Misteri Wafatnya Nabi Zakariya, Tukang Kayu yang Digergaji
Ada dua pendapat perihal kisahwafatnya Nabi Zakariya as . Ada yang menyebutkan bahwa Nabi Zakariya meninggal karena dibunuh, dan ada menyebut meninggal dengan cara yang normal.
Nabi Zakariya as adalah nabi yang diutus Allah SWT untuk Bani Israil . Pekerjaan Nabi Zakaria adalah tukang kayu. Dia mencari nafkah dengan keringatnya sendiri.
Sebagaimana dari Abu Hurairah , Rasulullah bersabda:
كَانَ زَكَرِيَّا عليه السَّلامُ نجَّاراً9
"Nabi Zakariya adalah seorang tukang kayu." (HR Muslim 4384 dan Ibnu Majah 2141).
Nabi Zakariya AS hidup bersama putranya, Nabi Yahya as . Walaupun Nabi Yahya sering menyendiri.
Adil Musthafa Abdul Halim dalam bukunya berjudul "Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Quran" menceritakan saat Nabi Zakariya mengetahui kematian anaknya dan mengetahui Allah mengubur hidup-hidup orang yang membunuhnya, dia melarikan diri menuju kebun di Baitul Maqdis.
Saat Nabi Zakariya melewati pepohonan, pepohonan tersebut memanggilnya, “Wahai Nabi Allah, datanglah mendekat ke sini ke arahku.”
Nabi Zakariya datang mendekatinya dan pohon tersebut segera membuka diri sehingga dia dapat masuk dan bersembunyi. Sayangnya, ada iblis yang sedang menyaksikan persembunyian Nabi Zakariya.
Iblis segera memotong kain bajunya. Kemudian Iblis membawanya sebagai bukti keberadaan Nabi Zakariya kepada orang-orang yang sedang mencarinya. Mendengar laporan iblis, mereka berkata “Kami tidak mempercayaimu”.
Iblis lalu menunjukkan bukti sepotong kain baju Nabi Zakariya. Sontak, ketika melihatnya, mereka terkejut dan meminta ditunjukkan lokasi pohon tempat pesembunyian Nabi Zakariya. Ketika mereka sudah mengetahui, mereka mengambil kapak dan menghantam pohon tersebut sampai terbelah dua.
Hantaman kapak membuat Nabi Zakariya yang tengah bersembunyi terbunuh.
Digergaji
Ibnu Katsir menyatakan tentang kematian Nabi Zakariya karena dibunuh juga diriwayatkan oleh Abdul Mun'im bin Idris bin Sinan, dari ayahnya, dari Wahab bin Munabbih.
“Ketika itu Zakariya melarikan diri dari kejaran kaumnya, lalu ia masuk ke dalam sebuah pohon. Dan saat kaumnya mengetahui bahwa ia berada di dalam pohon, maka mereka mengambil sebuah gergaji dan menggergaji pohon tersebut.
Lalu pada saat gergaji itu sedikit lagi mencapai dirinya, Allah mewahyukan, “Apabila eranganmu tidak berhenti, maka Aku akan membalikkan negerimu dan semua orang yang ada di atasnya.”
Namun saat itu juga erangan Zakaria berhenti, hingga ia akhirnya terbelah menjadi dua."
Hanya saja, hal yang berbeda diriwayatkan oleh Ishaq bin Bisyr, dari Idris bin Sinan, dari Wahab bin Munabbih. Ia berkata, “Orang yang terbunuh di dalam pohon adalah Yesaya, sedangkan Zakariya meninggal dunia dengan cara yang wajar”.
Lepas dari itu, kaum Bani Israil adalah kaum yang sering membunuh nabi. Allah berfirman:
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.”
Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.”
Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.” ( QS Al-Baqarah: 61 )
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment