Tanda Kiamat Sudah Dekat, Salah Satunya Sifat Rakus Kian Dahsyat

Tanda Kiamat Sudah Dekat, Salah Satunya Sifat Rakus Kian Dahsyat
Di antara tanda Kiamat sudah dekat yaitu sifat rakus dan serakah yang diperturutkan manusia di zaman ini. Foto/dok Mabruk Channel
Di antara tanda-tanda Kiamat sudah dekat disebutkan oleh ulama Hadhramaut Yaman Al-Quthub Al-Habib Umar Bin Seggaf Ash-Shofi As-Seggaf (1154-1216 H) dalam Kitabnya Tanbihul Ghofil Wa Irsyadul Jahil, Halaman 109:

ومن علامات الساعة واقتراب القيامة اشتداد الحرص في آخر الزمان كما في احاديث العلامات، ولا يزدادون على الدنيا الا حرصا، وفي حديث : (( واغنياؤكم بخلاؤكم ))، لكون المال في آخر الزمان لا يجتمع غالبا الا من الشبهات، فلا تسوق صاحبها الى خير اصلا الا من رحم الله، وقليل ما هم.

"Di antara tanda-tanda Kiamat dan kedekatannya yaitu sifat rakus yang semakin dahsyat di akhir zaman. Sebagaimana di dalam hadis-hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tentang tanda-tanda kiamat, dan tidaklah mereka bertambah di atas dunia kecuali rakus. Dan di dalam hadis Nabi disebut: "Dan orang-orang kaya dari kalian adalah orang-orang yang paling bakhil di antara kalian, karena harta di akhir zaman sudah menjadi kebiasaan terkumpul dari perkara-perkara syubhat. Yang mana tidak akan menggiring pemiliknya kepada kebaikan sama sekali kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah, dan mereka sangat sedikit."

Pengertian Rakus
Rakus disebut juga Tamak yang artinya cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan dosa besar. Dalam istilah lain, rakus disebut juga serakah yaitu sikap yang selalu ingin memperoleh sesuatu yang banyak untuk diri sendiri tanpa memperhatikan orang lain.

Orangrakus selalu mengharap pemberian orang lain, namun dia sendiri bersikap pelit atau bakhil. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengingatkan hal ini: "Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat." (HR. Al-Bukhari 6436)

Terkait makna Syubhat dalam kalam di atas merupakan istilah yang menyatakan tentang keadaan yang samar tentang kehalalan atau keharaman dari sesuatu. Imam Ahmad menafsirkan bahwa syubhat ialah perkara yang berada antara halal dan haram yakni yang betul-betul halal dan betul-betul haram. Beliau berkata: "Barangsiapa yang menjauhinya, berarti dia telah menyelamatkan agamanya. Yaitu sesuatu yang bercampur antara yang halal dan haram."

Fakta di zaman ini, tak sedikit di antara manusia yang mendapatkan rezekinya dari perkara syubhat. Bahkan perkara haram pun tak diindahkan lagi. Semua dilakukan karena sifat rakus dan tamak yang menguasai banyak orang.

Bagi orang beriman, hendaknya menjaga diri dan keluarganya dari sifat rakus. Mudah-mudah kita bisa mengamalkan sabda Nabi berikut: "Sungguh beruntung orang-orang yang masuk Islam, mendapatkan rezeki secukupnya, dan ia merasa cukup (qana'ah) dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya." (HR Muslim)

Dalam riwayat lain: "Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa." (HR Bukharim, Muslim)
(rhs)
Rusman H Siregar

No comments: