Kelahiran dan Misi Nabi Isa AS sebagai Rasul Allah dalam Pandangan Islam
Kelahiran Nabi Isa alaihissalam dan misinya sebagai Rasul Allah Subhanahu wa ta'ala merupakan salah satu hal dasar keyakinan umat Islam. Nabi Isa 'alaihissalam atau Isa Al-Masih adalah salah satu dari 5 Nabi bergelar Ulul Azmi. Nabi Isa disebut di dalam Al-Qur'an sebanyak 21 kali, disebut Al-Masih 11 kali, disebut Ibn Maryam 23 kali.
Bagi umat nasrani, Nabi Isa disebut dengan Jesus Christ (Yesus Kristus). Sedangkan orang Kristen Arab menyebutnya dengan Yasu' Al-Masih. Dalam bahasa Yahudi (yaitu bahasa Ivrit atau Ibrani), Nabi Isa disebut Yeshua. Kelahiran Nabi Isa pun menuai kontroversi, masing-masing agama memberikan argumennya sendiri.
Nurhidayat dalam tesisnya "Kisah Nabi Isa dalam Al-Qur'an (Suatu Kajian Sejarah)" Program Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar 2017 menyebutkan, ketika Nabi Isa 'alaihissalam dilahirkan, tidak ada hal-hal yang khusus yang terdapat padanya. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan menjadi manusia yang luar biasa nantinya.
Akan tetapi yang dialami oleh Maryam terdapat hal yang tidak biasa, karena Maryam mengandung tanpa berhubungan dengan seorang laki-laki. Ada keterangan berbeda antara umat Nasrani dan Islam mengenai orang tua Nabi Isa. Bagi umat Nasrani, Nabi Isa memiliki ayah yaitu Yususf an-Najar, sedangkan umat Islam menganggap bahwa Nabi Isa tidak memiliki ayah.
Menurut penuturan Injil, Nabi Isa lahir dari keluarga Raja Daud, ayahnya Yusuf dan ibunya adalah Maria. Akan tetapi, di antara empat Injil (Markus, Yahya, Matius dan Lukas) hanya Injil Matius dan Lukas yang menyatakan bahwa Yesus lahir dari darah Maryam dan perantaran Roh Kudus. Dalam Injil Markus dan Yahya menyatakan Yesus lahir tanpa dari darah Maryam tanpa dicampuri oleh seorang laki-laki. Jadi dalam kitab Injil sendiri terjadi perbedaan dalam hal ini.
Nurhidayat menerangkan, mengenai tempat kelahirannya juga ada dua pendapat yaitu pertama, Nabi Isa lahir di Nazaret di daerah Galilea. Kedua, Nabi Isa lahir di Betlehem di dekat Yerussalem sebagaimana dalam penuturan Injil Matius.
Mengenai kapan lahir Nabi Isa terdapat beberapa pendapat. Pendapat umum menyatakan bahwa Nabi Isa lahir pada tanggal 25 Desember yang dikenal dengan Hari Natal. Ada pula yang menyebut tahun saja yaitu bertepatan 1 Masehi. Ada pula pendapat yang mengatakan tahun ke-7 dan ke-5 Masehi. Tetapi yang jelas tanggal, hari dan bulan serta tahun kelahiran Nabi Isa tidak dapat dipastikan, begitu juga mengenai ayah Yusuf.
Terkait tempat kelahiran Nabi Isa 'alaihissalam, Allah berfirman dalam Surah Maryam Ayat 22-23:
"Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku
mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan."
Berdasarkan ayat itu, maka tergambar dalam Al-Qur'an bahwa Maryam melahirkan di tempat yang jauh dan tidak terjangkau oleh orang.
Menurut mufassir Quraish Shihab, mayoritas ulama menegaskan bahwa kelahiran Nabi Isa yakni kehamilan selama sembilan bulan, bukan seperti pendapat sementara bahwa itu terjadi hanya sekejap Nabi Isa dilahirkan dengan kalimat "kun fayakun".
Banyak ulama berpendapat nahwa lokasi yang dipilihnya adalah Baitul al-Lahm, sebuah daerah sebelah Selatan al-Qudus (Yerusalem) di Palestina, dan disanalah Nabi Isa dilahirkan. Maryam mengasingkan dirinya. Oleh sebab Maryam melahirkan seorang anak yang lahir tanpa bapak, sehingga takut akan kecaman orang lalu bersandar pada pohon kurma saat merasakan rasa sakit saat melahirkan. Dan tidak dijelaskan secara mendetail bahwa tempat kurma tersebut, tetapi yang pasti bukan tempat jorok.
Kelahirannya tanpa bapak, membuat sejumlah umatnya menganggap Nabi Isa sebagai Anak Tuhan. Bukan hanya dalam arti 'simbolis', melainkan benar-benar dalam arti 'biologis'. Seperti terbaca dalam Inijl Lukas 1:28-32: "Maka Malaikat itupun datanglah kepadanya serta berkata sejahterah lah engkau yang sudah beroleh anugrah Tuhanlah beserta engkau Maka terkejutlah ia sebab katanya demikian, serta berfikir akan pengertian salam ini. Maka kata Malaikat kepada Maryam, janganlah takut hai Maryam karena engkau sudah beroleh anugrah Allah. Sesungguhnya engkau akan hamil dan beranakkan seorang laki-laki maka hendaklah engaku namakan dia Yesus Maka ia akan menjadi besar, ia akan dikatakan anak Allah yang maha tinggi, maka Allah Tuhan kita mengaruniakan tahta Daud nenek moyangnya itu. dan tiadalah Yusuf bersetubuh dengan Maryam sehingga Maryam melahirkan seorang anak laki-laki lalu diberinya nama Yesus."
Allah Ta'ala membantah hal itu dalam Surah Yunus Ayat 68, Allah berfirman: "Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempuyai anak". Maha suci Allah; Dia-lah yang Maha Kaya; Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"
Fitnah Yahudi
Demikian pula perbedaan pendapat dalam hal tempat dan kapan Nabi Isa dilahirkan. Perihal kelahiran itu ternyata mengundang perhatian orang Yahudi sehingga Maryam dituduh berzina. Talmud menyatakan bahwa al-Masih terlahir sebagai anak haram, karena ibunya Maryam hamil ketika sedang haid.
Ia juga diselimuti oleh roh Esau. Berawal dari kelahiran inilah, sehingga kemudian orang-orang memuliakan Nabi Isa bahkan dianggap sebagai Tuhan oleh para pengikutnya di kemudian hari.
Dalam hal kelahiran Nabi Isa seperti yang telah disebutkan di atas maka sangat jelas bahwa Nabi Isa lahir tanpa bapak karena atas izin Allah. Nabi Isa tiada lain hanya utusan Allah sama seperti Nabi-nabi Allah lainnya.
Misi Nabi Isa Sebagai Rasul Allah
Setiap Nabi diutus oleh Allah Ta'ala memiliki tujuan atau misi dalam berdakwah. Adapun misi dakwah seorang nabi sesuai dengan situasi dan kondisi umatnya. Nabi Isa adalah Nabi yang melanjutkan risalah kenabian sebelumnya, yakni risalah Nabi Musa sebagaimana terdapat dalam Surah as-Shaf Ayat 6, Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
Sejak usia enam tahun, Nabi Isa sudah memasuki perguruan Taurat. Ia memahami hukum Taurat lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Pada usia 12 tahun, dia bertanya jawab soal Taurat dengan orang- orang Yahudi yang jauh lebi tua, baik soal hukum sampai soal ketuhanan.
Setelah Nabi Isa berusia 30 tahun, Malaikat Jibril datang sebagai utusan Allah untuk mengangkat Isa menjadi Rasul Allah, menyambung pelajaran yang pernah diajarkan rasul-rasul sebelumnya dan memberi kabar kepada manusia tentang kedatangan seorang Nabi terakhir yakni Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Menurut keterangan Perjanjian Baru dalam kitab Injil karangan Lukas 4:23: "Maka Yesus sendiri tatkala ia mulai mengajar, umurnya kira-kira 30 tahun, maka sangka orang ia itu anak Yusuf, anak Heli."
Sumber lain mengatakan bahwa setelah berumur 30 tahun, saudara sepupu Yahya bin Zakaria diakui sebagai guru oleh ulama Yahudi, Yesus dimandikan (dibabtis) sebagai isyarat pengakuan bahwa ilmunya sudah cukup untuk mengajar. Oleh Karena memandikan Yesus maka Yahya diberi gelar "Yahya Pembabtis" (Yohane de Dooper).
Dalam Al-Qur'an tidak dijelaskan kapan Nabi Isa diangkat menjadi Nabi, dan di mana tempatnya. Akan tetapi, perintah kenabian Nabi Isa dikenal sejak beliau lahir dan sejak berbicara kepada Bani Israil ketika masih dalam buaian. Seperti yang terdapat dalam Surah Maryam Ayat 30, Allah berfirman:
"Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi."
Setelah Yahya wafat, wahyu diturunkan kepada Nabi Isa. Malaikat Jibril menyampaikan wahyu tersebut kepada Nabi Isa as sebagai tanda kenabian dan memberi kitab Injil. Hal ini tertuang dalam QS Ali-Imran Ayat 49, Allah berfirman:
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus".
Salah satu misi Nabi Isa yakni memberitakan bahwa kemudian hari akan diutus oleh Allah seorang rasul, yakni Nabi Muhammmad SAW yang dibekali sebuah Kitab Suci (Al-Qur'an) yang membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya yang akan disampaikan kepada manusia.
Dalam QS as-Shaf Ayat 4, Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
Setelah Nabi Isa dibaptis, maka semakin berani pula beliau mengoreksi para ulama Yahudi yang dianggap menyeleweng dalam ajaran Taurat. Dalam berdakwa Nabi Isa as terkenal sebagai seseorang yang sering berkelana (berpindah-pindah) tempat untuk membawa kabar gembira akan keselamatan. Diperjalanan Nabi Isa as melarang pengikutnya membawa tongkat, bekal, uang dan senjata.
Misi Nabi Isa as dalam berdakwah adalah menyiarkan agama yang benar, membongkar akan kesalahan dan kesesatan pendeta Yahudi yan telah jauh menyimpang dari ajaran Nabi Musa yang sebenarnya. Bahkan terbukti kepada Nabi Isa bahwa mereka telah lupa dengan ajaran-ajaran yang diberikan Nabi Musa dalam kitab suci Taurat. Sudah banyak pula yang tidak kenal kepada Allah, Nabi Isa menyampaikan kehadirannya memerintahkan untuk menyembah Allah.
Hal itu diungkap dalam Surah az-Zukhruf Ayat 63-64, Allah berfirman:
"Dan tatkala Isa datang membawa keterangan Dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat10 dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku".
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu Maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus".
Wallahu A'lam
Sumber Sejarah:
1. Nabi Isa yang ditulis oleh Hilmy Ali Sya'ban.
2. Qishas Al-Anbiya, Abdul wahhab al-Najjar.
3. Qishash Anbiya yang di tulis oleh Hadiyah Salim.
4. Al-Sirah Annabawiyah, Ibn Hisyam, Terjemahan.
5. Buku kisah teladan 25 nabi dan rasul karangan Mutiah Ahmad.
6. Isa Al-Masih dalam teologi Muslim, skripsi Azis Basuki.
7. Kematian dan penyaliban Nabi Isa dalam Tafsir al-Manar.
(wid)
Widaningsih
No comments:
Post a Comment