Tiga jenis ini berasal dari Al-Quran dan menyiratkan tiga tokoh yang dianggap sombong, zalim, dan mengesampingkan keimanan pada Allah SWT. Ketiganya mempunyai peran vital untuk menggerakan roda masyarakat, ada harta dan tahta.
{ وَقَـٰرُونَ وَفِرۡعَوۡنَ وَهَـٰمَـٰنَۖ وَلَقَدۡ جَاۤءَهُم مُّوسَىٰ بِٱلۡبَیِّنَـٰتِ فَٱسۡتَكۡبَرُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَمَا كَانُوا۟ سَـٰبِقِینَ }
“dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah).” (Surat Al-Ankabut: 39).
Haman adalah seorang penasihat Fir’aun yang sombong dan menciptakan rencana jahat untuk membunuh Nabi Musa AS dan kaumnya. Fir’aun adalah seorang raja yang sombong dan membanggakan dirinya sebagai tuhan.
Sementara itu, Qarun adalah seorang kaya raya yang sombong dan tidak bersyukur atas kekayaannya yang diperoleh dari Allah SWT.
Tiga serangkai ini merupakan contoh dari orang-orang yang sombong dan tidak mengakui kebesaran Allah SWT. Allah SWT menghukum mereka dengan cara yang berbeda: Haman mati bersama dengan Fir’aun, Fir’aun ditenggelamkan di laut ketika ia mengejar Nabi Musa AS dan kaumnya, sementara Qarun tenggelam ke dalam bumi bersama harta kekayaannya yang telah diambil oleh Allah SWT. Ketiganya sama tenggelam, karena sebelumnya mengunggulkan diri.
Pelajaran dari tiga serangkai ini adalah pentingnya mengakui kebesaran Allah SWT dan bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada kita. Kita harus menghindari sifat menyombongkan diri dan membanggakan diri, serta harus menghargai hati yang rendah dan selalu mengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah SWT.
Jika kita melanggar prinsip-prinsip ini, kita dapat mengalami akibat yang buruk seperti yang dialami oleh Haman, Fir’aun, dan Qarun. Ketiganya hebat, tapi kehebatannya tidak untuk kebaikan, tapi untuk merusak manusia.
Dalam kehidupan kita, akan selalu ada tiga serangkai, hanya nama, tempat dan tahunnya berbeda. Walau tidak sekaya Qarun, sehebat Fir’aun, dan secerdik Haman, tapi akan selalu ada dalam ruang-ruang kehidupan kita. Kalau tidak yang menjadi salah satunya, mungkin kita ada bagiannya, bila rasa sombong itu masih ada dalam diri kita. Allahu’alam bishawab.*/Dr Halimi Zuhdy
No comments:
Post a Comment