Kisah Nabi Uzair yang Tertidur 100 Tahun

Kisah Nabi Uzair yang Tertidur 100 Tahun
Kisah Nabi yang tertidur selama 100 tahun merupakan salah saatu tanda-tanda kebesaran Allah. Foto/dok alnurceyhan.com
Dikisahkan, seorang hamba Allah melewati satu negeri yang kosong tanpa penduduk dan telah runtuh setelah kehancuran Nebukadnezar. Kemudian hamba itu berkata: "Bagaimana Allah akan menghidupkan negeri ini kembali setelah mati?" Maka Allah menidurkannya selama 100 tahun lalu menghidupkannya kembali.

Kisahnya diabadikan oleh Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an. Hamba Allah yang dimaksud ialah Uzair. Al-Qur'an tidak menyebutnya sebagai Nabi, namun para ulama menyatakan bahwa Uzair adalah seorang Nabi di antara 313 orang Rasul utusan Allah.

Ibnu Katsir mengatakan, pendapat yang masyhur menyatakan Uzair adalah seorang Nabi yang diutus kepada Bani Israil. Riwayat lain menyebut beliau adalah seorang pemuka agama dari Bani Israel yang hidup sebelum kelahiran Nabi Isa 'alahissalam.

Berikut firman-Nya:

اَوۡ كَالَّذِىۡ مَرَّ عَلٰى قَرۡيَةٍ وَّ هِىَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوۡشِهَا ‌ۚ قَالَ اَنّٰى يُحۡىٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَا ‌ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ‌ؕ قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَ‌ؕ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٍ‌ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَةَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡ‌ۚ وَانْظُرۡ اِلٰى حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ‌ وَانْظُرۡ اِلَى الۡعِظَامِ كَيۡفَ نُـنۡشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوۡهَا لَحۡمًا ‌ؕ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ

"Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?" Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, "Berapa lama engkau tinggal (di sini)?" Dia (orang itu) menjawab, "Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari." Allah berfirman, "Tidak! Engkau telah tinggal 100 tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, "Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS Al-Baqarah Ayat 259)

Nabi Uzair dihidupkan kembali setelah 100 tahun tertidur. Allah menghidupkan kembali jasadnya sebagaimana sebelum beliau tertidur. Nabi Uzair bertemu ahli keluarga dan masyarakat. Setelah itu beliau menunggang keledai dan pergi ke rumahnya sendiri yang ditinggalkannya 100 tahun dahulu dan menemui seorang wanita buta yang berusia 120 tahun.

Beliau bertanya kepadanya, adakah rumah itu kepunyaan Uzair? Wanita itu mengiyakannya dan menyatakan bahwa Uzair sudah dilupakan orang. Akhirnya, beliau meyakinkan wanita itu bahwa dirinya adalah Uzair. Wanita itu pun mengumumkan kepada orang ramai (kaum Yahudi) bahwa Uzair sudah kembali.

Uzair pun didatangi anaknya sendiri yang berusia 118 tahun. Sewaktu beliau ditidurkan, anaknya berusia 18 tahun. Lalu anaknya mengatakan bahwa ayahnya dulu memiliki tanda kelahiran di antara dua bahunya. Beliau pun menunjukkan tanda kelahiran itu.

Kaum Yahudi Menyebut Uzair Anak Allah
Al-Qur'an mengisahkan sikap orang-orang Yahudi yang melampaui batas karena menyebut Uzair sebagai anak Allah. Orang-orang Yahudi menyebutnya 'Izra dan dianggap pahlawan karena menulis salinan Kitab Taurat.

Kala itu tidak ada satu pun yang menghafal Kitab Taurat setelah semuanya dibakar pada zaman penyerangan Raja Bukhtunasar. Maka mereka meminta Uzair mengeluarkan satu-satunya salinan Taurat yang disembunyikan oleh ayahnya sendiri bernama Sarukha.

Ketika Nabi Uzair mengeluarkan salinan Kitab Taurat dari tempat persembunyiannya, didapatinya kertasnya sudah rusak dan berderai. Maka Uzair pun duduk sambil memikirkan bagaimana beliau dapat menulis kembali Kitab Taurat itu.

Saat berada di hadapan orang-orang Yahudi, tiba-tiba dua bintang jatuh dari langit dan menghentak dadanya dan seketika membuka ingatannya. Lalu Uzair menulis kembali Kitab Taurat itu.

Melihat itu, orang-orang Yahudi mengatakan Uzair adalah anak Allah disebabkan dua perkara. Pertama, penyaksian mereka terkait jatuhnya dua bintang dari langit. Menurut pandangan mereka, ini adalah tanda sebagai anak Tuhan. Perkara kedua adalah Nabi Uzair mampu menyalin Kitab Taurat hanya melalui ingatannya.

Anggapan berlebihan orang-orang Yahudi ini pun mendapat laknat dari Allah. Berikut firman-Nya Al-Qur'an:

وَقَالَتِ الۡيَهُوۡدُ عُزَيۡرُ ۨابۡنُ اللّٰهِ وَقَالَتِ النَّصٰرَى الۡمَسِيۡحُ ابۡنُ اللّٰهِ‌ؕ ذٰ لِكَ قَوۡلُهُمۡ بِاَ فۡوَاهِهِمۡ‌ ۚ يُضَاهِئُونَ قَوۡلَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ‌ ؕ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ‌ۚ اَنّٰى يُؤۡفَكُوۡنَ

"Dan orang-orang Yahudi berkata, "Uzair putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih putra Allah." Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?" (QS. At-Taubah Ayat 30)

Dalam Tafsir Kemenag disebutkan bahwa Uzair hidup di sekitar tahun 457 sebelum Masehi. Dia seorang pengarang ulung, pendiri suatu perhimpunan besar, dan rajin mengumpulkan naskah-naskah Kitab Suci dari berbagai daerah.
Dialah yang memasukkan huruf-huruf Kaldea atau Arami sebagai pengganti huruf-huruf Ibrani kuno. Dia juga yang menulis hal-hal yang terkait dengan peredaran matahari, dan menyusun kembali kitab-kitab bermutu yang telah berantakan. Semasa hidupnya, ia dianggap sebagai masa kesuburan agama Yahudi, karena dialah penyair syariat Taurat yang terkemuka, menghidupkan syariat itu kembali sesudah sekian lama dilupakan orang.

Karena itu kaum Yahudi menganggapnya sebagai orang suci yang lebih dekat kepada Allah. Bahkan sebagian dari mereka yang fanatik menganggap dan memanggilnya dengan "anak Allah". Meskipun hanya sebagian kaum Yahudi yang berkeyakinan demikian tetapi tidak ada yang membantahnya dan mengingkarinya.

Allah mengutuk mereka karena tidak mau kembali ke akidah tauhid bahwa Allah itu Esa. Adapun Uzair dan Isa Al-Masih bukanlah anak Allah melainkan hamba yang saleh, taat kepada Allah, mulia dan dihormati.

(rhs
Rusman H Siregar

No comments: