Cara Qarun Memperoleh Harta Berlimpah Hingga Membuatnya Sombong
Cara Qarun memperoleh harta berlimpah perlu diketahui agar menjadi pelajaran berharga buat kita. Qarun (قَارُوۡنَ), seorang saudagar kaya raya pada zaman Nabi Musa 'alaihissalam.
Perbendaharaan hartanya sangat berlimpah sampai-sampai kunci gudang hartanya dipikul oleh puluhan orang terkuat. Kisahnya diceritakan dalam Al-Qur'an agar manusia tidak menyombongkan diri. Dari kisah Qarun inilah asal muasal penyebutan "Harta Karun" yang kini populer di Tanah Air.
Dalam tafsiralqur'an dijelaskan, Qarun memiliki ribuan gudang harta berisikan emas dan perak. Para ulama tafsir menjelaskan, Qarun apabila keluar dari rumahnya selalu berpakaian mewah didampingi 600 orang pelayan, terdiri atas 300 laki-laki dan 300 lagi pelayan perempuan.
Tak hanya itu, ia juga dikelilingi oleh 4.000 pengawal dan diiringi 4.000 kendaraan berkuda, plus 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci gudang kekayaannya.
Mengenai cara Qarun memperoleh harta melimpah ruah dijelaskan dalam beragam pendapat para mufassir. Ada yang mengatakan dulunya Qarun bekerja kepada Fir'aun untuk menangani Bani Israil, kemudian ia berlaku sewenang-wenang terhadap mereka. Ada juga mengatakan bahwa ia menemukan salah satu harta karun dari harta-terpendam Nabi Yusuf. Pendapat ini dikemukakan oleh Atha dan dikutip oleh Imam as-Syaukani. (Asy-Syaukani dalam Tafsir Fathul Qadir)
Riwayat lain mengatakan, mulanya Qarun adalah seorang hamba yang saleh dan miskin di zaman Nabi Musa. Ia meminta Nabi Musa untuk mendoakannya supaya kaya raya dengan tujuan lebih taat beribadah dan membantu sesama. Allah pun mengabulkan doa Nabi Musa. Qarun mendadak menjadi kaya raya. Namun ia enggan membantu fakir miskin dan menolak membayar zakat. Bahkan ia semakin sombong dan durhaka kepada Allah.
Selain itu, ahli sejarah berpendapat seperti dijelaskan Hanafi Al-Mahlawi dalam "Ensiklopedi Situs-Situs", Qarun adalah salah satu pemuka Bani Israil yang loyal kepada Fir'aun. Loyalitasnya kepada Fir'aun membuatnya diangkat menjadi mandor (kepala pekerja/buruh). Bisa jadi ia telah mengeksploitasi para bawahannya dengan memotong sebagian upah mereka untuk kepentingannya pribadi sehingga kekayaannya meningkat pesat.
Ia kemudian berkeinginan membangun sebuah istana, namun tidak diizinkan oleh Fir'aun jika istana itu dibangun di samping istana Fir'aun. Terlebih, Qarun juga tidak ingin membangun istana di tengah pemukiman Bani Israil yang terletak di tanah Jasan. Fir'aun pun memberikan tanah di wilayah Fayoum. Kemudian di tepi sungai Fayyum inilah Qarun membangun istananya yang megah dan di dalamnya ia membangun Al-Kunuuz (gudang penyimpanan harta berisi emas dan perak).
Azab yang Ditimpakan kepada Qarun
Kedurhakaan Qarun mencapai puncaknya ketika ia merasa lebih kaya dan terhormat dari seluruh manusia, termasuk Nabi Musa. Menurutnya, semua hartanya adalah buah dari kerja kerasnya, bukan anugerah dari Allah.
Qarun pun senang memamerkan harta dan membanggakan kekayaannya. Akibat kesombongannya, Qarun kemudian diazab oleh Allah dengan cara ditenggelamkan ke dalam perut bumi beserta seluruh harta yang selama ini dibanggakannya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :
فَخَسَفۡنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الۡاَرۡضَ فَمَا كَانَ لَهٗ مِنۡ فِئَةٍ يَّـنۡصُرُوۡنَهٗ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُنۡتَصِرِيۡنَ
Artinya: "Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri." (QS. Al-Qashash : 81)
(rhs)Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment