Sufisme Pengaruhi Kehidupan Mistik di India Miftah H. Yusufpati
Nawab-Zada Sayyid Idries Shah al-Hasyimi yang ngetop dengan nama Idries Shah mengatakan pengaruh sufisme terhadap kehidupan mistik di India sangat kuat sehingga beberapa mazhab mistik yang dianggap sebagai produk Hinduisme kuno dinyatakan oleh para peneliti bersumber pada ajaran-ajaran sufi .
"Fakta sejarah ini tidak begitu penting bagi sufi karena sumber aliran mistik pada hakikatnya tunggal," ujar Idries Shah dalam bukunya berjudul "The Sufi" dan telah diterjemahkan M. Hidayatullah menjadi " Mahkota Sufi : Menembus Dunia Ekstra Dimensi".
Menurut Idries Shah, pandangan para peneliti terhadap perbedaan aspek mistik di Timur Jauh berasal dari asumsi bahwa kultus-kultus dalam mistisisme itu merupakan produk budaya mandiri, sehingga tidak sama dalam setiap wilayah. Namun cara pandang demikian tidak dapat diterima oleh para sufi yang percaya bahwa hanya ada kebenaran tunggal dan barangsiapa mengetahuinya harus menyampaikannya serta tidak boleh menyembunyikannya.
Lebih seribu tahun yang lalu, benih sufisme yang kemudian berkembang menjadi mazhab-mazhab meditasi yang dianggap bersumber dari Hindu itu telah tertanam di India. Aliran mistik Cinta, yaitu bhakti adalah salah satu bukti yang diungkap Dr Tara Chand dalam bukunya Cultural History of India:
Beberapa ciri pemikiran orang India Selatan sejak abad kesembilan menunjukkan adanya pengaruh Islam yang sangat kuat. Di antara pengaruh-pengaruh Islam itu adalah meningkatnya perhatian pada monotheisme, kekhusyu'an beribadah, penyerahan diri (parpatti) dan kebaktian kepada guru (guru bhakti).
Pengaruh lainnya adalah kelonggaran sistem kasta, pengabaian terhadap ritual yang hampa ... menyatu dengan Tuhan, pengabdian kepada seorang guru ... Konsepsi sufi tentang pengabdian guru itu telah terkenal pada zaman Hindu Pertengahan.
Idries Shah dalam bukunya berjudul "The Sufis" mengkritisi pernyataan Dr Chand ini. Ia mengatakan sebagai seorang pakar sejarah, ternyata Dr Chand lalai mencatat pengaruh sufi yang sangat berarti secara khusus dan sebagai pokok perhatian daripada pengaruh Islam secara langsung, menurut pengertian yang lazim, yaitu Islam menurut pemahaman ulama Muslim.
Fungsi kebaktian kepada guru dalam kultus-kultus mistisisme India itu ternyata telah diselewengkan dari ajaran sufi yang sejati dan mengalami suatu transformasi di dalam mazhab-mazhab Hindu non-Sufi kemudian.
"Namun seringkali kultus-kultus dalam kerangka Hinduisme itulah yang sangat menarik para mahasiswa Barat yang berhasrat meneliti spiritualisme di Timur, dan cenderung direduksi sebagai hasil derivasi dari mazhab-mazhab sufi semata," ujar Idries Shah.
Meskipun para mahasiswa itu niscaya mempunyai bukti-bukti yang dapat diandalkan, kata Idries Shah, namun sebenarnya para guru sufilah yang bertanggung jawab pada tugas besar untuk membangun apa yang dikenal sebagai mazhab-mazhab mistik Hindu.
Dalam bukunya Religions of India, Auguste Barth mencatat hubungan antara wilayah serta kronologi keberadaan para sufi di India dengan munculnya apa yang kemudian disebut mazhab mistik kuno India:
"Tepatnya sejak abad kesembilan hingga abad kedua belas, gerakan-gerakan keagamaan itu muncul dalam kaitannya dengan tokoh-tokoh seperti Sankara, Ramanuja, Ananda Tirtha dan Basava, bukan berkaitan dengan mayoritas sekte-sekte yang dicatat sejarah dan sama sekali tidak berkaitan dengan Hinduisme yang muncul beberapa periode kemudian."
Idries Shah mengatakan ada satu fakta yang perlu diperhatikan para mahasiswa Barat dalam meneliti (kebenaran) klaim bahwa aliran mistik kuno India itu telah memicu gerakan-gerakan mistik di antara orang-orang Hindu.
Meskipun tampak ganjil bagi sebagian besar pengamat, ternyata kepustakaan religius awal dalam Hindu hanya ditulis pada akhir abad kedelapan belas dan awal abad kesembilan belas sebagaimana dinyatakan oleh seorang sarjana Inggris, Sir William Jones.
Menurut Idries Shah, dokumen-dokumen kuno hampir tidak utuh lagi. Manuskrip India tertua itu diperkirakan sebagai sebuah bagian tulisan Budha di atas lembaran-lembaran kulit pohon birch yang ditemukan di Taxila pada akhir abad kelima Masehi.
Sementara itu, dari bahan yang sama, manuskrip Bakhshali diklaim oleh generasi berikutnya sebagai naskah kuno paling awal, meskipun naskah tersebut ternyata ditulis pada abad kedua belas.
Menurut Idries Shah, bhakti dan gerakan-gerakan reformis dalam Hinduisme yang dipelopori oleh para tokoh seperti Madhva, Ramananda dan Kabir, sebenarnya berdasar pada sejumlah besar pemikiran dan perilaku sufi yang telah diperkenalkan di India setelah penaklukan Islam di sana.
Kabir "telah banyak meluangkan waktu berkumpul dengan para sufi Muslim." Dadu "bahkan menaruh perhatian yang lebih besar pada pengetahuan sufi daripada ajaran para leluhurnya... mungkin karena para sufi di India Barat mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pemikiran para Pencari Tuhan, baik dalam Hindu maupun Islam, daripada pengaruh para sufi di India Timur," papar Tara Chand, meskipun ia sendiri bukan seorang sufi.
(mhy) Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment