Kisah Ahli Ibadah dan Seorang Perempuan Cantik yang Memasrahkan Tubuhnya
Hati-hati dengan bujuk rayu dan godaan perempuan. Berikut ini kisah seorang ahli ibadah yang mampu menahan godaan dan rayuan seorang perempuan cantik.
Kisah ini terjadi di zaman Bani Israil, namun bisa jadi pelajaran berharga bagi kita yang hidup di zaman fitnah (penuh ujian) ini. Ibnu Abbas bercerita dari Ka'ab al-Ahbar radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:
"Pada zaman Bani Israil ada seorang yang sangat jujur kepada Allah, selalu sibuk beribadah (seorang 'Abid). Ia tinggal di tempat kediamannya selama waktu yang panjang untuk ibadah. Malaikat mendatanginya setiap pagi dan petang, dan berkata kepadanya: "Apakah kau punya hajat? Maka ia menjawab: "Allah lebih tahu akan hajatku."
Allah tumbuhkan di atas kediamannya anggur. Setiap hari selalu ada airnya. Apabila ia merasa haus, maka ia mengulurkan tangannya, maka keluarlah air darinya, dan ia meminumnya.
Setelah sekian lama ia disana, lewatlah seorang perempuan cantik yang sangat mempesona. Permpaun ini berasal dari wilayah Maghribi (Maroko sekarang). Suatu hari perempuan cantik itu memanggil: "Wahai hamba Allah"
Maka dijawab si ahli ibadah : "Ya, ada apa?" "Apakah tuhanmu melihatmu," tanya perempuan itu.
Si ahli ibadah itu menjawab: "Dia adalah Allah yang Maha Esa, perkasa, hidup, dan Maha tidak berhajat kepada sesuatu. Yang mengetahui apa saja yang ada di dalam hati, yang membangkitkan orang dari kubur."
"Kampungku sangat jauh," ucap perempuan berparas cantik itu.
Maka lelaki ahli ibadah itu berkata: "Masuklah, naiklah ke tempatku ini."
Maka tatkala si perempuan itu masuk ke rumahnya (gubuk derita), ia melepas seluruh pakaiannya, dan berdiri tanpa penutup badan (telanjang bulat). Ia pun memasrahkan tubuhnya kepada si lelaki ahli ibadah itu.
Maka si lelaki ahli ibadah itu menutup matanya, memalingkan penglihatannya darinya. Sambil berseru: "Celaka engkau hai perempuan. Tutupilah tubuhmu."
Maka dijawab si perempuan: "Apa sih salahnya jika kita bersenang-senang malam ini." Maka lelaki itu mengajak bicara dengan dirinya sendiri (nafsunya). "Wahai nafsuku, bagaimana menurutmu tawaran si perempuan itu?" Maka nafsunya menjawab: "Demi Allah aku sangat ingin bersenang-senang dengannya."
Maka laki-laki itu menjawab nafsunya: "Celaka engkau wahai nafsu, apakah engkau menginginkan ibadahku hancur musnah hilang semuanya saat ini, hanya dikarenakan satu perbuatan ini. Setiap yang berzina tidak akan dimaafkan (jika tak taubat).
Sesungguhnya pezina itu ditelungkupkan wajahnya ke dalam api neraka, padahal neraka itu api yang tak pernah padam. Azabnya tak pernah habis. Aku takut jika Allah murka kepadamu hai nafsuku, dan Allah tidak meridhoimu selama-lamanya.
Ternyata nafsunya masih terus membujuknya. Maka ia menjawab: "Baiklah. Sekarang aku uji dulu engkau dengan api yang sangat kecil. Jika engkau sabar menanggungnya, maka bersenang-senanglah engkau hai nafsuku dengan perempuan itu di malam ini."
Maka laki-laki ahli ibadah itu menyalakan lampu dinding dan menebalkan sumbunya. Sementara perempuan itu terus mendengarkan pembicaraan si lelaki itu kepada dirinya sendiri, dan melihat semua sikapnya. Kemudian ia masukkan tangannya ke sumbu lampu yang menyala itu. Maka ia menjerit, sambil berucap: "Ada apa kau..?"
Dibakar lagi, sampai jari jempolnya habis terbakar. Bahkan semua jarinya habis, kemudian tangannya juga mulai dilahap api. Maka perempuan tadi yang asik mendengarkan dan melihat itu, tidak tahan menyaksikannya. Ia pun menjerit dengan jeritan yang sangat kuat sampai nyawa perempuan itu melayang dan ia meninggal dunia.
Kemudian lelaki ahli ibadah itu menutupi tubuhnya dengan pakaiannya. Maka tatakala di pagi hari, Iblis laknatullah berteriak, berkoar-koar sambil berkata: "Wahai manusia, sesungguhnya si ahli ibadah itu telah berzina dengan si fulanah binti fulan, kemudian ia membunuhnya.
Maka raja berangkat bersama pasukannya dan penduduk kerajaan, menuju rumah gubuk derita si ahli ibadah. Maka tatkala sampai ke sana, ia berkata: "Mana si fulanah binti fulan? Maka dijawab ahli ibadah: "Ini bersamaku."
"Suruh dia turun." kata sang raja. Ia sudah mati, sahut ahli ibadah.
Maka raja berkata padanya: "Apakah engkau meridhai perzinaan, sehingga engkau membunuh jiwa yang diharamkan membunuhnya? Maka sang raja menghancurkan gubuk Ahli ibadah itu. Kemudian ia kalungkan rantai di lehernya, dan digiring. Perempuan itupun ikut dibawa. Si Abid itu dibawa, lengan bajunya berlipat, dan ia tidak menceritakan kisahnya kepada mereka.
Maka diletakkanlah gergaji di atas kepalanya, maka diperintahkanlah kepada algojo untuk menggergaji kepalanya. Maka merekapun menggeragajinya. Maka tatkala sampai ke otaknya, ia pun mengaduh mengucapkan "Aduuuhhh" karena sakitnya.
Maka Allah memerintahkan Jibril. "Katakan kepadanya, janganlah ia mengucapkan apapun. Allah senantiasa melihatmu, para Malaikat pemikul 'Arasy juga sudah menangis semuanya. Demi keagungan-Ku dan kemuliaan-Ku, andaikan ia meng "aduh" sekali lagi, pasti akan Aku runtuhkan langit ke bumi. Dan iapun tidak meng "aduh" dan tidak berbicara, sampai ia meninggal dunia." Semoga Allah merahmatinya.
Maka tatkala ia sudah meninggal dunia, Allah mengembalikan ruh si perempuan itu, iapun berkata: "Demi Allah ia mati terzalimi." Ia tidaklah berzina, dan saya masih gadis, perawan, belum disentuh siapapun."
Kemudian ia ceritakan semua kisahnya kepada mereka. Mereka pun memeriksa tangan si lelaki ahli ibadah itu, ternyata benar tangannya terbakar, sesuai cerita si perempuan cantik itu.
Maka mereka berkata: "Ouh, kami tidak tahu terhadap orang yang telah kami gergaji." Maka si ahli ibadah itu telah terjatuh, terbelah dua di atas bumi. Si perempuan itu pun meninggal lagi.
Maka mereka menggali satu kuburan untuk mereka berdua. Ternyata mereka mendapati bau misik, kasturi, di dalam kuburan keduanya. Kemudian mereka mendatangkannya dan menyolatkannya. Tiba-tiba ada suara yang menyeru mereka:
"Tunggu dulu, para Malaikat mau ikut menyolatkan mereka berdua."
Kemudian setelah selesai disholatkan, maka mereka menguburnya. Maka Allah tumbuhkan di atas kuburan mereka dua bunga Yasmin. Dan mereka dapatkan di atas kuburan mereka tulisan yang berisi:
"Bismillahi Arrohman Arrohim, dari Allah 'Azza wa Jalla, kepada hamba-Ku dan wali-ku, Aku telah menyediakan minbar di bawah 'Arasy, dan telah Ku kumpulkan Malaikatku, dan Jibril telah berkhutbah, dan para Malaikat telah menyaksikan, bahwa aku menikahkan kepadanya 50.000 Bidadari dari surga Firdaus. Beginilah aku perlakukan orang-orang yang menaati-Ku dan selalu merasa Ku-awasi dalam setiap langkah dan gerak, serta kedipan mata, dan embusan nafas."
Kisah ini bersumber dari Kitab Bahrud Dumu (lautan air mata) karya Jamaluddin Abu al-Faraj Abdurrahman atau dikenal Ibnul Jauzi (508-597 H). Semoga kita dapat memetik ibrah dari kisah ini.
(rhs)Rusman Hidayat Siregar
No comments:
Post a Comment