Sebelum Columbus, Abu Bakar Saudara Mansa Musa Telah Temukan Benua Amerika
Saudara Mansa Musa , orang terkaya sepanjang sejarah dengan kekayaan sebesar USD400 miliar atau setara Rp5.897 triliun, diyakini sebagai penemu Benua Amerika jauh sebelum Christopher Columbus. Saudara Mansa Musa itu bernama Abu Bakar atau Mansa Abubakari II dari Kekaisaran Mali, Afrika yang muslim.
Christopher Columbus mengklaim menemukan Benua Amerika pada tahun 1492. Sedangkan Mansa Abubakari II mendarat di Benua Amerika pada tahun 1312.
Gaoussou Diawara dalam bukunya berjudul "The Saga of Abubakari II" menjelaskan bahwa sejumlah peneliti mengumpulkan bukti tentang pendaratan Abubakari II di pantai Brazil yang saat ini dikenal dengan Pantai Recife.
"Nama lainnya adalah Pernanbuco, yang kami yakini merupakan aberasi dari bahasa Mande untuk tambang emas yang menjadi sumber kekayaan untuk Kekaisaran Mali," jelas Tiemoko Konate dalam buku tersebut.
Catatan lain tentang Abubakari II dan kegemarannya akan ekspedisi telah ditemukan seorang peneliti bernama Khadidjah Djire. Ia mengatakan telah menemukan catatan tentang ekspedisi Abubakari II di Mesir dalam sebuah buku karya Al Omari pada abad ke-14.
Dari sisi ilmiah, seperti dikutip dari The African History, ekspedisi besar Abubakari II bisa terjadi karena adanya arus Canary dan arus Guinea. Kedua arus ini cukup kuat sehingga memungkinkan kapal-kapal dari pesisir barat Afrika berlayar menuju Benua Amerika.
Tidak hanya itu, ahli sejarah dan bahasa, Leo Weiner dari Universitas Harvard dalam bukunya yang berjudul
Africa and the Discovery of America mencantumkan kutipan yang menarik. Weiner menuliskan bahwa Columbus dalam jurnalnya menulis pernyataan penduduk asli Amerika tentang keberadaan orang kulit hitam.
“Orang kulit hitam datang dari tenggara dengan banyak kapal. (Mereka) berdagang menggunakan tombak yang ujungnya dari emas,” tulis Columbus yang kemudian dikutip Leo Weiner dalam bukunya, Africa and the Discovery of America.
Analisis kimia ujung tombak menemukan bahwa emas kemungkinan besar berasal dari Afrika Barat. Columbus dan putranya juga menemukan bahwa penduduk asli Amerika menggunakan sapu tangan seperti yang digunakan di Afrika Barat.
Pelaut Eropa itu juga menyebutkan bahwa suku asli Amerika mengenakan kain yang mirip dengan muslim Moor Spanyol.
Memang, tak ada yang pernah tahu nasib armada Mansa Abubakari II. Namun, tanda-tanda menegaskan bahwa muslim Afrika adalah yang pertama mencapai Amerika, dan bukan pelaut Eropa.
Buku mengenai orang-orang Afrika yakni Abubakari II yang tiba lebih dulu daripada Christopher Columbus juga pernah ditulis oleh Ivan Van Sertima. Dia menulis buku berjudul They Came Before Columbus yang diterbitkan pada 1976.
Ujung Dunia
The African History menyebut seorang cendekiawan Mesir tersohor, Ibn Fadi Al-Umari, menjelaskan ada konsep umum tentang ujung dunia yang berkembang di Kekaisaran Mali pada masa itu. Dipercaya, ujung dunia berada di sisi lain Atlantik. Namun, Abubakari II meragukan konsep itu.
Mansa Abubakari II telah dikenal sebagai raja kaya dengan wilayah yang luas di dunia, yang mencurahkan seluruh kekayaan dan kekuatannya untuk mengejar pengetahuan dan penemuan.
Kemudian, Abubakari II mengirim 200 kapal dengan tujuan untuk menghapus keraguannya. Kapal-kapal itu diwajibkan berlayar menyebrangi Samudra Atlantik untuk mencari tahu apa yang ada di luar sana.
Sayangnya, hanya satu kapal yang kembali. Kapten kapal yang selamat mengklaim kapal-kapal lainnya hilang ditelan lautan. Meski begitu, Abubakari II tidak memercayainya.
Kejadian tersebut justru membuat semangatnya semakin berkobar untuk mencari tahu apa yang sebeneranya ada di sisi lain samudra. Abubakari II lantas membuat 2000 kapal di pesisir Senegambia dengan bantuan para pembuat kapal dari Mesir dan Mali.
Dia mengisi 1000 kapal dengan orang-orang terbaik, ahli sihir, dokter, pelaut dan navigator. Sementara 1000 kapal lainnya memuat bahan pangan dan obat-obatan, hal ini dilakukan untuk bertahan hidup selama dua tahun.
Sebelum memulai ekspedisinya di tahun 1311, Abubakari II menyerahkan takhtanya kepada Mansa Musa. "Sang kaisar menyerahkan kekuasaan dan kekayaan untuk mengejar pengetahuan dan melakukan ekspedisi," tulis Gaoussou Diawara dalam bukunya seperti dikutip BBC.
Mali di Amerika
Nasib ekspedisi Mansa Abubakari ini tidak diketahui nasibnya. Namun ada bukti kedatangan mereka di Amerika. Ada banyak situs arkeologi di Amerika Utara dan Amerika Selatan yang membuktikan keberadaan Mali itu.
Penjelajah dan bajak laut Spanyol awal mencatat kota-kota terlantar di Brasil yang memiliki prasasti yang identik dengan bahasa Mandinka (orang Mali).
Lebih banyak prasasti dalam bahasa Mandinka ditemukan di Amerika Serikat juga. Di dekat Sungai Mississippi, ada banyak prasasti yang mencatat penjelajahan mereka di benua Amerika.
Di Arizona, ditemukan sebuah prasasti yang berbunyi “Gajah-gajah itu sakit dan marah. Saat ini banyak gajah yang sakit”. Prasasti ini juga memuat sketsa kasar gajah.
Gajah bukanlah hewan asli Amerika. Mereka dibawa oleh Mandinka ke Amerika, dan prasasti tersebut adalah bukti perjalanan sukses Mansa Abu Bakar jauh sebelum Columbus.
Diperkirakan Abubakari II sampai di sisi lain Samudra Atlantik pada tahun 1312. Hal tersebut dibuktikan dengan penamaan tempat-tempat yang disinggahi oleh orang-orang Mali, seperti Pelabuhan Mandinga dan Teluk Mandinga.
Pada tahun 1498, Columbus mencatat melihat sebuah kapal yang sarat dengan barang, menuju Amerika, penuh dengan orang Afrika yang mungkin sedang dalam perjalanan untuk berdagang dengan penduduk asli Amerika.
Columbus juga mencatat dalam jurnalnya bahwa penduduk asli Amerika memberitahunya tentang orang kulit hitam Afrika yang datang secara teratur untuk berdagang dengan mereka. Bahkan Colombus tahu bahwa dia bukanlah orang pertama yang menyeberangi Samudera Atlantik.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment