Nabi Isa Bisa Berdialog dengan Putra Nabi Nuh, Benarkan Ada Ilmu Memanggil Roh?
Nabi Isa as menghidupkan kembali putra Nabi Nuh , Ham, untuk kepentingan interview seputar bahtera Nuh. Begitu Al-Thabari dalam bukunya berjudul "Tarikh al-Rusul wa al-Muluk" mengutip Ibnu Abbas berkisah. Lalu, benarkan ada ilmu untuk memanggil roh orang yang sudah meninggal dunia?
Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari disebutkan pada perang Badar , Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mengurus 24 orang mayat pemuka Quraisy. Mereka dilemparkan ke dalam sebuah sumur busuk yang ada di Badar.
Manakala beliau sudah mengalahkan kaum Musyrikin Quraisy, beliau tinggal di tanah Badar yang menjadi lengang selama 3 malam.
Setelah beliau berada di sana pada hari yang ketiga, beliau memerintahkan untuk mempersiapkan binatang tunggangannya, lalu dipasang dan dikuatkanlah pelananya. Kemudian beliau berjalan diiringi oleh para sahabatnya.
Menurut para sahabat, mereka tidak melihat Nabi Muhammad SAW beranjak kecuali dengan maksud memenuhi sebagian kebutuhannya. Sampai akhirnya beliau berdiri di sisi bibir sumur, kemudian beliau memanggil mayat pembesar kafir Quraisy (yang terkubur di dalam sumur) tersebut dengan menyebutkan nama-nama mereka dan nama bapak-bapak mereka.
“Wahai Fulan bin fulan, Wahai Fulan bin fulan, Bukankah kalian akan senang jika kalian mentaati Allah dan rasulNya? Sesungguhnya kami benar-benar telah mendapatkan apa yang telah dijanjikan oleh Rabb kami. Bukankah kalian juga telah benar-benar mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Rabb kalian.”
“Wahai Rasulullah kenapa Anda berbicara dengan jasad-jasad yang tidak memiliki roh?” Umar bin Khattab bertanya.
Rasulullah SAW menjawab, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, kalian tidak lebih baik pendengarannya terhadap apa yang aku katakan dibanding mereka, hanya saja mereka tidak mampu menjawab” [HR Bukhari, Kitab al-Maghazi, no.3976. Fathul Bari VII/300-301]
Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa mayit bisa mendengar suara sandal (sepatu) orang-orang yang mengantarnya ketika mereka meninggalkan (kuburan)nya.
Ibnul Qayyim mengatakan kaum salaf telah bersepakat atas hal ini. Atsar dari mereka sudah mutawatir bahwa mayit mengetahui jika ada orang yang menziarahinya dan merasa bahagia dengan ziarah tersebut.
Selanjutnya Ibnul Qayyim menukil perkataan Ibnu Abbas ra dalam menafsirkan firman Allah.
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
“Allah memegang jiwa (roh seseorang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (seseorang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahan jiwa (roh orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan lagi jiwa (roh) yang lain sampai waktu yang ditentukan“. ( QS Az-Zumar/39 : 42)
“Telah sampai kepadaku bahwasanya roh orang-orang yang masih hidup dan yang sudah mati bisa bertemu di dalam tidur (mimpi) kemudian mereka saling bertanya, lalu Allah menahan roh orang yang sudah mati dan mengembalikan roh orang yang masih hidup ke jasadnya.”
Hanya dalam Mimpi
Kemudian Ibnul Qayyim berkata, “Sungguh pertemuan antara roh orang-orang yang masih hidup dengan roh orang-orang yang sudah meninggal menunjukkan bahwa orang yang masih hidup bisa melihat orang yang sudah meninggal dalam mimpinya dan menanyainya hingga orang yang sudah mati menceritakan apa yang tidak diketahui oleh yang masih hidup. Atas dasar inilah terkadang berita orang yang hidup (tentang keadaan orang yang sudah mati) bisa pas sesuai dengan kenyataan.”
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dalam fatwa Lajnah Daimah tentang ilmu memanggil roh mengatakan demikianlah yang dipegang oleh Salafus Shalih, yaitu roh orang-orang yang sudah mati tetap ada dan bisa mendengar sampai waktu yang dikehendaki Allah. "Tetapi tidak benar, kalau roh-roh itu bisa berhubungan dengan orang-orang yang masih hidup selain dalam mimpi," katanya.
Tidaklah benar pengakuan para tukang sihir tentang kemampuan mereka mendatangkan roh orang-orang mati yang diinginkan, lalu mengajaknya berbicara dan bertanya-tanya (berbagai hal) kepadanya.
"Allahlah yang Maha Mengetahui masalah roh. Dialah yang mengatur roh. Dia pulalah yang berkuasa mengembalikan roh tersebut ke jasad manusia kapan saja Ia kehendaki. Hanya Allah yang Maha mengatur kerajaanNya dan ciptaanNya, tidak ada yang bisa menandingiNya," ujarnya.
Menurutnya, apa yang diaku-aku tukang sihir sebenarnya adalah roh-roh setan. Mereka memberikan pelayanan kepada setan-setan itu dengan cara menyembahnya dan memenuhi permintaannya.
Roh-roh setan tadi membantu mereka dengan bantuan yang diminta dengan cara berdusta dan berbuat dosa dalam menjiplak nama orang-orang mati yang dipanggil itu.
Dr Muhammad Muhammad Husain dalam kitabnya Ar-Ruhiyyah al-Haditsah, Haqiqatuha wa Ahdafuha menyebutkan, orang yang memanggil roh menempuh cara yang berbeda-beda. Di antaranya ada yang pemula, mereka menggunakan gelas kecil atau cangkir yang digeser-geser di antara huruf-huruf yang tertulis di meja.
Menurut anggapan mereka, jawaban roh yang dipanggil itu tersusun dari kumpulan urut-urutan huruf yang tergeser oleh geseran gelas atau cangkir tersebut.
Di antaranya lagi ada yang menggunakan keranjang. Mereka menaruh pena di bibir keranjang. Pena ini akan menulis jawaban dari soal yang diajukan penanya. Kemudian, di antaranya lagi ada yang bertumpu pada perantara seperti halnya perantara pada ilmu hipnotis.
Muhammad Husein menyatakan ia meragukan kebenaran orang yang mengaku mampu memanggil roh. Kenyataannya, ada orang di belakang mereka yang mendorong mereka untuk berbuat semacam itu.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment