Ngerinya Neraka: Siksa Paling Ringan Mengenakan Sandal yang Bikin Otak Menggelegak
Siksa neraka sungguh amat pedih. Bahkan siksa yang paling ringan adalah bagi orang yang dikenakan sandal yang bisa membikin otaknya menggelegak. Rasulullah SAW pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ » [أخرجه البخاري ومسلم]
“Penduduk neraka yang paling ringan siksaanya ialah Abu Thalib , dirinya disiksa dengan memakai sandal yang membikin otaknya mendidih“. [HR Bukhari no: 3883. Muslim no: 209. dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu].
Nabi Muhammad SAW mengabarkan pada kita bagaimana panasnya api yang ada di dalam neraka:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « نَارُكُمْ هَذِهِ الَّتِى يُوقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ » [أخرجه البخاري ومسلم]
“Api yang pergunakan untuk memasak oleh anak cucu Adam, panasnya hanyalah bagian dari tujuh puluh cabang dari panasnya neraka Jahanam“. [HR Bukhari no: 3265, Muslim no: 2843].
Jadi, jahanam adalah neraka yang sangat besar dan menakutkan. Hal itu, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud, bahwasannya Nabi SAW bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا » [أخرجه مسلم]
“Neraka jahanam kelak akan didatangkan pada hari kiamat dengan ditarik oleh tujuh puluh ribu tali, dan pada setiap ujung tali tersebut ada tujuh puluh ribu malaikat yang menariknya“. [HR Muslim no: 2842].
Dan pada hari itu, manusia baru sadar akan segala perbuatannya, sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan:
وَجِاْيٓءَ يَوۡمَئِذِۢ بِجَهَنَّمَۚ يَوۡمَئِذٖ يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَٰنُ وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكۡرَىٰ [الفجر : 23]
“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya”. [al-Fajr/89 : 23]
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra , dia bercerita:
Pada suatu hari kami pernah bersama Rasulullah SAW tiba-tiba terdengar suara dentuman, maka Nabi bertanya: "Tahukah kalian suara apa tadi?"
Kamipun menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih tahu."
Lantas beliau bersabda: “Suara tadi adalah batu yang dilempar ke dalam neraka semenjak tujuh puluh tahun yang lalu, dan sekarang baru sampai turun ke dalam neraka hingga sampai didasarnya“. [HR Muslim no: 2844]
Para pendosa yang berada di dalam neraka keadaan mereka bertingkat-tingkat. Imam Muslim meriwayatkan dari Samurah bin Jundub ra, bahwasannya Nabi SAW pernah bersabda tentang penghuni neraka:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى حُجْزَتِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى تَرْقُوَتِهِ » [أخرجه مسلم]
“Di antara para penghuni neraka, ada yang disiksa dengan tenggelam dalam api sampai mata kakinya, ada yang sampai ke lututnya, ada lagi yang sampai ke pusar dan ada yang tenggelam sampai ke lehernya“. [HR Muslim no: 2845].
dikeluarkan oleh Bazzar dan Abu Ya’la dalam musnad keduanya, sebuah hadis dari Abu Hurairah ra, kalau Nabi SAW pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لو كان في هذا المسجد مائة ألف أو يزيدون وفيه رجل من أهل النار فتنفس فأصابهم نفسه لاحترق المسجد ومن فيه » [أخرجه البزار و أبو يعلى]
“Kalau seandainya ada di dalam masjid ini seratus ribu orang atau lebih, lantas ditaruh seseorang penghuni neraka, kemudian dia bernafas dan mengena dirinya, tentu semua orang dan masjid ini akan turut terbakar (karena panasnya)”. HR Bazzar no: 9623. Abu Ya’la no: 6670. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam ash-Shahihah no: 2509.
Menu Makanan
Sajian makanan di neraka juga mengerikan, yakni pohon dhari’. Yakni sejenis pohon yang memiliki duri besar, yang rasanya sangat pahit dan sangat panas lagi berbau busuk. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firmanNya:
لَّيۡسَ لَهُمۡ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٖ [الغاشية : 6]
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri”. [al-Ghasyiyah/88 : 6].
Santapan lainya adalah zaqqum, pohon yang sangat buruk untuk dilihat, bau busuk dan sangat pahit rasanya. Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firmanNya:
إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ ٤٣ طَعَامُ ٱلۡأَثِيمِ ٤٤ كَٱلۡمُهۡلِ يَغۡلِي فِي ٱلۡبُطُونِ ٤٥ كَغَلۡيِ ٱلۡحَمِيمِ [الدخان: 43-46]
“Sesungguhnya pohon zaqqum itu. Makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang amat panas“. [ad-Dukhan/44 : 43-46].
Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Mujahid, diceritakan bahwa manusia sedang melakukan thawaf sedangkan Ibnu Abbas duduk bersandar pada tongkatnya, lalu beliau mengatakan: “Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau sekiranya satu tetes dari zaqqum menetes pada penduduk bumi pasti akan memenuhi makanannya, lantas bagaimana dengan orang yang tidak ada makanan melainkan dari zaqqum“. [HR Ahmad 4/467 no: 2735].
Menu lainnya adalah Ghislin, yaitu nanah yang bercampur darah, muntahan, dan keringat penduduk neraka. Sebagaimana yang Allah ta’ala kabarkan dalam firmanNya:
فَلَيۡسَ لَهُ ٱلۡيَوۡمَ هَٰهُنَا حَمِيمٞ ٣٥ وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنۡ غِسۡلِينٖ ٣٦ لَّا يَأۡكُلُهُۥٓ إِلَّا ٱلۡخَٰطُِٔونَ [الحاقة: 35-37]
“Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa”. [ al-Haaqqah/69 : 35-37].
Menu Minuman
Sedangkan minuman penduduk neraka tak kalah ngerinya. Salah satunya adalah hamim yang panasnya sudah sampai pada puncak, apabila didekatkan ke wajah maka kulit mereka langsung mengelupas karena panasnya. Dan jika mereka meminumnya maka langsung memutus ususnya. Berdasarkan kabar yang Allah ta’ala jelaskan dalam firmanNya:
وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا [الكهف : 29]
“Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. [ al-Kahfi/18 : 29].
Selain itu ada juga air muhl seperti minyak yang mendidih berwarna hitam pekat dan bau busuk. Allah ta’ala berfirman:
وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمٗا فَقَطَّعَ أَمۡعَآءَهُمۡ [ محمد : 15]
“Dan (mereka) diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya“. [ Muhammad/47 : 15].
Minuman ketiga, ghasaaq. Menurut Ibnu Atsir, Al-Ghasaaq dengan ditasydid huruf syinnya atau tidak, maknanya ialah sesuatu yang dialiri oleh nanah serta kotoran seluruh penduduk neraka. Dan ada yang mengatakan: ‘Sesuatu yang dialiri oleh air mata mereka’. Dikatakan pula: ‘Artinya ialah zamharir, yaitu air yang sangat dingin dan bau busuk yang tidak mungkin bisa untuk diminum.
Allah SWT berfirman:
لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرۡدٗا وَلَا شَرَابًا ٢٤ إِلَّا حَمِيمٗا وَغَسَّاقٗا [النبأ : 24-25]
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. Selain air yang mendidih dan nanah”. [ an-Naba’/78 : 24-25].
Disebutkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَوْ أَنَّ دَلْوًا مِنْ غَسَّاقٍ يُهَرَاقُ فِي الدُّنْيَا لَأَنْتَنَ أَهْلَ الدُّنْيَا » [أخرجهأحمد]
“Kalau seandainya satu ciduk dari ghasaaq ditumpahkan dimuka bumi, pasti akan membuat bau busuk seluruh penduduk bumi “. [HR Ahmad 3, 17/231 no: 11230]
Siksaan Kekal
Ibnu Hazm dalam "Al Milal Wan Nihal" mengatakan tidak ada kebinasaan pada neraka dan siksaannya, kecuali Al Jahm bin Shafwan. Di dalam kitab Maratibul Ijma’ Ibnu Hazm juga menyatakan neraka adalah haq (nyata, benar-benar ada), dan neraka adalah tempat siksaan, tidak akan binasa, dan penduduk neraka juga tidak akan binasa, tanpa batas.
“Para pendahulu umat ini, imam-imamnya, dan seluruh Ahlus Sunnah Wal Jama’ah telah sepakat, bahwa ada sebagian makhluk yang tidak akan binasa, tidak akan hancur sama sekali. Seperti surga, neraka, ‘arsy, dan lainnya," ujar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment