Horor Allah Mengazab Kaum Tsamud

Madain Saleh

Allah mengazab siapapun yang Dia kehendaki, termasuk Kaum Tsamud

Erdy Nasrul Jangan pernah melanggar perintah Allah yang disampaikan melalui dakwah para nabi dan orang shaleh. Ikuti apa yang sudah diperintahkan Allah, termasuk di dalamnya kewajiban untuk menjalankan syariat dan mencintai orang-orang sholeh.

Begitulah pesan utama dari kisah Nabi Shaleh yang akan dipaparkan berikut ini, kisah yang azabnya sudah berlalu ribuan tahun silam, tapi bekasnya masih ada sampai saat ini, bahkan bekas peninggalan orang-orang Tsamud (Nabatea) disebut sebagai warisan dunia, yaitu Madain Shaleh yang terhubung dengan al Ula atau Hegra (al-Hijr). Lokasinya masih 300-an kilometer dari Kota Madinah Arab Saudi.

Kisah dakwah Nabi Sholeh adalah berikut ini. Diperkirakan pada tahun 2150-2080 tahun sebelum masehi, Nabi Sholeh berdakwah di sana. Dia mendapatkan perintah dari Allah untuk mendakwahkan tauhid dan mengajak Kaum Tsamud kepada kebaikan dan ajaran Allah.

Namun tidak percaya begitu saja, mereka meminta Nabi Sholeh  membuktikan dirinya sebagai utusan Allah, yaitu dengan mengeluarkan unta dari bukit batu yang ada di sekitar mereka.

Nabi Sholeh menerima tantangan tersebut. Tapi ada syaratnya. Kalau Allah sudah mewujudkan hal itu, maka semuanya wajib beriman kepada Allah. Kemudian jangan pernah menyembelih unta tersebut. Kemudian Nabi Sholeh meminta Allah mengeluarkan unta dari bukit batu di sana. Dan keluarlah hewan berpunuk tersebut. 

Kaum Tsamud takjub melihat hal tersebut. Mereka pun mengaku beriman kepada apa yang didakwahkan Nabi Sholeh. Mereka mengikuti apa yang diajarkan berupa perintah menyembah Allah dan berbuat baik. Juga menjauhi apa yang menjadi larangan, seperti menyembah berhala dan berbuat maksiat.

وَيَٰقَوْمِ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ

wa yā qaumi hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum ‘ażābung qarīb

Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat”. (QS Hud ayat 64)

Seruan Allah kepada Kaum Tsamud untuk beriman juga diterangkan dalam al Araf ayat 73 berikut ini

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِۦۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi’budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum, hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum ‘ażābun alīm

(Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”. (al Araf: 73)

Hari demi hari, dakwah Nabi Sholeh semakin menyebar. Banyak orang berdatangan kepadanya untuk mempelajari dan mengikuti ajaran dan segala kearifannya. Mereka juga mengambil manfaat berupa susu dan berbagai olahan susu yang dihasilkan dari unta, mukjizat Nabi Sholeh.

Di tengah kebesaran pengaruh dakwah Nabi Sholeh, ternyata tidak semua Kaum Tsamud mengikuti dakwahnya. Mereka iri dengki dengan menganggap dakwah Nabi Sholeh mengancam keberlangsungan Kaum Tsamud. 

Secara diam-diam, mereka merencanakan hal yang paling membahayakan keberlangsungan Kaum Tsamud, yaitu penyembelihan unta mukjizat Nabi Sholeh. Unta yang keluar dari bukit bebatuan. “Lalu bagaimana dengan azab yang nanti akan muncul akibat menyembelih unta tersebut?” tanya seseorang di antara mereka. Kemudian dijawab, azab itu akan dihadapi bersama. Semua kabilah bersatu dan lawan azab tersebut, pasti menang. Begitu keyakinan dan optimisme mereka.

Maka di tengah malam, mereka jalankan rencana tersebut. Diam-diam mereka sembelih itu unta. Unta dibaringkan dan disembelih. Darahnya mengalir dan matilah dia.

Keesokan harinya, orang-orang terkejut menyaksikan unta tersebut sudah tersembelih dan tak lagi bernyawa. 

Ayat berikut ini menjelaskan apa yang terjadi setelah itu:

فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا۟ فِى دَارِكُمْ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ ۖ ذَٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ

fa ‘aqarụhā fa qāla tamatta’ụ fī dārikum ṡalāṡata ayyām, żālika wa’dun gairu makżụb

Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: “Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan”. (QS Hud ayat 65) 

Nabi Sholeh marah. Kemudian mengatakan kepada mereka yang telah membunuh unta tersebut beserta pengikutnya untuk siap-siap menghadapi azab.

Lalu apa yang mereka lakukan?

Berdasarkan penjelasan Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya. Sebanyak 12 ribu kabilah Kaum Tsamud yang masing-masing di dalamnya ada 12 ribu pasukan berkumpul. Jumlah mereka diperkirakan mencapai 144 juta. Semuanya membawa segala perangkat perang, seperti tombak, pedang, panah, dan lainnya. Mereka disiagakan untuk menghadapi pasukan Allah. Dengan jumlah sebanyak itu, mereka yakin akan mampu menghadapi segala apa yang akan datang.

Bagaimana Allah mengazab mereka?

فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَٰلِحًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْىِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ

fa lammā jā`a amrunā najjainā ṣāliḥaw wallażīna āmanụ ma’ahụ biraḥmatim minnā wa min khizyi yaumi`iż, inna rabbaka huwal-qawiyyul-‘azīz

Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS Hud ayat 66)

Imam al-Qurthubi menjelaskan, Allah memerintahkan matahari dari mulai terbit untuk semakin mendekati bumi. Jaraknya sungguh dekat, tak sejauh seperti sekarang ini. Apa yang terjadi? Bumi mendadak panas sangat.

Sementara itu, 144 juta pasukan yang sudah bersiap dengan segala perangkat perang mendadak mengeluhkan rasa panas yang luar biasa. Mereka sampai menjulurkan lidah saking tak kuasa menahan panas mentari yang pada saat itu membakar mereka.

Apakah mereka langsung mati? Tidak. Allah melarang malaikat untuk mencabut nyawa mereka. Biarkan mereka merasakan panas dan tersiksa seperti itu sampai matahari terbenam. Maka sejak habis subuh, mungkin sekitar pukul 06.00 hingga maghrib, mereka merasakan siksaan yang luar biasa.

Kemudian pada sore harinya, saat mentari terbenam, dan mungkin ini puncak siksaan tersebut, Allah menjelaskan apa yang terjadi dengan mereka

وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَ

wa akhażallażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥụ fī diyārihim jāṡimīn

Satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, (QS Hud ayat 67)

Mereka berteriak saking tak kuatnya menahan panas. Kemudian terdengar suara yang sangat besar di mana-mana, kemudian mereka mati seketika. Semua yang menentang dakwah Nabi Sholeh mati sia-sia.

Hanya mati? Jejak peninggalan mereka tetap ada sampai sekarang, Madain Sholeh, dan al Ula di Arab Saudi sana. Nabi Muhammad bersama para sahabat pernah sampai ke sana, kemudian melarang mereka untuk meminum air dari sumur di sana.

Rol

No comments: