Kisah Dua Putri Nabi Luth yang Selamat dari Azab dan Koreksi terhadap Taurat
Allah menimpakan azab kepada penduduk Sodom yang meliputi Sabah, Sarah, Amarah, dan Duma. Azab ini menewaskan jutaan orang. Penduduk Sodom saja terdiri dari 4 juta jiwa. Dan Allah menyelamatkan Nabi Luth dan putrinya.
Allah menurunkan azab setelah Nabi Luth menyampaikan peringatan akibat perilaku seks menyimpang mereka. Nabi Luth memohon kepada Allah:
قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ
إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ
ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ
Dia (Luth) berkata, Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.
(Luth berdoa): Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.
Lalu Kami selamatkan ia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu) maka amat buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan.” ( QS Asy-Syu'araa' : 168-173).
Buku Ensiklopedia Wanita Al-Quran menyebut dua putri Nabi Luth yang diselamatkan itu adalah Rita dan Za’wara. Mereka berdua adalah wanita mukmin dan suci. Keduanya diselamatkan Allah dari azab yang dahsyat itu. Sedangkan istri Nabi Luth AS termasuk ke dalam orang-orang yang binasa.
Hanya saja, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Hakim dari Ibnu Abas , disebutkan bahwa putri Nabi Luth yang diselamatkan bukan dua, melainkan tiga orang.
Ibnu Abas mengisahkan bahwa pada malam hari desa itu diangkat sampai ia berada di antara langit dan bumi, sehingga mereka mendengar suara-suara burung di udara. Kemudian desa itu dijungkirbalikkan, lalu keluarlah angin kencang kepada mereka.
Barangsiapa terkena angin itu, pastilah ia mati. Dan barangsiapa yang kabur dari desa tersebut, maka ia akan dikejar oleh angin tersebut yang berubah menjadi batu yang akan membunuhnya.
Menurut Ibnu Abbas, lalu Luth pergi dengan ketiga putrinya. Ketika dia sampai di suatu tempat di kota Syam, putrinya yang besar meninggal, maka keluarlah darinya mata air yang bernama Wariyah.
Luth terus berjalan hingga tiba di tempat yang dikehendaki oleh Allah, dan putrinya yang termuda mati, maka memancarlah dari sisinya mata air yang diberi nama Ra'ziyah. Putri Luth yang masih hidup adalah yang tengah.
Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak Alas Shahihain, 2/375, dalam Kitab Tafsir (tafsir surat Hud). Hakim berkata, "Ini adalah hadits shahih di atas syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya." Tashih-nya disetujui oleh Dzahabi.
Koreksi Penyimpangan
Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menyatakan hadits ini juga mengoreksi Taurat yang menyebut putri Nabi Luth ada dua yang diselamatkan.
Siapa yang membaca Taurat, maka dia mendapati banyak peristiwa tentang Luth dengan alur cerita yang jelas. Al-Qur'an membenarkan banyak kejadian dan peristiwa yang dikisahkan dalam Taurat itu.
"Hanya saja, di dalamnya terdapat penyimpangan-penyimpangan, dan sebagian di antaranya tampak sepele, sedangkan yang lainnya termasuk penyimpangan yang besar dan berbahaya," ujar Syaikh Umar.
Selain tentang jumlah putri Nabi Luth, salah satu koreksi itu adalah penyimpangan Taurat tentang apa yang dinisbatkan kepada Nabiyullah Luth secara dusta dan palsu. Mereka mengklaim bahwa Luth yang menghabiskan seluruh umurnya untuk memerangi perbuatan keji telah berzina dengan kedua putrinya.
Taurat mengisahkan kedua putri Luth bersekongkol setelah mereka keluar dari desa yang diazab dan tinggal di sebuah gua di gunung dekat kota Shauar.
Kedua putrinya itu khawatir jika keturunan bapaknya akan terputus, maka keduanya menyuguhkan khamr kepadanya selama dua malam berturut-turut sampai dia teler.
Selanjutnya, putrinya yang tertua tidur bersamanya di malam pertama dan diteruskan dengan adiknya di malam berikutnya, hingga keduanya hamil darinya.
Dari keturunan putri pertamanya adalah Muabiyin dan dari keturunan kedua adalah Amuniyin.
"Demi Allah, mereka telah berdusta," ujar Syaikh Umar. Menurut dia, rasul-rasul Allah terjaga dari perbuatan keji. Tidak mungkin Allah membiarkan Nabi-Nya terjerumus ke dalam perbuatan keji seperti ini. Justru dialah orang suci yang memerangi kemungkaran ini.
"Tidak mungkin putri-putri Luth yang shalihah yang telah diselamatkan oleh Allah dari kota orang-orang yang diazab karena kesuciannya, melakukan perbuatan keji seperti ini dengan ayahnya," jelasnya.
