Sejarah singkat Masjid Bir Ali, Sumur, dan Rasulullah SAW

Sejarah singkat Masjid Bir Ali, Sumur, dan Rasulullah SAW
Masjid Bir Ali terletak 11 kilometer dari Masjid Nabawi. Tepatnya sebelah barat Lembah Aqiq. Bir Ali dahulu dikenal sebagai Dzulhulaifah, sebuah desa yang berjarak 6 atau 7 mil dari Kota Madinah. Foto/SINDOnews/Sucipto
Masjid Bir Ali terletak 11 kilometer dari Masjid Nabawi. Tepatnya sebelah barat Lembah Aqiq. Bir Ali dahulu dikenal sebagai Dzulhulaifah, sebuah desa yang berjarak 6 atau 7 mil dari Kota Madinah.

Daerah ini merupakan sumber air bagi Bani Jusham dan bani Khafajah dari Klan Uqail. Seiring dengan perkembangan zaman, Dzulhulaifah dinamakan dengan Abyar Ali.

Ada beberapa versi sejarah terkait darimana nama Bir Ali berasal. Sebagian mengatakan, nama ini dinisbahkan pada Ali bin Dinar, seorang Sultan Darfur yang selama kurang lebih 20 tahun selalu mengirimkan kiswah Kakbah ke Makkah al-Mukarramah dari Fasher, ibu kota Darfur.

Sedangkan versi lainnya daerah ini disebut dengan Bir Ali karena masa lampau Sayyidina Ali Bin Abi Thalib RA pernah membuat galian beberapa sumur di kawasan ini.

Kata Bir berasal dari istilah Bi'run yang bermakna sumur dan jamaknya Abyar. Rasulullah SAW pun menetapkan tempat ini sebagai Miqat Makani yakni empat memulai ihram Haji atau umrah bagi jamaah yang datang dari arah Madinah dan sekitarnya.

Di tempat ini, kemudian dibangun sebuah masjid yang relatif besar diberi nama Masjid Asy-syajarah (masjid pohon). Sebab masjid ini dibangun di tempat mana Nabi Muhammad SAW pernah berteduh di bawah sebuah pohon (sejenis akasia).

Dalam perjalanannya, Masjid Bir Ali telah mengalami beberapa kali renovasi. Dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Madinah Umar bin Abdul Aziz pada periode 87-93 Hijriyah. Kemudian Zaini Zainuddin Al Istidar pada tahun 861 Hijriyah.

Lalu pada zaman Dinasti Usmaniah dari Turki pada 1090 Hijriyah atau 1679 Masehi hingga terakhir oleh Raja Abdul Aziz yang memerintah Kerajaan Saudi Arabia dari 1981-2005.

(kriSucipto

No comments: