Tanah Palestina Diharamkan untuk Bani Israil, Ini Keterangan Al-Qur'an
Sejak berdirinya negara Israel Tahun 1948, bangsa Palestina mengalami penindasan, penjajahan dan pengusiran oleh tentara Zionis Israel. Warga muslim Palestina diusir dari kampung halamannya, tanahnya dicaplok, hingga diperlakukan tidak manusiawi oleh tentara Israel.
Israel benar-benar ngotot ingin merebut Yerusalem (Baitul Maqdis). Bahkan tak hanya Yerusalem, wilayah lain yang telah lama diduduki warga Arab Palestina ingin dikuasai Zionis Israel. Motivasi Israel menguasai Palestina karena menganggap itu tanah yang dijanjikan untuk mereka.
Dari sinilah akar konflik Israel-Palestina hingga mencapai puncaknya hari ini. Perang terbuka pun tak terhindarkan hingga menyebabkan hilangnya ribuan nyawa dari kedua pihak. Dalam Al-Qur'an sendiri ditegaskan bahwa tanah Palestina diharamkan untuk Bani Israil.
Tanah Palestina Diharamkan untuk Bani Israil
Al-Qur'an menceritakan kisah Bani Israil diharamkan memasuki wilayah Palestina. Penyebabnya tidak lain karena kedurhakaan dan sifat keras kepala mereka terhadap Nabi Musa.
Berikut keterangan Al-Qur'an tentang hal tersebut. Allah berfirman:
قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيۡهِمۡۛ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗۛ يَتِيهُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ فَلَا تَأۡسَ عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡفَٰسِقِينَ
Artinya: "(Allah) berfirman, "(Jika demikian), maka (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka janganlah engkau (Musa) bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." (Surat Al-Ma'idah: 26)
Ayat ini merupakan bantahan keras atas klaim Israel yang menganggap Palestina adalah milik mereka. Dalam Tafsir Kemenag dijelaskan, wilayah Palestina yang dulu bernama negeri Kana'an tidak boleh dimasuki Bani Israil selama 40 tahun. Selama kurun waktu itu, mereka kebingungan, tidak mengetahui arah dan tujuan dan tidak memiliki tempat menetap.
Allah memerintahkan Nabi Musa agar tidak sedih atas musibah yang menimpa kaumnya yang fasik itu. Menurut pendapat kebanyakan ahli tafsir, Nabi Musa dan Nabi Harun berada di padang gurun bersama-sama kaum Bani lsrail, tetapi padang itu bagi Nabi Musa dan Nabi Harun merupakan tempat istirahat dan menambah ketinggian derajat mereka.
Sedangkan bagi kaum Yahudi yang ingkar itu merupakan siksaan yang sangat berat. Setelah selesai peristiwa di padang pasir yang tandus itu, Nabi Musa dan Nabi Harun wafat dan kembali ke rahmat Allah.
Kemurnian fitrah orang-orang Bani Israil itu telah dirusak oleh kesesatan hingga mereka sesat, pengecut, dan penakut. Hal itu telah mendarah daging pada diri mereka. Ketika Nabi Musa membawa mereka ke jalan kebenaran, Bani Israil tetap bersikap pengecut.
Wallahu A'lam
(rhs)Rusman Hidayat Siregar
No comments:
Post a Comment