Ketika Umar bin Khattab dan Abu Bakar Berselisih, Begini Endingnya
Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu dan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu adalah dua Sahabat Nabi terkemuka yang dijamin masuk surga. Dua manusia mulia itu ternyata pernah berselisih hingga saling mendiamkan.
Perselisihan dua sahabat dekat Nabi ini tidak seperti kita pada umumnya yang sering bertengkar karena masalah harta dan duniawi. Keduanya justru berselisih karena masalah kebijakan dalam penegakan syariat. Abu Bakar dikenal dengan karakter penyayang, sangat dipercaya dan sahabat paling mulia setelah Rasulullah SAW. Sedangkan Umar memiliki karakter tegas, keras dan paling kuat memegang hukum Allah.
Gus Musa Muhammad menceritakan kisah dua sahabat ini yang sarat dengan hikmah. Suatu hari Umar bin Khattab mengadu kepada Rasulullah SAW akan sahabatnya Abu Bakar yang mengganggu pikirannya.
Umar berkata: "Wahai Rasulullah, ijinkan aku mengungkapkan keresahan hatiku akan apa yang telah Abu Bakar lakukan terhadap diriku".
Dengan lembut Rasulullah SAW menjawab: "Damaikan hatimu sahabatku lalu teruskan maksud hatimu".
Setelah tenang, Umar kembali berkata: "Suatu waktu Abu Bakar bertemu denganku, akan tetapi dia tidak langsung memberi salam kepadaku dia menunggu aku yang terlebih dahulu mengucapkan salam kepadanya. Aku tidak tahu apa salahku padanya."
Rasulullah SAW tidak ingin masalah ini mengganggu persahabatan di antara dua sosok sahabat yang sangat dicintainya ini. Maka Rasulullah SAW pun meminta Abu Bakar dihadapkan bersama agar dapat menjelaskan perihal yang sebenarnya. Ketika Abu bakar hadir di tempat maka Rasulullah bertanya kepada dirinya akan prasangka kerenggangannya dengan Umar.
Maka Abu bakar menjawab dengan jawaban santun penuh kasih sayang yang membuat tangis seisi ruangan. "Wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Engkau bersabda 'Bahwasanya orang yang lebih dahulu mengucapkan Salam kepada saudaranya maka Allah akan membangunkan untuknya satu istana di dalam surga. Maka aku ingin istana itu menjadi miliknya Umar bin Khattab sahabatku tercinta."
Maka Umar pun menangis mendengar jawaban tersebut dan memeluk erat sahabat mulianya itu. Begitulah akhlak sahabat Nabi yang luar biasa. Tak heran jika Rasulullah SAW pernah memuji Abu Bakar :
إِنَّ أَعْظَم النَّاس عَلَيْنَا مَنًّا أَبُو بَكْر زَوَّجَنِي اِبْنَته وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ. وَإِنَّ خَيْر الْمُسْلِمِينَ مَالًا أَبُو بَكْر أَعْتَقَ مِنْهُ بِلَالًا وَحَمَلَنِي إِلَى دَار الْهِجْرَة
Artinya: "Orang yang paling besar pemberiannya kepada kami adalah Abu Bakar. Ia telah menikahkanku dengan putrinya (Aisyah) dan ia telah membelaku dengan dirinya. Orang Islam yang paling baik hartanya juga Abu Bakar. Hartanya telah memerdekakan Bilal dan telah membawaku ke negeri Hijrah (Madinah)." (Riwayat Ibn 'Asakir dari sahabat Anas)
Hasan Al-Bashri pernah memberi nasihat: "Perbanyaklah sahabat-sahabat mukminmu karena mereka memiliki Syafa'at pada hari Kiamat nanti."
Abul Hasan As-Sadzili: "Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah maka hal itu lebih baik daripada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah."
Demikian ending dari kisah dua sahabat yang terlibat perselisihan. Kisah ini mengajarkan tentang indahnya saling berkasih sayang. Semoga bermanfaat.
(rhs)Rusman Hidayat Siregar
No comments:
Post a Comment