Tips Imam Syafi'i Agar Hati Terbuka dan Mudah Memahami Ilmu
Siapa yang tak kenal Imam Asy-Syafi'i (Muhammad Bin Idris As-Syafi'i)? Selain Hafizh di usia mudanya, beliau juga menguasai ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih. Bahkan di bidang ilmu Hadis beliau dijuluki Nashirus Sunnah (pembela sunnah).
Imam Syafi'i punya tips agar hati terbuka dan mudah memahami serta menghafalkan ilmu. Dalam istilah tasawuf, Futuh artinya terbukanya pemahaman melalui hati.
Orang yang mendapatkan ilmu Futuh termasuk karunia besar Allah kepada hamba-Nya. Berikut pesan Imam As-Syafi'i sebagaimana dijelaskan Ustaz Ubaidillah Arsyad Djaelani.
سمعت حرملة بن يحيى يقول : سمعت الشافعي يقول : "..... من أحب أن يفتح الله له قلبه أو ينوره ، فعليه بترك الكلام فيما لا يعنيه ، وترك الذنوب واجتناب المعاصي ، وليكن له فيها بينه وبين الله خبيئةٌ من عمل ، فإنه إذا فعل ذلك فتح الله عليه من العلم ما يشغله عن غيره".
(كتاب مناقب الشافعي، للإمام البيهقي، ج ٢ ص ١٧١ ، مكتبة دار التراث)
"Saya mendengar Imam Harmalah berkata: Saya mendengar Imam asy-Syafi’i mengatakan: "..... siapa yang menginginkan hatinya difutuhkan dan disinari cahaya oleh Allah, maka hendaknya dia meninggalkan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya, meninggalkan dosa, menjauhi segala kemaksiatan, memiliki amal saleh khusus yang hanya diketahui oleh dirinya dan Allah semata. Oleh karena itu, jika ada yang bisa melakukan itu semua, maka Allah akan bukakan hatinya menerima luasnya ilmu yang tidak mudah dicapai oleh orang lain." (Kitab Manaqib asy-Syafi'i karya Imam al-Baihaqi, juz 2 Hal. 171)
قال الشافعي : "من أحب أن يفتح الله قلبه ويرزقه العلم فعليه بالخلوة وقلة الأكل وترك مخالطة السفهاء وبغض أهل العلم الذين ليس معهم إنصاف ولا أدب".
(كتاب بستان العارفين، للإمام النووي، ج ١ ص ٥٣ & كتاب مناقب الشافعي، للإمام البيهقي، ج ٢ ص ١٧٢ ، مكتبة دار التراث)
"Imam Syafi'i berkata: Siapa yang menginginkan hatinya difutuhkan oleh Allah dan dianugerahkan ilmu, maka hendaknya dia melakukan khalwat (menjauhkan diri dari keramaian yang penuh kemaksiatan), sedikit makan, meninggalkan pergaulan dengan orang-orang bodoh, dan membenci orang yang berilmu yang tidak memiliki sifat inshaf (objektif) dan adab." (Kitab Bustanul 'Arifin karya Imam an-Nawawi, juz. 1 hal. 53 dan Kitab Manaqib Imam Asy-Syafi'i karya Imam al-Baihaqi juz 2 Hal 172, cet Darut Turats)
(rhs)Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment