Fitnah di Makkah Tahun 571 H: Perang Amirul Haj dengan Gubernur

Fitnah di Makkah Tahun 571 H: Perang Amirul Haj dengan Gubernur
Para jemaah haji banyak yang melakukan penjarahan. Mereka mengambil harta niaga para pemukim di sana, dan membakar banyak tempat. Ilustrasi: Ist
Peristiwa ini terjadi pada tahun 571 H. Di Kota Suci Makkah berkecamuk perang dahsyat antara Amirul Haj Thasytakin, dengan Emir Muktsir Ibn Isa, Gubernur Makkah.

Ibnu al-Atsir dalam bukunya berjudul "Al-Mukhtar Min al-Kamil fi al-Tarikh; Qishshah Shalahuddin al-Ayyubi" yang diterjemahkan Abu Haytsam menjadi "Shalahuddin Al-Ayyubi Sang Pembebas Tanah Para Nabi" mengisahkan Khalifah telah memerintahkan Amirul Haj untuk memecat Muktsir dan mengangkat Daud -saudaranya- untuk menggantikan kedudukannya. Penyebabnya adalah karena Muktsir membangun benteng di atas Gunung Abi Qubays.

Ketika jemaah haji meninggalkan Arafah , mereka tidak bermalam di Muzdalifah , melainkan hanya melewatinya dan tidak melempar jumrah. Sebagian mereka ada yang melempar sebagian jumrah sambil berjalan, lalu berhenti di sebuah lembah yang luas.

Lalu keluarlah penduduk Makkah menyerang mereka, sehingga banyak korban terbunuh dari kedua belah pihak. Orang-orang berteriak: “Serbu Makkah!”

Mereka pun menyerang kota Makkah. Gubernur Makkah, Muktsir, melarikan diri. Ia naik ke atas benteng yang dibangunnya di puncak Gunung Abi Qubays.

Orang-orang lalu mengepungnya di dalam benteng. Muktsir pun akhirnya lari meninggalkan bentengnya untuk pergi dari Makkah, sehingga diangkatlah saudaranya, Daud, untuk menduduki jabatan gubernur yang baru.

Para jemaah haji banyak yang melakukan penjarahan. Mereka mengambil harta niaga para pemukim di sana, dan membakar banyak tempat. Hal teraneh yang terjadi dalam peristiwa ini adalah ada seseorang yang lebam kulitnya melempari sebuah rumah kediaman anak-anak yatim piatu dengan botol berisi minyak menyala hingga seisi rumah itu terbakar.

Kemudian ketika ia mengambil botol lain untuk membakar tempat yang lain lagi, tiba-tiba ada batu melayang ke arahnya, dan mengenai botol hingga pecah. Ia pun terbakar sendiri. Selama tiga hari ia diazab dengan tubuh terbakar itu, baru kemudian tewas.

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: