Persiapan Pernikahan Agung Tapi Sederhana, Antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah

 Ali bin Abi Thalib dan Fatimah melangsungkan pernikahan secara sederhana. Ilustrasi pernikahan

Ali bin Abi Thalib dan Fatimah melangsungkan pernikahan secara sederhana. Ilustrasi pernikahan

Foto: antarafoto
Ali bin Abi Thalib dan Fatimah melangsungkan pernikahan secara sederhana
– Pernikahan antara Ali bin Abi Thalib dengan putri Rasulullah ﷺ merupakan pernikahan agung antara dua pasangan yang mulia.

Wanita terbaik dari kalangan Ahlul Bait, Fathimah radhiyallahu 'anha dinikahkan dengan pria terbaik dari kalangan Ahlul Bait, Ali bin Abu Thalib, radhiyallahu 'anhu. Rasulullah ﷺ begitu mencintai Ali sebagaimana sangat mencintai putrinya ini.

Setelah lamaran Ali bin Abi Thalib terhadap Fathimah diterima Rasulullah ﷺ, dia pun mempersiapkan segala sesuatunya bagi pernikahan mereka agar penuh berkah dan sakral. Ali akan menikahi wanita suci yang taat kepada Allah ﷻ, dan mukminah dengan garis keturunan mulia. 

Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Adapun Rasulullah ﷺ, beliau mempersiapkan kain khamil (kain putih yang terbuat dari wol dan bertekstur kasar) geriba air, dan bantal kulit yang diisi serabut untuk putrinya. Tidak hanya itu, beliau juga menyiapkan dua batu penggiling gandum, kantong air, dua tempayan, tikar bermotif garis, minyak wangi, dan beberapa baju untuk Fatimah. (HR Ibnu Majah, Ahmad) 

Rasulullah ﷺ menugaskan sejumlah sahabat untuk membeli semua itu, setelah sebelumnya Ali menyerahkan hasil penjualan zirahnya kepada beliau. Beliau menugaskan Bilal, Ammar bin Yasir, dan Salman al-Farisi dengan dipimpin oleh Abu Bakar untuk membeli barang-barang tersebut.

Mereka kemudian bersama-sama berangkat menuju pasar. Ketika ditawari barang yang layak, mereka tidak langsung membelinya sebelum memperlihatkannya kepada Abu Bakar. Jika Abu Bakar menganggapnya bagus, barulah mereka membelinya. (Al-Amali dan Biharul Anwar

Lihatlah bagaimana uluran tangan mereka dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka lebih mementingkan kebutuhan sesama muslim daripada diri sendiri, sampai-sampai Utsman menghadiahkan zirah yang telah dibelinya kepada Ali. 

Semua itu merupakan bukti betapa kuatnya kasih sayang dan cinta yang terbina di antara Sahabat dengan kalangan Ahlul Bait. Allah Mahabenar, Dia telah menggambarkan jalinan tersebut di dalam firman-Nya: 

مُحَمَّدٌ رَّسُوۡلُ اللّٰهِ‌ ؕ وَالَّذِيۡنَ مَعَهٗۤ اَشِدَّآءُ عَلَى الۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ ‌ تَرٰٮهُمۡ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضۡوَانًا‌ۖسِيۡمَاهُمۡ فِىۡ وُجُوۡهِهِمۡ مِّنۡ اَثَرِ السُّجُوۡدِ‌ ؕ ذٰ لِكَ مَثَلُهُمۡ فِى التَّوۡرٰٮةِ ۛ ۖۚ وَمَثَلُهُمۡ فِى الۡاِنۡجِيۡلِ ۛۚ كَزَرۡعٍ اَخۡرَجَ شَطْئَـهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسۡتَغۡلَظَ فَاسۡتَوٰى عَلٰى سُوۡقِهٖ يُعۡجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَـغِيۡظَ بِهِمُ الۡكُفَّارَ‌ ؕ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنۡهُمۡ مَّغۡفِرَةً وَّاَجۡرًا عَظِيۡمًا 

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.

Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar." (QS Al-Fath Ayat 29) 

Itulah pernikahan yang mudah dan sederhana. Mudah dalam peminangannya, sederhana dalam maharnya, namun tetap mempertahankan substansi dari pernikahan itu sendiri. Tidak ada yang berlebihan ataupun kekurangan dalam pernikahan mereka. Tidak mungkin ada unsur yang memberatkan pernikahan itu sementara Rasulullah sendiri hadir di tengah-tengah mereka.   

Oleh karena itulah Allah mengganjar Ali, Fatimah, dan kedua putranya dengan kepemimpinan di dunia dan di akhirat. Semoga Allah memberkahi keturunan mereka yang suci, dan senantiasa menjadikan keturunannya sebagai pribadi yang baik dan dicintai semua orang.ROl

No comments: