Daya Goda Wanita Lebih Dahsyat dari Setan
Benarkah ? Begini PenjelasanGodaan (tipu daya) wanita itu, ternyata lebih besar daripada godaan atau tipu daya setan, hal ini bahkan dijelaskan dalam Al-Quran. Foto ilustrasi/ist
loading...
Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi Rahimahullah mengatakan bisa jadi tipu daya atau godaan wanita itu lebih besar daripada godaan atau tipu daya setan. Hal ini bahkan dijelaskan dalam Al-Qur'an, bahwa godaan setan itu lemah dan justru godaan wanita -lah yang paling besar.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفً
“Sesungguhnya tipu daya (godaan) setan itu lemah” (QS. An-Nisa’: 76).
Dalam ayat lainnya, Allah SWT menegaskan tentang godaan wanita yang dahsyat:
إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya tipu daya (godaan) kalian wahai para wanita begitu besar” (QS. Yusuf: 28).
Karena itu, ulama dunia asal Mauritania Afrika yang lahir 1905 ini dalam kitab Adhw'aul Bayan menjelaskan, “Ayat yang mulia ini (QS. An-Nisa: 76), apabila dipadukan dengan ayat yang lain (QS. Yusuf: 28), akan menghasilkan penjelasan bahwa tipu daya (godaan) wanita lebih dahsyat dibandingkan tipu daya (godaan) setan”. (Adhw’aul Bayan, 3: 84).
Saking dahsyatnya daya goda wanita ini, menurut Ustadzah Umi Fairuz Arrahbini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menginsyaratkan bahwa wanita itu dari tampak depan dan belakang kayak setan.
"Kalo orang yang gak paham, pasti akan menyebut Nabi sentimen pada wanita. Padahal Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ingin menunjukkan bahwa daya goda wanita itu, ngalah-ngalahin setan, dari depan menggoda dari belakang pun menggoda. Karena itu syariat benar-benar menjaga kita kaum muslimah dengan harus menutup aurat,"ungkap istri dai kondang Buya Yahya Al Bahjah Cirebon ini dalam salah satu kajiannya di laman instagram baru-baru ini.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga telah mengingatkan dalam sabdanya,
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِى صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِى صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِى نَفْسِهِ
“Sesungguhnya wanita itu datang dalam rupa setan dan pergi dalam rupa setan, maka apabila seorang dari kalian melihat wanita, hendaklah ia mendatangi istrinya, karena dengan begitu akan menentramkan gejolak syahwat di jiwanya.” [HR. Muslim dari Jabir radhiyallahu’anhu]
Fitnah Terbesar
Tentang daya goda wanita yang dahsyat ini, bukan berarti meremehkan godaan dan tipu daya setan sama sekali. Akan tetapi menunjukkan bahwa begitu besarnya godaan dan fitnah wanita bagi kaum laki-laki. Penjelasan Asy-Syaikh Muhammad Al Amin Asy-Syinqithi di atas dikaitkan dengan berbagai dalil yang menunjukkan bahwa wanita adalah fitnah atau godaan terbesar laki-laki dari semua fitnah atau godaan yang ada.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Artinya :“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalanku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki, yaitu (fitnah) wanita” (HR. Bukhari dan Muslim).
Godaan wanita juga dapat menghilangkan akal sehat laki-laki, walaupun laki-laki itu adalah orang yang kokoh dan istikamah beragama. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
Artinya :“Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menghilangkan akal laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita” (HR. Bukhari).
Dikutip dari tulisan Ustadz Raehanul Bahraen, ia menjelaskan, setiap laki-laki kaum muslimin semoga dijaga oleh Allah dari fitnah dan ujian wanita, karena ini adalah salah satu cara setan untuk menjerumuskan manusia ke dalam lumpur maksiat.
Perhatikan nasihat dari seorang tabiin senior, yaitu Said bin Mussayyib Rahimahullah. Beliau Rahimahullah berkata,
ما يئس الشيطان من شيء ؛ إلا أتاه من قبل النساء
Artinya :“Tidaklah setan berputus asa (untuk menaklukkan manusia), kecuali dia akan datang memperdaya (menaklukkannya) dengan wanita” (Siyar A’lam An-Nubala’, 4: 237).
Wallahu A'lam
(wid)
Widaningsih
No comments:
Post a Comment