Barangsiapa membaca kisah Luth di dalam Al-Qur'an dengan kisah yang terperinci, ujarnya lagi, maka keyakinannya pasti bertambah bahwa para penyeleweng dalam Taurat telah berdusta.
"Perincian yang terkait dengan putri-putri Luth dalam Taurat adalah batil lagi palsu. Pembaca hadits mendapati seolah-olah hadits ini dipaparkan untuk membantah tuduhan-tuduhan dusta yang dialamatkan kepada Luth," kata Syaikh Umar.
Tiga Malaikat
Sementara itu, dalam buku "Rangkaian Cerita Al-Quran" karya Bey Arifin dijelaskan Nabi Luth memohon kepada Allah jika sekiranya rakyat Sodom sudah tidak dapat diajak dalam kebenaran, berikanlah azab kepada mereka. Allah menerima permohonan Nabi Luth dengan mengirimkan tiga malaikat, menyamar sebagai manusia biasa ke Negeri Sodom. Mereka menyamar sebagai laki-laki tampan.
Ketika malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa itu sampai di Sodom, mereka bertemu putri Nabi Luth yang sedang mengambil air dari sebuah perigi. Mereka kemudian meminta kepada putri Luth agar diperbolehkan menginap di rumahnya.
Namun, putri Nabi Luth tidak berani mengambil keputusan, ia harus meminta izin dahulu kepada ayahnya. Setelah mendengar cerita anaknya, awalnya Nabi Luth bingung karena menerima tamu yang tampan itu akan sangat berisiko. Kaum laki-laki tidak akan tinggal diam saat melihat tamu yang tampan. Pasti mereka akan mengambil tamu-tamu tersebut dengan segala cara.
Akhirnya Nabi Luth bersedia menerima tamu-tamu tersebut. Beliau akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi pada tamunya. Beliau pasrahkan semuanya kepada Allah dan yakin Allah akan melindungi keluarga dan tamu-tamunya.
Nabi Luth menjemput tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan memasukkan mereka ke rumahnya di saat rakyat Sodom sedang tertidur. Tak lupa Nabi Luth berpesan kepada keluarganya agar merahasiakan tamu yang ada di rumahnya. Ternyata istri Nabi Luth sendiri yang membocorkan rahasia tersebut. Ketika istri Nabi Luth berkata bahwa tamu mereka sangat tampan dan gagah, kaumnya semakin heboh.
Apa yang dikhawatirkan Nabi Luth pun terjadi. Kaumnya berdatangan ke rumahnya ingin melihat ketampanan tamu Luth. Namun, Nabi Luth menolak kedatangan mereka dan menyuruh mereka meninggalkan kebiasaan mereka yang sangat keji tersebut sebelum azab Allah datang pada mereka.
Perkataan Nabi Luth tidak didengar, bahkan mereka mengancam akan membuka paksa rumahnya. Nabi Luth kemudian berbicara kepada tamunya atas apa yang terjadi dengan kaumnya dan berkata tidak memiliki kekuatan lagi untuk menghadapi kaumnya. Beliau meminta maaf karena tidak dapat melindungi tamunya dari serbuan kaumnya.
Tamu Nabi Luth kemudian berkata bahwa mereka adalah malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus Allah untuk memberikan azab kepada kaum Luth yang membangkang. Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal.” ( QS Al-Qamar (54): 37-38)
Para malaikat yang menyamar menyarankan Nabi Luth agar membuka pintu rumahnya. Namun ketika mereka masuk ke rumah Nabi Luth mata mereka menjadi buta tidak dapat melihat sekelilingnya. Lalu mereka berteriak kenapa hal tersebut terjadi.
Para malaikat kemudian menyuruh Nabi Luth dan keluarganya segera meninggalkan kampungnya dan jangan menengok ke belakang karena azab Allah akan datang kepada kaumnya yang membangkang.
Nabi Luth dan keluarganya pergi meninggalkan kaumnya tanpa menoleh ke belakang sedikit pun, kecuali istrinya yang terus menoleh ke belakang ingin tahu apa yang terjadi kepada kaumnya. Istri Nabi Luth seolah tak percaya kepada perkataan malaikat yang akan menurunkan azab kepada kaumnya.
Akhirnya, istri Nabi Luth tertinggal ketika Nabi Luth dan putrinya sudah berada di batas kota Sodom. Sewaktu fajar tiba datanglah azab pada rakyat Sodom. Bumi bergetar dengan dahsyatnya disertai angin topan dan hujan batu sehingga menghancurkan kota Sodom dan rakyatnya.
Nabi Luth, putrinya, beserta orang-orang yang beriman dengannya dihindarkan Allah dari siksa hebat itu karena mereka orang-orang beriman. Tetapi istri Luth turut musnah karena dia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment