Kisah Muhammad Al-Fatih Mengimami Sholat Jumat Saat Penaklukan Konstantinopel
Kisah Sultan Muhammad Al-Fatih (1432-1481) menjadi imam sholat Jumat menarik untuk diketahui. Sebelum menaklukkan Konstantinopel, Sultan Al-Fatih dan pasukannya melaksanakan sholat Jumat yang disebut sebagai sholat Jumat terbesar dalam sejarah.
Untuk diketahui, Sultan Muhammad Al-Fatih menyiapkan pasukan sebanyak 250.000 mujahid dan ratusan kapal untuk membebaskan Konstantinopel. Beliau telah mewujudkan bisyarah Rasulullah SAW tentang jatuhnya Konstantinopel ke tangan Islam.
Dalam satu Hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR Ahmad)
Dalam merebut Konstantinopel, Sultan Al-Fatih tidaklah mengandalkan pasukannya semata, beliau menggantungkan urusannya kepada Allah. Al-Fatih dan pasukannya tak henti berdoa sembari memohon pertolongan Allah.
Setelah dua bulan dikepung, Konstantinopel akhirnya jatuh di tangan pasukan Islam pada tanggal 29 Mei 1453. Kejatuhan Konstantinopel adalah memori yang tak akan dilupakan oleh kaum Muslim maupun non Muslim.
Yang menarik adalah ketajaman pandangan matahati Al-Fatih dan ketaatannya menjalankan agama. Sebelum melakukan penyerangan, Sultan Al-Fatih tak lupa melaksanakan sholat Jumat bersama pasukannya.
Dalam catatan sejarah, sholat Jumat yang dipimpin Sultan Muhammad Al-Fatih ini merupakan sholat Jumat terbesar yang pernah terjadi pada 1453. Sholat Jumat ini digelar di jalan menuju Konstantinopel dengan jamaah yang membentang sepanjang 4 Kilometer dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di Utara.
Muhammad Al-Fatih Jadi Imam Sholat Jumat
Sholat Jumat yang dipimpin Muhammad Al-Fatih tersebut berjarak sekitar 1,5 Km dari depan benteng Konstantinopel. Dikisahkan, saat hendak melaksanakan sholat Jumat itu, muncul masalah siapa yang layak menjadi imam.
Muhammad Al-Fatih berseru di hadapan pasukannya: "Siapakah yang layak menjadi imam shalat Jumat?" Tak ada yang berani yang menawarkan diri. Lalu Muhammad Al-Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh pasukannya untuk bangun berdiri.
Kemudian beliau bertanya: "Siapakah di antara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh (dewasa) hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan sholat wajib lima waktu, silakan duduk!"
Subhanallah! tak seorang pun pasukan Al-Fatih yang duduk. Semua tegak berdiri. Artunya, semua pasukan Muhammad Al-Fatih sejak remaja hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan sholat fardhu ataupun melalaikannya.
Lalu Muhammad Al-Fatih kembali bertanya: "Siapa di antara kalian yang sejak baligh hingga hari ini pernah meninggalkan sholat sunah Rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan sholat sunnah sekali saja silakan duduk."
Sebagian dari pasukannya segera duduk. Artinya, pasukannya sejak remaja ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan sholat sunnah. Namun ada juga yang pernah meninggalkanya.
Kemudian Muhammad Al-Fatih berseru lagi: "Siapakah di antara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan sholat Tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!"
Apa yang terjadi? Terlihatlah pemandangan menakjubkan sebelum sholat dimulai. Semua yang hadir dengan cepat duduk! Hanya seorang yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia? Beliau adalah Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk Konstantinopel Bizantium.
Beliaulah yang pantas menjadi imam sholat Jumat pada hari itu. Muhammad Al-Fatih dikenal seorang yang taat, sejak kecil sudah terbiasa dengan sholat dan malamnya selalu bermunajat kepada Allah. Ketika berkuasa, beliau membangun 300 masjid besar atau sedang, 57 madrasah, 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani termasuk Istanbul.
(rhs)
Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment