Kisah Sejarah Masjid Al Aqsa, Masjid Tertua di Bumi yang Didirikan Nabi Ibrahim Alaihissalam
Di tengah konflik Palestina dan Israel, keberadaan Masjid Al Aqsa menjadi pusat perhatian dunia. Karena masjid ini menyimpan sejarah panjang tentang Islam dan nabi-nabi utusan Allah lainnya.
Dalam riwayatnya pula, Masjid Al Aqsa telah menyimpan banyak sejarah penting bagi peradaban agama di dunia. Situs suci tersebut sejak zaman dahulu telah dijadikan simbol toleransi antarumat beragama dari Islam, Kristen hingga Yahudi.
Sejarah Berdirinya Masjid Al-Aqsa
Dalam literatur sejarah dan peradaban Islam , dijelaskan bahwa Masjid Al-Aqsa didirikan pertama kali oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam. Setelah beliau wafat, putranya Nabi Ishaq dan cucu Nabi Yaqub AS hingga cicitnya yakni Nabi Yusuf AS pun masih menjaga keberadaan masjid ini. Al-Aqsa memiliki makna yang sangat besar dalam tradisi keagamaan Islam serta sejarahnya. Masjid yang satu ini juga dikenal sebagai kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya berpindah ke Kakbah di Makkah.
Dikutip dari laman studi, sejak berdirinya zaman kenabian, Masjid Al-Aqsa telah mengalami renovasi besar-besaran pada zaman khalifah Umayyah Abd al-Malik atau putranya al-Walid I pada periode khalifah tersebut antara tahun 685 M hingga 715 M.
Namun setelah Yerusalem dilanda gempa bumi pada tahun 746 Masehi, Masjid Al-Aqsa juga kemudian mengalami perubahan besar pada struktur pembangunannya. Pada tahun 780 M, Khalifah Abbasiyah al-Mahdi kemudian berhasil mengembalikan kejayaan masjid tersebut.
Namun gempa bumi lain kembali menyebabkan kehancuran serius pada tahun 1033 yang mengharuskan al-Aqsa kembali dibangun. Selama Perang Salib, al-Aqsa diduduki oleh tentara salib Kristen mulai tahun 1099. Menyusul direbutnya kembali Yerusalem oleh pasukan di bawah Salahuddin al Ayyubi dari dinasti Ayyubiyah pada tahun 1187, tentara salib pun kehilangan kendali atas masjid. Pada tahun 1517, Yerusalem berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman dan Masjid Al-Aqsa pun turut dikuasainya.
Berabad-abad kemudian, gempa bumi pun kembali terjadi di tahun 1837 dan langsung diperbaiki. Meskipun tidak pernah dilanda gempa yang hebat kembali, pada tahun 1922 Masjid al-Aqsa kemudian mengalami renovasi besar untuk memperbaiki area masjid yang bobrok sekaligus memulihkan desain interior dan kaca di dalam masjid.
Sejak didirikannya sebagai tempat ibadah dan simbol toleransi, Al-Aqsa juga dianggap sebagai Baitulmaqdis atau Bait Suci oleh umat Yahudi. Maka tak heran ketika sampai saat ini Masjid al-Aqsa diperebutkan oleh Israel dan Palestina.
Wallahu A'lam
(wid)
Widaningsih
No comments:
Post a Comment