Menelusuri Jejak Islam Lewat Tujuh Masjid Bersejarah di Ukraina
Islam secara resmi diperkenalkan ke Ukraina ketika penguasa Mongol yang dikenal sebagai Golden Horde, masuk Islam pada awal abad ke-14. Fragmentasi Horde pada akhir abad ke-15 memunculkan Khanate Krimea, sebuah negara yang diperintah oleh keturunan Tatar dari bangsa Mongol.
Awalnya Khanat berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman sebelum dianeksasi oleh Kekaisaran Rusia. Setelah penggabungan mereka ke dalam Kekaisaran Rusia, komunitas Muslim di Krimea mulai pindah ke bagian lain Ukraina, terutama ke kota-kota selatan dan timur, seperti Donetsk, Luhansk, dan Kharkiv, di mana Tatar menetap pada awal tahun 1840-an.
Namun, setelah aneksasi oleh Kekaisaran Rusia pada 1783, kebijakan Rusifikasi menyebabkan kampanye ekstensif untuk mengurangi pengaruh Islam di wilayah tersebut. Beberapa masjid diubah menjadi gereja, seperti Masjid Mufti Jami abad ke-17 di kota Theodosia, Laut Hitam.
Sejarawan seni Nicole Nur Kanchal menyatakan pernah ada sebanyak 1.474 masjid di wilayah tersebut, dibandingkan saat ini yang hanya 160 masjid. Muslim, bersama dengan kelompok agama lain termasuk Kristen, menghadapi penganiayaan lebih lanjut di bawah Bolshevik setelah Revolusi Oktober pada 1917.
Selama pemerintahan pemimpin Soviet Joseph Stalin, masjid-masjid ditutup dan Tatar Krimea Ukraina diusir ke Asia Tengah. Setelah jatuhnya Uni Soviet dan berdirinya Ukraina yang merdeka, umat Islam di negara itu mulai menikmati kebangkitan dengan dibukanya kembali masjid-masjid dan mereka yang diasingkan diizinkan kembali ke rumah. Akan tetapi, jumlah Muslim di negara itu tetap kecil, serendah satu persen dari populasi.
Dilansir di Middle East Eye, 15 Maret 2022, berikut ini beberapa rumah ibadah Muslim di Ukraina yang masih berdiri.
Tujuh masjid bersejarah di Ukraina
Dibangun pada 1314, di masa pemerintahan pemimpin Mongol Uzbeg Han. Masjid Ozbek Han mungkin merupakan masjid tertua di Eropa Timur.
Pembangunan masjid inibertepatan dengan konversi massal orang-orang Mongol di seluruh Eropa Timur dan Timur Tengah ke Islam. Masjid Han Ozbek terkenal karena madrasahnya yang dibangun di dinding selatan masjid.
Sekolah agama ini dibangun 18 tahun setelah struktur aslinya. Setelah runtuh selama pemerintahan Soviet, pekerjaan restorasi dimulai pada 2017 dengan ubin baru di atapnya, mimbar yang dipugar, dan tulisan Arab baru.
2. Masjid Juma Jami, Yevpatoriya
Masjid Juma Jami dibangun pada pertengahan abad ke-15 oleh pemimpin Krimea dan sekutu Ottoman Devlet Giray I. Arsitektur masjid ini dipengaruhi oleh kekaisaran Ottoman.
Untuk membangun Juma Jami, Giray menyewa arsitek Ottoman terkenal Mimar Sinan, yang membangun Masjid Suleymaniye di Istanbul, serta Jembatan Mostar di Bosnia. Struktur multi-kubah, yang merupakan satu-satunya dari jenisnya di Krimea, selesai pada 1564. Sebanyak 16 jendela di dasar kubah utama memungkinkan cahaya membanjiri aula dan cahaya juga menyaring melalui dua tingkat jendela di sepanjang dinding.
Bangunan ini telah berulang kali dipugar, termasuk restorasi besar terakhirnya selama pemerintahan Soviet pada 1970. Penguasa Komunis Ukraina telah mengubah masjid menjadi museum dan hanya kembali ke fungsi keagamaannya setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1990.
3. Masjid Sultan Suleiman, Mariupol
Salah satu masjid paling berornamen di Ukraina, bangunan ini terletak di tepi Laut Azov di kota Mariupol. Masjid ini dibangun Sultan Suleiman dengan mengawinkan gaya arsitektur Ottoman dan gaya Tatar lokal.
Selama invasi Rusia baru-baru ini ke Ukraina, masjid tersebut menjadi subyek laporan yang tidak akurat bahwa masjid telah dirusak oleh tembakan Rusia. Pejabat masjid kemudian mengonfirmasi bom itu jatuh 700 meter dari kompleks yang sebenarnya dan bukan di masjid itu sendiri.
Dikatakan terinspirasi oleh desain Masjid Suleymaniye Istanbul sendiri, wisatawan dan jamaah juga dapat mengagumi banyak fitur air bangunan. Dibiayai oleh pengusaha Turki Salih Cihan, masjid dibuka untuk jamaah pada 2007 dan imamnya ditunjuk oleh Direktorat Urusan Agama Turki.
4. Masjid Ar Rahma, Kyiv
Masjid pertama yang dibangun khusus di ibu kota Ukraina dibuka pada 2001. Masjid ini mempunyai kompleks yang diperluas, termasuk sebuah sekolah yang dibuka pada 2011.
Dirancang untuk menawarkan ruang sholat hingga 3.000 jamaah, masjid ini memiliki luas 3.200 meter persegi di tiga aula, dengan menara yang membentang 27 meter ke langit. Tempat ibadah ini dibangun di lereng Gunung Schekavitsa, di lingkungan Tartarka di mana komunitas Tartar Nizhny Novgorod telah hidup sejak 1840.
Komunitas awal ini biasa berdoa di rumah imam setempat tetapi pada 1913. Gubernur lokal Mikhail Sukovkin telah meletakkan batu fondasi untuk masjid pertama yang dibangun khusus di Kyiv di Jalan Gogolivska. Namun, dekade perang, revolusi dan birokrasi menunda penyelesaiannya dan konstruksi yang sebenarnya baru dimulai pada 1994, setelah runtuhnya Uni Soviet.
5. Masjid Katedral Kharkiv, Kharkiv
Dibangun pada 2006, Masjid Katedral Kharkiv berada di lokasi masjid sebelumnya yang dibangun pada 1906, yang dihancurkan oleh Uni Soviet pada 1936. Populasi Muslim kota terdiri dari keturunan tentara Tatar dan Bashkir yang dikerahkan ke daerah tersebut selama Perang Rusia-Turki 1877 dan memilih untuk tetap di sana.
Selama pemerintahan Stalin, para pejabat Komunis mengklaim masjid itu menghalangi aliran sungai Lopan dan oleh karena itu perlu disingkirkan. Tetapi kemudian, perumahan- perumahan mulai dibangun di daerah itu sebagai gantinya. Pada 1999, dimulai kembali pembangunan masjid di lokasi yang sama dan menggunakan desain arsitektur yang sama, sebagai penghormatan terhadap aslinya.
6. Masjid Al-Salam dan Pusat Kebudayaan Arab, Odessa
Masjid dibangun di situs permukiman Tatar abad pertengahan yang disebut Hadzhibey, dinamai menurut pendirinya Hacı I Giray, yang merupakan Khan Krimea pada abad ke-15. Antara abad ke-16 hingga ke-18, kota ini menjadi benteng Ottoman dengan komunitas Muslim yang berkembang pesat. Pada abad ke-19, arsitek Azerbaijan terkemuka Karbalayi Safikhan Karabakhi membangun sebuah masjid di pusat kota dan tanah di sampingnya dijadikan kuburan Muslim.
Masjid asli dihancurkan selama era Soviet. Baru pada 1992 Tatar Krimea yang kembali dari pengasingan mendirikan Masyarakat Muslim Odessa, cikal bakal pusat dan masjid saat ini.
Sebuah masjid baru, dirancang dengan arsitektur Moor, lengkungan batu dan kaligrafi yang rumit, dibuka pada 2001 dan dibiayai oleh seorang pengusaha Suriah bernama Kivan Adnan. Selain menawarkan ruang sholat, kelas bahasa Arab juga ditawarkan di pusat tersebut.
7. Masjid Buyuk Juma Jami, Simferopol
Masjid dibangun pada 2015 setelah aneksasi Rusia atas semenanjung Krimea. Pembangunan mengalami penundaan birokrasi selama bertahun-tahun. Pada 2008, komunitas Tartar setempat mendirikan kota tenda di lokasi masjid dan mulai mengangkut batu kapur sepotong demi sepotong ke lokasi.
Langkah tersebut merupakan protes masyarakat terhadap penundaan pembangunan, tetapi batu-batu itu juga berfungsi sebagai peringatan bagi nenek moyang masyarakat. Beberapa menuliskan nama-nama kerabat mereka yang meninggal dan dideportasi di setiap blok.
Turki menyediakan banyak biaya konstruksi 10 juta dolar AS. Masjid raksasa itu akan menjadi institusi Muslim terbesar di Semenanjung Krimea ketika akhirnya dibuka. Dengan luas 1.400 meter persegi, Buyuk Juma Jami dikatakan memiliki ruang yang cukup untuk 4.000 jamaah.
Sebuah kubah besar setinggi 28 meter akan diapit oleh empat menara setinggi 50 meter dan halaman dalam dirancang dengan gaya Ottoman. Area wudhu ditampilkan secara tradisional dengan 24 pilar di sekitar tepi luar. Tulip kuning yang dilukis dengan tangan menghiasi interior, sebagai penghormatan kepada puisi Yellow Tulip karya penyair Tatar Krimea Noman Chelebidzhikhan.
https://www.middleeasteye.net/discover/ukraine-islam-mosques-most-important-look
No comments:
Post a Comment