Mengapa Sayyidah Aisyah Dipanggil Ummu Abdillah
Sayyidah Aisyah ra disebut ummul mukminin (ibunda kaum mukminin) karena semua istri Rasulullah SAW adalah ibunda kaum mukminin sebagai penghormatan dan pemuliaan. ( QS Al-Ahzab [33] : 6). Selain itu, beliau juga dipanggil Ummu Abdillah.
Alkisah, ada seseorang mencela Aisyah, maka dikatakan kepadanya: “Bukankah Aisyah adalah ibumu sendiri?”
Dia menjawab: “Dia bukanlah ibu!”
Akhirnya kabar itu sampai ke telinga Aisyah lalu beliau berkomentar: “Benar, saya hanyalah ibunda kaum mukminin, adapun bagi orang kafir maka saya bukanlah ibu mereka.”
Sayyidah Aisyah juga dipanggil Ummu Abdillah (ibunya Abdullah). Ini kunyah Aisyah walau beliau tidak memiliki anak bernama Abdullah. Kunyah adalah nama yang didahului “Abu” kalau pria dan “Ummu” kalau perempuan. Ini merupakan sunah.
Suatu ketika, Aisyah ra pernah berkata kepada Nabi Muhammad SAW: “Wahai Rasulullah, semua istrimu mempunyai kunyah, selain diriku.” Maka Rasulullah SAW bersabda: “Berkunyahlah dengan Ummu Abdillah.”
Setelah itu, Aisyah ra selalu dipanggil dengan Ummu Abdillah hingga meninggal dunia, padahal dia tidak melahirkan seorang anak pun. (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Abdurrazzaq)
Ibnul Qayyim dalam "Tuhfat al Maudud" menyebut yang dimaksud Abdullah di sini adalah keponakan Aisyah ra yaitu Abdullah bin Zubair ra. Hal yang sama juga disebut dalam kitab Al-Adzkar karya An-Nawawi dan Al-Ijabah oleh Az-Zarkasyi.
Adapun riwayat yang menyebutkan bahwa Aisyah ra pernah keguguran anaknya, maka riwayat ini adalah batil secara sanad dan matan, menurut Syaikh Al Albani dalam Silsilah adh-Dha‘ifah.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam "Silsilat al-Ahadits ash-Shahihah" berkata: “Hadis ini menunjukkan disyariatkannya kunyah sekalipun belum punya anak. Karena hal ini termasuk adab Islam yang tidak ada dalam agama-agama lainnya sepengetahuan kami. Maka hendaknya kaum muslimin menerapkan sunnah ini baik kaum pria maupun wanita.”
Aisyah ra memiliki banyak sekali keutamaan dan keistimewaan. Keutamaannya yang paling berharga adalah orang yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad SAW. Allah menurunkan tentangnya beberapa ayat Al Qur’an surat An-Nur [24]: 11–26 yang akan dibaca sampai kiamat kelak tentang kesucian Aisyah ra dari tuduhan kaum munafik yang menuduhnya dengan tuduhan keji.
Beliau termasuk sahabat yang banyak meriwayatkan hadis, terhitung riwayat hadis beliau dari Nabi SAW sebanyak 2.210 hadis. Beliau wafat pada hari Selasa bulan Ramadhan tahun 57 atau 58 H dalam usia 66 tahun dan disalati jenazahnya oleh sahabat Abu Hurairah ra serta dikubur di Pekuburan Baqi‘.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment