Tempat di Arab ini Terkutuk, Bahkan Nabi Muhammad Ogah Berlama-lama untuk Berhenti

 Tempat di Arab ini Terkutuk, Bahkan Nabi Muhammad Ogah Berlama-lama untuk Berhenti

Arab Saudi menjadi negara yang dijuluki sebagai Tanah Suci. Di tempat ini banyak menjadi saksi sejarah Islam, khususnya di Mekkah dan Madinah.

Namun, tahukah Anda jika di tanah Arab rupanya memiliki satu daerah terkutuk yang disebut pernah dihindari oleh warga Saudi. Bahkan, wilayah tersebut diriwayatkan pernah dijauhi oleh Nabi Muhammad SAW.

Tempat tersebut adalah Mada’in Saleh. Daerah ini merupakan kota yang dibuat oleh nabatean, kaum pra-Islam Arab yang dulunya disebut enggan mengikuti ajaran Nabi Saleh. Simak ulasannya:

Tentang Kota Madain Saleh

Madain Saleh berasal dari bahasa Arab yang berarti kota Saleh. Merupakan sebuah kota kuno yang letaknya berada di bagian utara Hijaz yang saat ini disebut dengan Arab Saudi.
Berada sekitar 25 kilometer dari kota Al-Ula, Mada’in Saleh dulu dihuni oleh kaum Tsamud (kaum Nabi Saleh) dan Nabatea.

Mereka hidup sejak 3.000 tahun sebelum Masehi, di antara zaman Nabi Nuh AS hingga zaman Nabi Musa AS. Mada’in Saleh sebelumnya dikenal dengan sebutan Al-Hijr (bukit berbatu), atau Hegra dalam bahasa Yunani.

Al-Hijr berarti tempat berbatu, karena lokasinya memang merupakan bukit berbatu. Sebutan ini berlangsung hingga abad ke-14 atau tahun 1336 Masehi, hingga seorang wisatawan dari Andalusia (sekarang Spanyol) mengganti namanya menjadi Mada’in Saleh atau kota Saleh. Nama Saleh diambil dari nama Nabi Saleh AS.

Disebut Sebagai Daerah Terkutuk

Konon, daerah ini dulu disebut sebagai kota terkutuk. Hal ini dikarenakan orang-orang Nabatea dulunya menolak untuk meninggalkan kepercayaan mereka dan lebih memilih menyebah dewa-dewi dibandingkan Tuhan.

Di Mada’in Saleh banyak ditemukan bangunan-bangunan yang berasal dari ukiran batu-batu besar berukuran raksasa. Tempat ini terdiri dari bukit-bukit pasir beragam warna, dari merah, kuning hingga putih.

Bukit-Bukit tersebut dipahat menjadi bentuk rumah dengan arsitektur mirip peninggalan Yunani dan Romawi kuno yang indah. Hal ini dikarenakan bangsa Tsamud memang dikenal sebagai arsitek dan pedagang yang hebat pada masanya. Alquran pun telah menyebutkan bahwa kaum ini merupakan ahli pahat dan ukir batu-batu besar.

“Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan,” (QS al-A’raf: 74).

Dihancurkan Oleh Allah SWT

Alquran banyak sekali mengulas tentang hancurnya kaum Tsamud lantaran tidak mau mengikuti ajaran Nabi Saleh untuk beriman kepada Allah SWT. Kaum tsamud mendapatkan azab berupa petir yang menyambar hingga meluluhlantakkan peradaban mereka.

Semua penduduknya mati dan bangunan-bangunan hancur berkeping-keping, menyisakan sedikit bangunan-bangunan rumah pahatan di bebukitan yang seperti sampai sekarang bisa disaksikan.

“Dan satu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zhalim itu, lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud,” (QS. Hud: 67-68).

Nabi Muhammad SAW Disebut Enggan Berhenti di Kota Tersebut

Selain disebut sebagai kota terkutuk, dalam sebuah riwayat bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya selalu enggan untuk singgah ke kota tersebut. Bahkan, ia selalu mempercepat langkahnya ketika melewati kota ini.

Dikisahkan dalam sebuah perjalanan menuju wilayah Tabuk, Nabi Muhammad SAW pernah melewati daerah Mada’in Saleh. Kala itu, puing-puing rumah kaum Tsamud masih banyak tersisa. Rasulullah pun memerintahkan para sahabat agar mempercepat langkahnya dan berusaha menangis.

Ibnu Umar RA menceritakan, ketika Nabi Muhammad SAW melewati daerah Hajar, Beliau bersabda, “Janganlah kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang dzalim, kecuali sambil menangis. Karena apa yang menimpa mereka bisa menimpa kalian”

Lalu Nabi Muhammad menutup kepalanya dengan kain selendang, dan mempercepat perjalanannya, hingga berhasil melewati daerah itu. (HR. Ahmad dan Bukhari). Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad secara tegas melarang untuk memasuki tempat seperti Mada’in Saleh tersebut, kecuali sambil menangis.

“Janganlah kalian memasuki daerah umat yang diadzab itu kecuali sambil menangis. Jika kalian tidak bisa menangis, jangan memasuki daerah mereka. Jangan sampai adzab yang menimpa mereka, menimpa kalian,” (HR. Bukhari).

Susunan Bangunan di Madain Saleh

Meski dijuluki sebagai kota terkutuk, pada tahun 2008, UNESCO menobatkan Mada’in Saleh sebagai situs warisan dunia. Kawasan seluas kurang lebih 4.000 hektar ini merupakan situs warisan dunia pertama di Arab Saudi.



Situs Mada’in Saleh terdiri dari empat bangunan inti. Bangunan pertama disebut dengan Qasr al bint, atau istana yang diperuntukkan untuk putri-putri raja. Qasr al bint merupakan situs terbesar di antara situs-situs yang lainnya, yang tingginya mencapai 16 meter.

Bangunan kedua adalah Al Diwan, berupa batu besar dan tinggi yang bagian tengahnya dilobangi segi empat. Tempat ini digunakan untuk upacara-upacara keagamaan dan tempat berkumpulnya masyarakat setempat pada saat itu.

Situs inti ketiga disebut Alfarid. Situs ini berupa bukit tinggi yang tak terlalu besar dan dipahat menyerupai bangunan rumah. Sementara situs inti keempat adalah Area C, di mana di sana terdapat batu yang bentuknya tidak terlalu besar, dan ada dua kuburan di dalamnya.

Reporter : Khulafa Pinta Winastya/merdeka

No comments: