Surat Yasin Ayat 83: Tidak Ada yang Tersisa pada Hari Kiamat Kecuali Dia

Surat Yasin Ayat 83: Tidak Ada yang Tersisa pada Hari Kiamat Kecuali Dia
Surat Yasin ayat 83 merupakan ayat terakhir dari surat Yasin. (Foto/Ilustrasi: Istock)
Surat Yasin ayat 83 adalah ayat terakhir Surat Yasin. Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT Maha Suci dari segala sifat kekurangan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Pada ayat-ayat sebelumnya telah diterangkan bagaimana Kuasa Allah SWT untuk menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan Kuasa-Nya menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya.

Allah SWT berfirman:

فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ


Maka, Mahasuci (Allah dari segala sifat kekurangan dan keburukan) yang dalam (genggaman) tangan-Nya kerajaan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.” ( QS Yasin : 83)

Al-Qusyairi dalam Lathaif al-Isyarat menerangkan bahwa ayat di atas menunjukkan kekuasaan Allah SWT dalam menampakkan segala sesuatu. Tidak ada satu pun makhluk yang ada di dunia kecuali atas penciptaan-Nya. Dan tidak ada yang tersisa pada Hari Kiamat kecuali Dia. Allah SWT lah segala sumber kehidupan makhluk dan hanya kepada-Nya lah makhluk-makhluk itu akan kembali.

Sedangkan Ibnu Jarir ath-Thabari menjelaskan kalimat ‘fasubhan’ sampai kata ‘kulli syay’in’ adalah bentuk penyucian (tanzih) Allah SWT yang dalam genggaman-Nya segala kerajaan dan segala isinya. Adapun kalimat wa ilayhi turja’uun, menunjukkan bahwa hanya kepada-Nya lah seluruh umat manusia akan dikembalikan dan dihidupkan setelah mereka mati.

Sama seperti ath-Thabari, al-Wahidi dalam Tafsir al-Wajiz menerangkan bahwa kata ‘subhan’ pada ayat di atas adalah bentuk penyucian Allah SWT dari segala sifat ketidakkuasaan terkait dengan kebangkitan manusia setelah kematiannya.

Kalimat ‘biyadihi malakuutu kulli syay’in’ menurut al-Wahidi adalah ungkapan tentang Kemahakuasaan Allah SWT atas segala sesuatu. Sedangkan kalimat ‘wa ilayhi turja’uun’ menegaskan bahwa di akhirat kelak semua makhluk akan kembali kepada-Nya.

Menurut Fakhruddin al-Razi, pengungkapan kalimat ‘malakuutu kulli syay’in’ adalah bentuk tanzih (menyucikan/menghilangkan asumsi) dari yang disangkakan orang-orang musyrik Mekkah bahwa Allah SWT tidak kuasa dan memiliki sekutu. Dengan ungkapan tersebut seolah-olah dipertanyakan kembali bahwa, “Bagaimana mungkin Dzat yang memiliki dan kuasa atas seluruh kerajaan mempunyai sekutu?”

Adapun kata malakuut yang terdapat pada ayat di atas, dalam penafsiran al-Razi adalah kata ‘mubalaghah’ (paripurna) yang mengisyaratkan bentuk paling sempurna dari kata mulk (kerajaan).

Imam al-Baghawi dalam Ma’alim al-Tanzil fi Ta’wil al-Quran ketika menerangkan ayat ini, mengutip riwayat dari Abu ‘Ali al-Husain bin Muhammad al-Qadhi dari Abu al-Thahir al-Ziyadiy dari Abu Bakar bin al-Husain al-Qaththan dari Ali bin al-Husain dari Abdullah bin Utsman dari Abdullah bin al-Mubarak dari Sulaiman al-Taymiy dari Abu ‘Utsman dari Ma’qil bin Yasar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bacakanlah pada orang-orang yang mati di antara kalian surat Yasin.”

Hati Al-Quran
Sementara al-Zamakhsyari dalam al-Kasysyaf meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh bagi segala sesuatu terdapat hati, dan sungguh hati al-Quran adalah Yasin. Siapa yang membaca surat Yasin dan bermaksud untuk mengharap Ridha Allah SWT, maka Allah SWT akan mengampuninya dan memberikan baginya pahala yang setara dengan membaca al-Quran 22 kali."

"Muslim yang dibacakan kepadanya Surat Yasin ketika sedang menghadapi kematian, maka setiap huruf dari surat Yasin menjelma menjadi sepuluh malaikat yang berdiri dan berjejer di depannya memintakan ampun.”

Dalam riwayat yang lain, menurut al-Zamakhsyari, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh di dalam al-Quran terdapat surat yang dapat menjadi obat penyembuh bagi orang yang membacanya dan dapat menjadi penebus dosa bagi yang mendengarkannya. Ingat! Surat itu adalah surat Yasin.”

(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: