Dialog ini terjadi di ujung peperangan antara pasukan Imperium Islam yang dipimpin oleh sultan sekaligus panglima besar Shalahuddin Al Ayubi, dengan pasukan Salib yang menguasai Kota Yerussalem, dipimpin oleh Balian, seorang kesatria Inggris yang ditugaskan oleh Raja Baldwin IV untuk menjaga Yerussalem dari serangan Pasukan Salahuddin Al Ayubi
Salahudin :
“Kapankah engkau berikan Yerussalem kepadaku..??”
Balian :
“Sebelum aku kehilangannya, aku akan bumi hanguskan, rata dengan tanah….
Tempat sucimu…, tempat suci kami…, dan setiap hal di Yerusalem yang membuat orang jadi gila”
Salahudin :
“Aku bertanya-tanya, apakah lebih baik jika hal itu tidak kau lakukan.
Apakah engkau yakin hendak menghancurkan Yerusalemnya…?”
Balian :
“Sampai setiap batunya dan setiap ksatria Templar yang kau bunuh, akan membunuh 10 prajurit Saracen, kau akan menghancurkan pasukannya sendiri disini dan tak akan punya pasukan lagi
Aku bersumpah demi Tuhan jika kau rebut kota ini, kau akan berakhir..”
Salahudin :
“Kotamu penuh dengan wanita dan anak-anak.
Jika pasukanku mati, begitu juga kota mu…”
Balian :
“Kau yang meminta perundingan, aku tidak meminta apapun…”
Salahudin :
“Aku akan memberikan semua orang pengawalan kembali ke tanah orang Kristen..,
Setiap orang….wanita,anak-anak, orang tua dan semua Kesatria serta pasukanmu, juga ratumu..Rajamu…, orang seperti dia.., kuserahkan padamu, dan terserah Alloh, apa yang akan dilakukan padanya.
Tak akan ada yang dilukai… Aku bersumpah pada Alloh..”
Balian :
“Tapi… Kesatria Templar membantai setiap Muslim di dalam kota saat mereka merebut kota ini”
Salahudin :
“Aku bukan orang semacam itu,
Aku Salahuddin….Salahuddin…!”
Balian :
“Maka dengan kesepakatan ini, aku menyerahkan Yerusalem kepadamu”
(Salahuddin lega. Perang telah usai. Kesepakatan telah dicapai. Pria ini bukan ksatria Templar yang sombong dan egois seperti yang sudah sudah)
Salahudin :
“salamu alaikum…”
Balian :
“Dan damai sejahtera bersamamu…”
Balian berbalik. Di dalam pikirannya masih banyak sekali pertanyaan.
Kalau bisa seperti ini, kenapa harus berperang, pikirnya, Gara-gara kota ini, semua orang seperti gila. Mengapa tidak bisa hidup bersama dalam damai..?
Dia tidak jadi berbalik. ditatapnya Raja Saracen yang sudah melangkah membelakanginya. Tidak kuasa dia untuk bertanya kepada sosok agung ini.
Balian :
“Apa nilai Yerusalem bagimu…??”
(Salahuddin berhenti, dia menoleh kepada Balian, sambil tersenyum)
Salahudin :
“Tidak ada..”
(Hanya beberapa langkah, Salahuddin tiba-tiba berbalik. Dia menatap balian sambil tersenyum. Dikepalkannya kedua tangannya di dada.)
Salahudin :
“Segalanya…!”
(Balian menatap kepergian Salahuddin. Dia kembali tersenyum. Dia terasa lega dengan jawaban itu)
dikutip dari Jauzan Kalo | ☠01sky_galaofm☠
No comments:
Post a Comment