Kisah Tangisan Rasulullah SAW Untuk Umatnya

Suatu hari Abu Hurairah RA menghadap Nabi Muhammad Saw mengadukan perihalnya yang sudah beberapa hari tidak makan.

Kedatangannya kepada Nabi Saw tentu saja untuk minta sesuatu yang dapat dimakan, tetapi bukan untuk dirinya melainkan untuk kucing yang ada di sekitar Masjid Nabawi.

(Dari Pengajian KH Ali Maksum).

Sungguh malang, ternyata Nabi Saw juga tidak punya makanan apapun, bahkan sudah beberapa hari beliau juga tidak makan, hingga perutnya diganjal dengan batu. Maka Nabi mengajak Abu Hurairah ke rumah puterinya (Siti Fatimah).

Dua, Weapon of the Believer | Islam; The Religion of Peace

Rumah Fatimah nampak sepi, semua pintu dan jendela tertutup rapat. Setelah beberapa kali Nabi Saw mengetuk pintu,

tiba-tiba ada suara dari dalam. “Siapa itu” ? Nabipun menjawab : “Aku Muhammad bapakmu, aku mau minta makan kepadamu”.

Perempuan yang menjawab yang tak lain adalah Fatimah itupun berkata dengan keras :

“Ya Walidi, harramtu ‘alaika” (Wahai bapakku, ku haramkan engkau masuk rumahku).

Betapa Nabi Saw terkejut mendengar jawaban ketus puterinya tersebut. Dengan tangisan tersedu,

Fatimah pun menjelaskan bahwa dirinya dan suaminya (Ali bin Abi Thalib) sudah beberapa hari juga tidak makan.

Bahkan Fatimah mengatakan saat ini dirinya tidak mengenakan pakain apapun karena kain
pakaiannya dipakai Ali keluar rumah untuk mencari makan.

Maka tak dapat dibendung lagi, tangis ketiga orang tersebut pecah bersama-sama.Anehnya Nabi Saw kemudian berdoa bukan untuk diri dan keluarganya saja tetapi justeru untuk umatnya.

Beliau berdoa : “Ya Allah, cukupkanlah penderitaan ini untukku dan anakku (keluargaku),
tapi berikanlah kelimpahan rizki kepada umatku”.

Ditulis kembali oleh : KH. Dr. A. Zuhdi Muhdlor, santri KH Ali Maksum yang sekarang jadi Wakil Rais Syuriah PWNU DIY.

Yogyakarta, 13 Maret 2019/IslamMidina

No comments: