Jibril Memiliki Kedudukan Mulia di Sisi Allah Ta'ala, Ini Kelebihannya

Jibril Memiliki Kedudukan Mulia di Sisi Allah Taala, Ini Kelebihannya
Di antara para malaikat, Jibril memiliki kedudukan paling mulia di sisi Allah Taala. (Foto/Ilustrasi: Ist)
Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu dan risalah kenabian, sekaligus berhubungan secara personal dengan para nabi dan rasul. Malaikat Jibril dinamakan dua kali dalam Al-Quran yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 97-98 dan At-Tahrim ayat 4. Jibril memiliki beberapa nama lain, seperti Ruh al-Amin dan Ruh al-Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin dan yang lain.

Prof Dr Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan" menjelaskan di antara para malaikat, maka Jibril memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT. Secara fisik saja, malaikat Jibril memiliki kelebihan.

Para malaikat itu memiliki sayap-sayap sebagaimana diberitahukan oleh Allah SWT. Ada malaikat yang memiliki dua sayap, ada yang memiliki tiga sayap, ada yang memiliki empat sayap, dan ada yang memiliki lebih dari itu. Sementara itu, Jibril memiliki enam ratus sayap.

Allah SWT berfirman:

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ[aranClose]

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” ( QS Fathir : 1)

Menurut Syaikh Umar Sulaiman, Allah SWT menciptakan para malaikat dalam wujud-wujud yang indah. Tentang malaikat Jibril, Allah SWT berfirman:

عَلَّمَهٗ شَدِيۡدُ الۡقُوٰىۙ
ذُوۡ مِرَّةٍؕ فَاسۡتَوٰىۙ


Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli." ( QS An-Najm : 5-6)

Ibnu Abbas mengatakan, “Dzu mirrah berarti: memiliki penampilan yang indah.” Sedangkan Qatadah mengatakan, “Artinya adalah memiliki wujud yang tinggi dan indah.” Ada pula yang mengatakan bahwa dzu mirrah berarti: “Memiliki kekuatan.”

Di sini, kata Umar Sulaiman, tidak ada pertentangan antara kedua pendapat di atas. "Jadi, malaikat Jibril itu kuat dan berpenampilan indah," katanya.

Menurut Syaikh Umar Sulaiman, semua orang sudah biasa menggambarkan malaikat sebagai wujud yang indah sebagaimana mereka yakin bahwa setan itu berpenampilan buruk. "Karena itu, kita bisa menyaksikan bagaimana manusia menyerupakan manusia yang tampan dengan malaikat," ujarnya.

Lihatlah apa yang dikatakan oleh para perempuan berkaitan dengan Yusuf yang baru saja mereka lihat:

“Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya, ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia'.” (QS Yusuf: 31)

Selanjutnya, Muslim dalam Shahih-nya dan at-Tirmidzi dalam Sunan-nya meriwayatkan dari Jabir, Rasulullah SAW bersabda,

“Aku diperlihatkan kepada para nabi. Adapun Nabi Musa bagaikan seorang laki-laki dari suku Syanu'ah. Aku melihat Isa bin Maryam, ternyata orang yang kulihat paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas'ud. Aku melihat Ibrahim dan orang yang aku lihat paling mirip dengannya adalah sahabat kalian (yaitu beliau sendiri). Aku melihat Jibril dan ternyata orang yang kulihat paling mirip dengannya adalah Dihyah.” (HR Muslim dan at-Tirmidzi)

Apakah kemiripan itu antara wujud asli Jibril dengan wujud Dihyah al-Kalbi, ataukah antara wujud Jibril ketika menyamar dalam rupa manusia?

Syaikh Umar Sulaiman mengatakan pendapat yang paling kuat adalah yang terakhir. Hal ini karena Jibril acapkali menampakkan diri dalam wujud Dihyah.

Menurut Syaikh Umar Sulaiman, tidak semua malaikat memiliki kesamaan fisik dan ukuran tubuh. Di samping itu, mereka juga memiliki kedudukan yang berbeda-beda di sisi Tuhan seperti firman-Nya:

وَمَا مِنَّاۤ اِلَّا لَهٗ مَقَامٌ مَّعۡلُوۡمٌۙ‏

Tiada seorang pun di antara kami (malaikat), melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.” ( QS Ash-Shaffat : 164)

Tentang Jibril, Allah SWT berfirman:

اِنَّهٗ لَقَوۡلُ رَسُوۡلٍ كَرِيۡمٍ
ذِىۡ قُوَّةٍ عِنۡدَ ذِى الۡعَرۡشِ مَكِيۡنٍ
مُّطَاعٍ ثَمَّ اَمِيۡنٍؕ


Sesungguhnya, al Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril). Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” ( QS At-Takwir : 19-21)

Artinya, kata Syaikh Umar Sulaiman, Jibril memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT.

Setelah Kenabian
Tugas malaikat Jibril setelah kenabian yang diketahui petunjuknya dari Al Quran dan As-Sunnah yakni sebagai berikut:

Pertama, mendampingi orang yang sakaratul maut dalam keadaan bersuci.

Syekh M Nawawi Banten dalam bukunya berjudul "Syarah Nuruzh Zhalam ala Aqidati Awam" menyebut bahwa As-Suyuthi mengatakan bahwa Jibril turut hadir pada seseorang yang menghadapi sakaratul maut dalam keadaan suci karena berwudhu.

Kedua, mengelola dunia. Sebuah riwayat dalam hadits menyebutkan, ada empat malaikat yang mendapat tugas untuk mengelola dunia. Di antara mereka adalah malaikat Jibril dengan salah satu tugasnya untuk mengurusi angin. Malaikat Mikail ditugasi mengurus hujan dan tumbuhan. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa. Sementara malaikat Israfil menyampaikan perintah pada mereka.

Ibnu Abi Hatin dan Abu Syekh meriwayatkan dalam kitab Al-Uẓamah dan Al-Baihaqī dalam kitab Syu'abul Iman, dari Ibnu Sabit berkata, "Empat Malaikat yang mengurusi urusan dunia yaitu Jibril, Mikail, malaikat maut, dan Israfil. Jibril diserahi untuk mengatur angin dan para tentara, Mikail diserahi untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan, malaikat maut diserahi untuk mencabut nyawa, sedangkan Israfil diserahi tugas menyampaikan perintah kepada mereka”.(HR al-Baihaqi No. 294)

Ketiga, memenuhi dan menahan hajat manusia. Allah menyukai lantunan doa orang mukmin, sehingga Jibril diperintahkan untuk menahan hajat orang itu. Sebaliknya, Allah tidak menyukai lantunan doa orang kafir sehingga Jibril diperintahkan untuk segera memenuhi hajat itu.

Dalam sebuah hadits yang disampaikan dari Sabit, dia berkata, "Telah sampai kepadaku riwayat yang menyatakan bahwa Allah mendelegasikan malaikat Jibril dalam urusan memenuhi hajat hidup manusia. Apabila seorang mukmin berdoa, maka Allah pun berkata kepada Jibril, 'Wahai Jibril! Tahan dulu untuk memenuhi hajatnya karena Aku sungguh sangat senang mendengar lantunan doanya'.

Apabila orang kafir berdoa, Allah pun berkata kepadanya, 'Wahai Jibril! Penuhi apa yang menjadi hajatnya karena sesungguhnya Aku tidak suka mendengar lantunan doanya'."(HR. Al Baihaqi No.32)

Keempat, hadir dalam Lailatul Qadar . Jibril turut memiliki peran penting saat hadirnya Malam Qadar (Lailatul Qadar) di setiap akhir bulan Ramadan. Malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan itu, seluruh malaikat akan turun ke Bumi dengan membawa rahmat. Dan, malaikat yang menjadi pemimpinnya adalah Jibril.

Peristiwa ini juga menjadi petunjuk bahwa Jibril masih turun ke dunia untuk tugas lainnya. Al-Quran memberikan petunjuk tentang kehadiran Jibril saat Lailatul Qadar melalui surah Al Qadr ayat 4.

Pada kata "ruh", mayoritas ulama berpendapat bahwa itu adalah nama dari malaikat Jibril yang menjadi pemimpin atas malaikat lainnya. "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” ( QS Al Qadr : 4).

(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: