Kisah Malaikat Bertamu ke Rumah Nabi Ibrahim, Tidak Makan dan Minum

Kisah Malaikat Bertamu ke Rumah Nabi Ibrahim, Tidak Makan dan Minum
Malaikat ketika dijamu Nabi Ibrahim tidak menyentuh makanan itu. (Foto/Ilustrasi: ist)
Malaikat tak berjenis kelamin, maknanya bukan lelaki atau pun perempuan. Lalu, apakah makhluk gaib ini makan dan minum, layaknya manusia dan binatang?

Prof Dr Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan" menjelaskan Allah Taala telah memberitahukan bahwa para malaikat mendatangi Nabi Ibrahim as dalam wujud manusia.

Nabi Ibrahim menyuguhkan makanan, tetapi mereka sama sekali tidak menjamah makanan itu. Karena itu, Ibrahim merasa takut kepada mereka hingga mereka menjelaskan siapa mereka sesungguhnya. Ketakutan dan keheranan Ibrahim pun hilang.

Allah SWT berfirman:

هَلۡ اَتٰٮكَ حَدِيۡثُ ضَيۡفِ اِبۡرٰهِيۡمَ الۡمُكۡرَمِيۡنَ‌ۘ
اِذۡ دَخَلُوۡا عَلَيۡهِ فَقَالُوۡا سَلٰمًا‌ؕ قَالَ سَلٰمٌ ۚ قَوۡمٌ مُّنۡكَرُوۡنَ‌
فَرَاغَ اِلٰٓى اَهۡلِهٖ فَجَآءَ بِعِجۡلٍ سَمِيۡنٍۙ
فَقَرَّبَهٗۤ اِلَيۡهِمۡ قَالَ اَلَا تَاۡكُلُوۡنَ
فَاَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيۡفَةً ‌ؕ قَالُوۡا لَا تَخَفۡ‌ ؕ وَبَشَّرُوۡهُ بِغُلٰمٍ عَلِيۡمٍ


Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, "Salaman" (salam), Ibrahim menjawab, "Salamun" (salam). (Mereka itu) orang-orang yang belum dikenalnya.

Maka diam-diam dia (Ibrahim) pergi menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka (tetapi mereka tidak mau makan). Ibrahim berkata, "Mengapa tidak kamu makan."

Maka dia (Ibrahim) merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, "Janganlah kamu takut," dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). ( QS Adz-Dzariyat : 24-28)

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:

فَلَمَّا رَاٰۤ اَيۡدِيَهُمۡ لَا تَصِلُ اِلَيۡهِ نَـكِرَهُمۡ وَاَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيۡفَةً‌  ؕ قَالُوۡا لَا تَخَفۡ اِنَّاۤ اُرۡسِلۡنَاۤ اِلٰى قَوۡمِ لُوۡطٍ

Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, "Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Luth." ( QS Hud : 70)

Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam "Jami’ Al-Bayan" berkata, menahan dari makanan, karena mereka termasuk yang tidak makan. Sedangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, para malaikat tidak ada keinginan terhadap makanan karena mereka tidak berselera untuk makan.

Fakhrur Razi dalam "Mafatih Al-Ghoib" telah menukil kesepakatan para ulama’ arti ini, dengan mengatakan, "Mereka bersepakat bahwa para malaikat tidak makan, tidak minum, tidak menikah. Mereka bertasbih siang malam tidak (pernah) bosan. Sementara jin dan setan, maka mereka makan dan minum."

Sedangkan Ibnu Taimiyah dalam "Majmu Al-Fatawa" berpendapat bahwa para malaikat tidak makan, tidak minum. Mereka berbicara, mendengar, melihat, naik dan turun –sebagaimana telah ada ketetapan dalam nash shahih. Meskipun begitu, mereka tidak sama sifat dan perilakunya seperti sifat dan prilaku manusia.

Allah Taala lebih agung perbedaan dengan para makhluk dari perbedaan para Malaikat dengan manusia. Karena keduanya adalah makhluk. Makhluk lebih dekat penyerupaan dengan makhluk (lainnya). Daripada (penyerupaan) makhluk dengan Khaliq (Pencipta).

Syaikh Umar Sulaiman mengingatkan, seorang muslim harus berhati-hati untuk berbicara tentang persoalan semacam ini tanpa didasari Ilmu. Mereka yang meyakini bahwa asal manusia adalah binatang, kera atau yang lain, maka kepada mereka diucapkan kalimat yang sama: “Apakah mereka menyaksikan penampakan malaikat-malaikat itu?"
(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: