Sikap yang Diajarkan Al-Quran terhadap Ahl Al-Kitab
"Janganlah kamu berdebat dengan Ahl Al-Kitab, melainkan dengan cara yang sebaik-baiknya, kecuali terhadap orang-orang yang zalim di antara mereka" ( QS Al-'Ankabut [29] : 46).
Dalam beberapa kitab tafsir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan " orang-orang zalim " dalam ayat di atas adalah mereka yang setelah diberi penjelasan dengan baik, masih tetap membantah, membangkang, dan menyatakan permusuhan.
Quraish Shihab mengatakan sebenarnya yang diharapkan oleh kaum Muslim dari semua pihak termasuk Ahl Al-Kitab adalah kalimat sawa' (kata sepakat), dan kalau ini tidak ditemukan, maka cukuplah mengakui kaum Muslim sebagai umat beragama Islam, jangan diganggu dan dihalangi dalam melaksanakan ibadahnya. Dalam konteks ini Al-Qur'an memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
"Hai Ahl Al-Kitab, marilah kepada satu kata sepakat antara kita yang tidak ada perselisihan di antara kami dan kamu, yakni bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah, dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun, dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), 'Saksikanlah (akuilah) bahwa kami adalah orang-orang Muslim (yang menyerahkan diri kepada Allah)" ( QS Ali 'Imran [3] : 64).
Sekali lagi, Quraish mengatakan, katakan "sebagian mereka," karena Al-Qur'an juga menggarisbawahi bahwa:
"Dan sesungguhnya di antara Ahl Al-Kitab ada orang yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan apa yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya" (QS Ali 'Imran [3]: 199).
Menurut Quraish, nemang, tidak sedikit dari Ahl Al-Kitab yang kemudian dengan tulus memeluk agama Islam. Salah seorang yang paling populer di antara mereka adalah Abdullah bin Salam. Al-Qurthubi dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa ketika turun firman Allah:
"Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad SAW) sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka" ( QS Al-Baqarah [2] : 146).
Umar bin Khattab bertanya kepada Abdullah bin Salam, "Apakah engkau mengenal Muhammad sebagaimana engkau mengenal anakmu?"
Abdullah menjawab, "Ya, bahkan lebih. (Malaikat) yang terpercaya turun dari langit kepada manusia yang terpercaya di bumi, menjelaskan sifat (cirinya), maka kukenal dia; (sedang anakku) aku tidak tahu apa yang telah dilakukan ibunya."
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment