Sebelum Umar bin Khattab Wafat, Pendeta Yahudi: Waktunya Tinggal 3 Hari
Suatu ketika Ka'ab al-Ahbar mendatangi Khalifah Umar bin Khattab dan berkata: "Amirulmukminin, ketahuilah bahwa dalam tiga hari ini Anda akan meninggal ."
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" yang diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) menyebut Ka'ab adalah salah seorang pemuka pendeta agama Yahudi di era Rasulullah SAW .
Ka'ab sering mengunjungi Nabi Muhammad SAW untuk memperlihatkan kecenderungannya kepada Islam, dengan menunda pengumuman keislamannya itu sampai dapat memastikan semua tanda-tanda yang terdapat dalam kitab suci masyarakatnya tentang Nabi dan sahabat-sahabatnya itu. Sampai kekhalifahan sudah di tangan Utsman bin Affan baru ia mengumumkan keislamannya.
Menurut Haekal, merasa heran dengan peringatan Ka'ab itu, Umar menanyakan: "Dari mana Anda tahu?"
"Saya melihatnya dalam Kitab Suci Taurat," jawabnya.
Umar terkejut dengan kata-katanya itu dan katanya: "Masya Allah! Anda melihat nama Umar bin Khattab dalam Taurat?!"
"Tidak," kata Ka'b. "Bukan nama Anda tetapi sifat-sifat dan sosok Anda yang menandakan bahwa ajal Anda sudah sampai."
Karena Umar tidak merasa sakit dan mengalami gangguan kesehatan ia makin heran dengan kata-katanya itu. Sesudah itu ia tak pernah menaruh perhatian secara khusus.
Hari berikutnya Ka'ab datang lagi berkata: "Amirulmukminin, sudah berlalu sehari, tinggal dua hari."
Keesokan harinya setelah itu katanya lagi: "Sudah berlalu dua hari, tinggal lagi sehari semalam, yakni buat Anda masih ada waktu sampai besok pagi."
Keesokan harinya waktu subuh Abu Lu'lu'ah menikam Umar dengan tikaman yang mematikan. Sesudah kaum Muslimin berdatangan menengok Umar, Ka'ab juga ikut masuk, dan sesudah melihatnya Umar berkata:
Tiga kali Ka'ab menakut-nakutiku yang telah dipersiapkan
Sudah tentu pernyataan itu seperti yang dikatakan Ka'ab
Peringatan tentang mati aku memang akan mati
Tetapi peringatan tentang dosa akan disusul dosa.
Sir William Muir menguraikan panjang lebar cerita Ka'ab ini dalam Annals of the Early Caliphate, yang dilanjutkan dengan katanya: "Sukar sekali kita mengetahui bagaimana mula timbulnya cerita yang aneh ini. Barangkali Ka'ab memperingatkan Umar setelah ia melihat tanda-tanda pada Abu Lu'lu'ah yang hendak menantang dan mengancam itu."
Haekal mengatakan dan yang dapat kita simpulkan dari pembicaraan Abu Lu'lu'ah dengan Umar dan dari cerita Ka'ab sendiri, bahwa orang Persia itu mengancam Umar, dan orang Yahudi itu menunjukkan waktu akan terjadinya pembunuhan tiga hari sebelum dilaksanakan.
"Tak ada bayangan pada seseorang dengan dugaan bahwa kitab-kitab suci akan menentukan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi terhadap seseorang sampai terinci seperti itu," kata Haekal.
Kitab-kitab suci itu semua mengembalikan segala yang gaib kepada Allah. Kalau begitu, segala rahasia yang akan terjadi itu tentu sudah diketahui oleh Ka'ab, lalu ia menyampaikan peringatan kepada Umar. Tetapi sesudah ada ancaman dari Abu Lu'lu'ah Umar tidak menghiraukannya, maka terjadilah apa yang terjadi.
Peringatan Ka'ab dan tikaman Abu Lu'lu'ah menunjukkan bahwa dalam hal ini ada rahasia yang ketika terjadi peristiwa kejahatan itu tidak tampak, tetapi baru terlihat sesudah kejadian.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment