Kudeta di Kerajaan Nabi Daud, Absalom Putra Sulung Terbunuh
Kudeta sempat mewarnai Kerajaan Nabi Daud . Putra tertua Nabi Daud, Absalom melancarkanmakar setelah membaca gelagat dirinya tak bakal ditunjuk ayahnya sebagai pengganti raja. Gerakan Absalom sempat sukses. Ia dan para pendukungnya berhasil membuat Nabi Daud meninggalkan Jerusalem. Hanya saja, pada saat Nabi Daud merebut kembali tahtanya, Absalom tewas.
Buku "Cara Kaya Seperti Nabi Sulaiman" karya Ahmad Zainal Abidin menuturkan Absalom melancarkan kudeta setelah membaca gelagat bahwa Nabi Daud akan menunjuk Sulaiman sebagai penggantinya. Absalom menganggap dirinya yang paling pantas meneruskan tahta kerajaan dibanding Sulaiman.
Pertama, dia adalah anak sulung. Selain itu, Absalom juga merasa mempunyai badan yang lebih kuat, kekar, dan tidak seperti Sulaiman yang berbadan lebih kecil daripada dia. Absalom juga merasa dirinya lebih pintar, cerdik, dan lebih berpengalaman dibanding Sulaiman.
Absalom merasa diperlakukan tidak adil oleh ayahnya. Langkah pertama yang dilakukan Absalom sebelum melancarkan kudeta adalah melakukan pendekatan kepada rakyat dengan penuh kasih sayang demi mendapat dukungan dan memberikan janji-janji manis.
Absalom terjun langsung pada rakyat kecil dan mencoba mencari simpati rakyat dengan mencoba menyelesaikan pelbagai persoalan yang terjadi dan mempersatukan rakyat di bawah pengaruhnya.
Begitu pengaruhnya dirasa sudah kian meluas, Absalom merasa sudah waktunya untuk mengambil alih tahta kerajaan melalui kekuatan rakyat.
Absalom menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri dalam rangka menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya. Bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka itulah waktu yang tepat bagi mereka untuk berkumpul, kemudian mengumumkan pengangkatan Absalom sebagai raja Bani Israil, menggantikan Nabi Daud.
Layaknya sebuah aksi demonstrasi besar-besaran, rakyat yang mendukung Absalom itu menuju istana raja Nabi Daud sambil beriringan.
Setiap jalanan dikerumuni orang sambil berteriak agar raja Daud turun dari tahta, dan menyatakan Absalom sebagai raja mereka. Sebagian di antara mereka yang masih setia dengan Nabi Daud pun tidak sudi melepaskan kerajaan begitu saja. Mereka pun melakukan perlawanan balik, sehingga terjadilah bentrokan.
Para pendukung Nabi Daud melakukan perlawanan demi mempertahankan kerajaan, sementara pasukan pendukung Absalom terus datang mengerumuni kerajaan. Bentrokan pun tidak terelakkan. Istana menjadi kacau balau.
Nabi Daud sungguh merasakan kesedihan yang sangat mendalam atas tragedi yang menimpa negerinya, apalagi itu didalangi oleh putranya sendiri.
Nabi Daud berusaha untuk tetap mengontrol emosinya agar tidak melakukan sebuah tindakan yang akan kian memperparah keadaan, apalagi jika rakyat yang menjadi korban.
Nabi Daud berusaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang akan menambah korban lagi dengan mengambil keputusan meninggalkan istana bersama para pekerjanya. Mereka menyeberang Sungai Jordan menuju Bukit Zaitun.
Ketika Nabi Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, Absalom memasuki kerajaan diiringi oleh para pengikutnya ke kota.
Di Bukit Zaitun, Nabi Daud melakukan sholat Istikharah dan bermunajat pada Allah SWT untuk minta pertolongan agar kerajaan dan negaranya diselamatkan dari segala bentuk malapetaka akibat perbuatan putranya sendiri yang haus akan kekuasaan.
Setelah Nabi Daud melakukan sholat Istikharah, akhirnya ia mengambil keputusan untuk merebut kembali kerajaan.
Nabi Daud mengirim tentara dan beberapa orang yang setia untuk merebut kembali kerajaannya dari Absalom. Nabi Daud berpesan pada komandan pasukannya untuk bertindak bijaksana dan berusaha untuk menghindari pertumpahan darah. Nabi Daud juga berpesan agar Absalom bisa ditangkap hidup-hidup.
Namun, takdir menunjukkan kenyataan lain. Komandan yang telah berhasil mengepung istana tidak mampu lagi berbuat-apa-apa, kecuali membunuh Absalom karena tidak bisa menyerahkan diri dalam kondisi terkurung.
Terbunuhnya Absalom dan hilangnya kekuatan-kekuatan tentara lain yang mendukungnya mengantarkan Nabi Daud menduduki singgasana kerajaan. Yerusalem kembali menjadi kota yang tenang dan damai sebagaimana sediakala.
Ketika Nabi Daud menduduki tahta kerajaan Bani Israil selama 40 tahun, wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut. Lalu, Sulaiman dinobatkan sebagai raja sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Diberi Hikmah
Nama Sulaiman disebutkan sebanyak 27 kali di dalam al-Quran. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Nabi Sulaiman adalah orang yang telah diberi hikmah yang luar biasa, sebuah karunia yang tidak semua orang mendapatkannya, kecuali atas kehendak dan izin Allah SWT.
Sejak masih kanak-kanak, berusia belasan tahun, dalam dirinya sudah tampak tanda-tanda kecerdasan, kepandaian, dan ketelitian dalam menimbang serta memutuskan sebuah persoalan.
Dalam al-Qur'an dijelaskan:
“Maka, Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah kami berikan hikmah dan ilmu. Dan, telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan, Kami-lah yang melakukannya.” ( QS al-Anbiyaa (21): 79).
Ketika Nabi Daud masih menduduki tahta kerajaan, Sulaiman masih kecil, kerap diajak ikut mendampingi dalam tiap sidang yang diadakan dalam rangka menangani pelbagai perkara pertikaian dan perselisihan yang terjadi di masyarakat.
Nabi Daud sengaja mengajak Sulaiman menghadiri sidang peradilan untuk mengajari Nabi Sulaiman. Bahkan, Nabi Daud sering melakukan proses pertimbangan bersama Nabi Sulaiman ketika menghadapi perkara. Hal itu dilakukan untuk melatih dan mendidik Sulaiman agar suatu saat nanti siap menjadi pemimpin kerajaan.
Nabi Daud mempunyai perhatian luar biasa terhadap Sulaiman. Apalagi sejak kecil, Sulaiman sudah menunjukkan tanda-tanda kecerdasan yang melebihi rata-rata anak seumurannya.
Nabi Daud menaruh harapan yang besar kepada Sulaiman untuk menjadi penerusnya kelak. Kasih sayang Nabi Daud kian hari kian bertambah pada Sulaiman, karena selain memiliki kecerdasan, Sulaiman juga mempunyai perangai yang bagus, luhur budi pekertinya, tutur kata yang lembut dan halus, serta sopan pada semua orang.
Nabi Daud menyiapkan Sulaiman sebagai sosok penerus kerajaan sejak dini.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment