Baghdad Berubah Jadi Metropolitan Terbesar di Dunia pada Era Khalifah Harun Al-Rasyid
Pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid , Baghdad berubah menjadi metropolitan paling besar di dunia. Kemegahannya bahkan mengalahkan Bizantium Romawi .
Philips K. Hitti dalam bukunya berjudul “History of The Arabs; From The Earliest Time To The Present” menyebut pada saat itu Kota Baghdad menjadi kota yang tak ada bandingannya di dunia.
Baghdad adalah merupakan ibu kota negara Dinasti Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur (754-775 M) pada tahun 762 M.
Kota yang terletak di tepian sungai Tigris ini maraih masa keemasannya masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M), dan anaknya Al-Makmun (813-833 M).
Di kota ini banyak terdapat Kuttab (sekolah dasar menengah), Madrasah (perguruan tinggi), Darul Hikmah (perpustakaan nasional), masjid-masjid besar serta Majelis-majelis Muhadharah.
Tokoh-tokoh besar filsafat yang muncul di era ini antara lain Abu Ishak Al-Kindi, Abu Nashr Al-Faraby, Ibnu Bajah, Ibnu Thufail, Al-Ghazali. Lalu, di bidang kedokteran muncul antara lain Abu Zakaria Yuhana bin Maswaih, Sabur bin Sahal, Abu Zakaria Ar-Razy.
Ada juga Al-Khawarizmi yang menemukan angka nol dan bapak algebra dalam matematika dan ratusan tokoh lain dalam farmasi, kimia, astronomi, tafsir, hadits, kalam, dan ilmu nahasa.
Harun Al-Rasyid adalah khalifah kelima Dinasti Abbasiyah menggantikan Khalifah Musa Al-Hadi. Nama lengkapnya Abu Ja’far Harun bin Al-Mahdi bin Al-Manshur bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas.
Dia mendapat gelar Al-Rasyid dari ayahnya (Al-Mahdi) ketika dia sukses dalam ekspedisi militer menaklukkan Romawi. Bersamaan dengan pemberian gelar tersebut, dia pun dilantik sebagai putra mahkota setelah Musa Al-Hadi.
Imam As-Suyuthi dalam bukunya berjudul "Tarikh Khulafa’; Sejarah Para Khalifah" mengabarkan betapa Harun juga mencintai para ulama, gemar bersedekah, dan taat beribadah. Dikabarkan dia salat sunnah seratus rakaat setiap hari. Orangnya tinggi dan kulitnya putih. Rajin membaca sholawat setiap mendengar nama Rasulullah SAW disebutkan.
Sejumlah sejarawan sepakat, bahwa era keemasan Dinasti Abbasiyah dimulai pada masa Harun Al-Rasyid, dan mencapai puncaknya di era Khalifah Al-Ma’mun.
Beberapa faktor yang mendorong lahirnya era keemasan tersebut di antaranya adalah meningkatnya gairah intektual kaum Muslimin. Meskipun agak sulit memastikan secara rinci faktor-faktor apa saja yang memicu lahirnya gairah intelektual yang besar tersebut. Tapi beberapa sejarawan menilai adanya fenomena ini tidak lepas dari peran para khalifah Abbasiyah yang sangat menggandrungi ilmu pengetahuan.
Pada era Harun Al-Rasyid, proyek penulisan dan penerjemahan buku-buku dari seluruh dunia terus digalakkan, bahkan didukung penuh oleh negara.
(mhyMiftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment