'ah.
Mengajarkan Sihir
Kemudian pertanyaannya, kalau mereka malaikat kenapa mengajarkan sihir? Jawabannya ada di ayat itu juga.
“Mereka berdua tidaklah mengajarkan (sihir) kepada seseorang kecuali berkata: 'ini adalah fitnah, jangan engkau kufur'.” (QS Al Baqarah: 102)
Jadi mereka mengajarkan sihir sebagai bentuk ujian bagi manusia. Syaikh As Sa'di dalam Tafsir As Sa'di menjelaskan: “Demikian juga orang Yahudi biasa mempraktikkan sihir yang dahulu diturunkan kepada dua malaikat yang ada di bumi, di negeri Babil, di Irak. Mereka berdua diberi ilmu sihir sebagai bentuk ujian dari Allah bagi para hamba.”
Adapun kisah yang beredar tentang Harut dan Marut bahwa mereka adalah malaikat yang dihukum oleh Allah kemudian mereka melakukan zina, mabuk dan membunuh, ini kisah dari Israiliyat yang tidak boleh diyakini.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, rincian kisah Harut dan Marut itu berasal dari Israiliyat. Karena tidak ada hadits yang sahih marfu' muttashil sanadnya kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam yang tidak bicara dengan hawa nafsu.”
As Sa'di dalam tafsirnya juga mengatakan semua kisah Harut dan Marut selain yang ada dalam zahir ayat ini, semua berasal dari Israiliyat. Semua kisah itu dibantah secara umum oleh dalil-dalil tentang ma'shum-nya malaikat.”
Dikisahkan bahwa ada dua malaikat diutus oleh Allah untuk turun ke Kota Babil, yakni sebuah kota di Irak bekas ibu kota Babilonia Kuno. Nama kedua malaikat tersebut adalah Harut dan Marut.
Pada saat itu, warga kota diliputi kegelisahan dan kesyirikan akibat tersebarnya sihir. Negeri yang saat itu dipimpin Raja Nebukadnezar pun kacau-balau akibat tersebarnya sihir hingga dapat menyebabkan penyakit sampai membuat suami istri bercerai.
Sihir yang tersebar tersebut bermula ketika Raja Nebukadnezar menahan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Tawanan tersebut pun mulai memainkan sihir saat tiba di Kota Babil.
Sebagian bangsa Yahudi memang dikenal sebagai bangsa yang sangat dekat dan mahir mempraktikkan ilmu sihir. Dengan pengetahuan sihir yang mereka kuasai, mereka kemudian menakut-nakuti warga Babil dengan membuat lingkaran besar sebagai lingkaran sihir.
Demi melenyapkan ketakutan warga akibat sihir tersebut, maka diutuslah dua malaikat ke Kota Babil, Harut dan Marut oleh Allah. Keduanya diutus untuk mengajarkan sihir kepada warga Babil, mereka mengajarkan sihir bukanlah untuk berbuat kejahatan, sihir yang diajarkan keduanya hanyalah untuk menjelaskan hakikat sihir.
Maka, Harut dan Marut pun turun ke bumi dan mendatangi warga Babil. Dimulailah tugas mereka untuk mengajarkan sihir. Ketika warga mendatangi mereka untuk mempelajari sihir, keduanya memperingatkan agar tak menyalahgunakannya untuk berbuat syirik. “Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, maka sebab itu janganlah kamu kafir,” ujar keduanya.
Harut dan Marut pun kemudian menyampaikan ilmu dasar-dasar sihir dan cara melenyapkan lingkaran besar sihir yang dibuat Yahudi. Keduanya pun memperingatkan bahwa sihir merupakan hal yang dipelajari. Karena dipelajari, sihir tidaklah dapat memberikan manfaat ataupun mafsadat bagi manusia kecuali dengan kehendak Allah.
Setelah selesai tugas Harut dan Marut, keduanya pun kembali ke langit, akan tetapi, warga Kota Babil justru tak mengikuti peringataan Harut dan Marut. Mereka justru berbuat kerusakan dengan ilmu sihir yang diajarkan keduanya, maka semakin rusaklah negeri tersebut.
(mhy) Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment