Kisah Muslim Sukses Menaklukkan Palestina, Heraklius Menyusun Kekuatan

Kisah Muslim Sukses Menaklukkan Palestina, Heraklius Menyusun Kekuatan
Sebenarnya rasa takut sudah hilang dari hari Heraklius sesudah sepuluh tahun ia berada jauh dari medan perang di Syam. Ilustrasi: Ist
Setelah selesai membangun masjid di Baitul Maqdis , Khalifah Umar bin Khattab kembali ke Madinah dengan mengambil jalan semula seperti ketika datang. Sesampainya di Jabiah ia masih tinggal lagi selama beberapa hari, kemudian berangkat meninggalkan kota itu dengan menunggang kuda.

Segala yang dikerjakan Umar di Palestina beritanya sudah diterima oleh Ali bin Abi Thalib dan kaum Muslimin yang lain. Ia disambut di luar kota Madinah dengan sangat meriah.

"Tentu saja, Syam dan Irak pada saat itu sudah bersih! Tentu saja, Umarlah yang pertama mengadakan perjalanan serupa itu, sejak Allah mengutus Rasul-Nya menyampaikan dakwah agama kepada umat manusia di segenap penjuru dunia!" tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" yang diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000).

Di sisi lain, Abu Ubaidah , Khalid bin Walid dan Yazid bin Abi Sufyan meninggalkan Baitulmuqadas menuju tugasnya masing-masing. Yazid kembali di Damsyik, Abu Ubaidah di Hims dan Khalid ke Kinnasrin.

Mereka mengatur administrasi pemerintahan wilayahnya masing-masing dengan kebijakan yang lebih lunak, dengan keadilan yang tak lepas dari rasa kasih sayang dalam pelaksanaannya.

Pada saat itu, seluruh kawasan tersebut sudah aman dari serangan musuh sesudah di mana-mana mereka mengalami kehancuran, dan sesudah seluruh Syam tunduk kepada pasukan Muslimin, dari ujung selatan di Palestina sampai ke ujung utara di Suria.

Tetapi penduduk al-Jazirah yang tinggal di antara Irak dengan Syam, dan yang sebelum itu pasukan Sa'ad bin Abi Waqqas menyerang perkampungan saudara-saudara mereka di Hit, Tikrit, Mosul dan Qarqisia, tak pernah tenang setelah kejadian yang menimpa saudara-saudara mereka itu.

Bahkan mereka melihat tempat-tempat tinggal mereka akan menjadi sasaran pasukan Muslimin kalau kelakuan di Syam seperti ketika mereka masih di Irak.

Mereka membebaskan dan menaklukkan kabilah-kabilah, dan mewajibkan mereka yang bukan Muslim membayar jizyah. Mereka merasa sudah putus asa mengejar Yazdigird sesudah ia lari ke Ray.

Mereka menulis surat kepada Heraklius, bahwa mereka siap membantunya bila ia mengirim pasukan dari laut untuk memerangi pasukan Muslimin dan mengambil kembali segala yang sudah direbut lawan. Heraklius melihat bahwa ia tidak akan berada dalam bahaya kalau nasib baik berada di pihaknya.

Ia dan sekutu-sekutunya akan menang menghadapi musuh, akan dapat mengalahkan pasukan Muslimin di utara Syam. Angkatan bersenjatanya akan mampu mengejar mereka sampai ke Damsyik dan Baitulmuqadas. Maka saat itulah terjadi mukjizat.

Makam Almasih akan diambilnya kembali dari tangan Arab, seperti dulu telah diambil kembali dari tangan Persia. Kemudian ia akan pergi melintasi Suriah dengan Salib Besar untuk dikembalikan ke tempatnya seperti yang dulu pernah dilakukannya sebelum sepuluh tahun silam.

Yah, kalau semua itu sudah terlaksana, dialah yang berjasa mengenai Salib itu, seperti dulu di masa Konstantin. Kemenangan agama Nasrani diberikan Tuhan ke tangannya, kemenangan yang akan menjadi kebanggaan atas semua agama!

Mereka kembali menulis surat kepada Heraklius, dan dia pun melihat semangat mereka tidak kendor, begitu_juga kebanyakan orang-­orang Nasrani yang masih berpegang teguh pada agamanya akan berjuang terus untuk itu.

Sebenarnya rasa takut sudah hilang dari hari Heraklius sesudah sepuluh tahun ia berada jauh dari medan perang di Syam.

Di samping itu ia melihat tempat-tempat pertahanannya masih banyak yang kuat-kuat untuk melawan pasukan Muslimin, dan armada lautnya masih utuh.

Menurut pendapatnya pasukan Muslimin takut kepada laut dan segala yang datang dari arah laut. Hal ini memperkuat tekadnya. Ia cenderung akan memenuhi permintaan pihak Jazirah itu. Memang benar pasukan Muslimin di perbatasan utara Syam itu kuat; tidak mudah mereka akan dapat diserang. Tetapi orang-orang Arab Nasrani menjamin akan mengobrak-abrik tempat-tempat Khalid dan Abu Ubaidah bila diserbu dari arah pedalaman.

Jika pada waktunya nanti bala bantuan datang dari laut dan pihak Muslimin tahu bahwa mereka diserang dari arah timur dan barat, kekuatan mereka akan berantakan, dan penduduk Syam akan memberontak kepada mereka. Pada waktu itulah ia berkesempatan membalas dendam.

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: