Kisah Shalahuddin al-Ayyubi: Kekalahan Armada Sicilia di Kota Iskandariyah

Kisah Shalahuddin al-Ayyubi: Kekalahan Armada Sicilia di Kota Iskandariyah
Legiun Eropa yang mendengar tentang semakin mendekatnya Shalahuddin bersama pasukan menjadi ketakutan. Foto/Ilustrasi: Ist
Kisah Kekalahan Armada Sicilia di Kota Iskandariyah (Alexandria), Mesir , diceritakan Ibnu al-Atsir dalam bukunya berjudul "Al-Mukhtar Min al-Kamil fi al-Tarikh; Qishshah Shalahuddin al-Ayyubi" yang diterjemahkan Abu Haytsam menjadi "Shalahuddin Al-Ayyubi Sang Pembebas Tanah Para Nabi"

Dikisahkan, pada tahun 570 Hijriyah, penduduk kota Iskandariyah memperoleh kemenangan dari armada tempur Eropa yang mendarat di Mesir. Peristiwa ini terjadi disebabkan warga Mesir menulis surat permintaan bantuan kepada penguasa Eropa di pantai Syam dan penguasa Sicilia, untuk datang ke negeri Mesir agar melawan dan mengusir Shalahuddin Al Ayyubi .

Penguasa Sicilia lalu mempersiapkan satu armada tempur besar yang terdiri dari dua ratus kapal perang yang mengangkut pasukan infanteri, tiga puluh enam kapal perusak yang mengangkut pasukan berkuda, enam kapal kargo besar yang membawa peralatan perang, dan empat puluh kapal kecil yang mengangkut logistik serta ransum pasukan.

Pasukan Eropa dalam armada tersebut berjumlah 50.000 pasukan infanteri, dan 1.500 pasukan berkuda. Dari 1.500 pasukan berkuda itu, terdapat lima ratus pasukan berbaju besi.

Seluruh pasukan Eropa tersebut dikomandoi oleh seorang panglima, yang tidak lain merupakan sepupu penguasa Sicilia. Ia menggerakkan pasukannya menuju Iskandariyah dari negeri Mesir.

Pasukan Eropa mencapai Iskandariyah pada 26 Dzulhijjah tahun 569 H ketika penduduknya lengah dan tenang. Kedatangan mereka lalu disambut penduduk Iskandariyah dengan senjata dan segala perlengkapan untuk mencegah pasukan agresor turun dari kapal, dan mengusir musuh menjauhi kota. Tetapi, Gubernur Iskandariyah melarang warganya untuk melakukan hal itu, dan memerintahkan agar seluruh warga tetap berada di dalam tembok benteng kota.

Pasukan Eropa pun turun ke daratan yang menghubungkan lautan dengan tembok benteng. Mereka menuju kota dan menyerangnya dengan kendaraan perang dan meriam batu. Mereka bertempur dengan sengit.

Menghadapi hal itu penduduk Iskandariyah tetap bertahan dengan sabar, walaupun jumlah pasukan mereka hanya sedikit.

Mereka tetap dapat memperlihatkan keberanian dan kehebatan mengolah senjata yang tidak ada dalam diri bangsa Eropa. Kurir pun diutus untuk memberitahukan situasi Iskandariyah kepada Shalahuddin Al Ayyubi.

Warga Iskandariyah meminta bantuan Shalahuddin untuk mengusir musuh. Pertempuran hari pertama tersebut berlangsung dari pagi
hingga petang. Kemudian tentara Eropa memulai lagi pertempuran pada hari berikutnya. Mereka berjuang keras dan mati-matian, hingga sampailah kendaraan perang mereka ke dekat tembok benteng.

Pada hari itu sampai juga beberapa pasukan Islam yang berasal dari unit-unit kesatuan yang berada di dekat Iskandariyah. Dengan kedatangan pasukan pasukan kecil ini, jiwa dan hati penduduk Iskandariyah menjadi bertambah teguh dan semakin kuat melakukan perlawanan.

Pada hari ketiga kaum Muslimin membuka pintu gerbang kota. Mereka segera berhamburan keluar menyongsong musuh dari segenap penjuru.

Mereka menyerang musuh dan berteriak penuh semangat dari segala arah hingga membuat pasukan Eropa gentar. Pertempuran pun berkecamuk dengan hebat. Kaum Muslimin akhirnya mencapai kendaraan perang pasukan Eropa, dan membakarnya. Hingga petang mereka bertempur dengan gigih dan sabar, hingga Allah pada akhirnya memberikan kemenangan untuk mereka. Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya.

Penduduk pun masuk kembali ke kota. Mereka bergembira dan berbahagia atas kemenangan dan kekuatan mereka, serta atas kekalahan, kelemahan, dan banyaknya korban yang tewas dan luka-luka dari pasukan Eropa.

Shalahuddin sendiri ketika berita tentang kedatangan tentara Eropa sampai kepadanya, segera bergerak dengan pasukannya. Ia juga mengutus ajudannya untuk maju terlebih dahulu dengan diiringi tiga orang pengawal untuk mempermudah perjalanan pasukan menuju Iskandariyah, dan memberitahukan kedatangannya.

Ia juga menggerakkan satu unit pasukan menuju Dimyath untuk berjaga-jaga sebagai tindakan antisipasi. Ajudan tersebut kemudian sampai ke Iskandariyah pada hari itu juga pada waktu
Ashar.

Pada saat itu orang-orang baru kembali dari peperangan. Ajudan tersebut kemudian mewartakan kedatangan Shalahudin dan pasukannya.

Ketika orang-orang mendengar berita itu, mereka kembali lagi bertempur. Segala rasa lelah dan sakit akibat luka serasa hilang dari diri mereka. Setiap orang merasa bahwa Shalahuddin ada bersama mereka dan sedang bertempur dengan gagah berani seperti yang ingin disaksikan orang.

Legiun Eropa yang mendengar tentang semakin mendekatnya Shalahuddin bersama pasukan menjadi ketakutan, bertambah lelah dan lemah.

Kaum Muslimin lalu melakukan serangan ketika gelap sedang menyelimuti. Mereka berhasil mencapai kamp perkemahan pasukan Eropa, dan banyak mendapat harta pampasan perang berupa senjata dan alat-alat berat.

Banyak sekali korban yang tewas dari pasukan Eropa. Sebagian lagi lari menyelamatkan diri menuju laut, dan mendekatkan kapal-kapal mereka ke pantai agar mereka bisa naik. Di antara mereka ada yang selamat dan berhasil naik ke kapal, dan ada juga yang hanyut tenggelam di lautan. Sebagian pasukan Muslimin lalu ada yang menyelam ke dalam air dan membakar sebagian kapal-kapal perang Eropa, sehingga kapal-kapal
itu tenggelam.

Sisa tentara musuh menjadi ketakutan. Sebanyak 300 orang tentara Eropa lari menyelamatkan diri dan berlindung di perbukitan.

Kaum Muslimin mengejar dan memerangi mereka sampai keesokan harinya. Pertempuran berlangsung hingga siang. Akhirnya tentara Eropa berhasil dikalahkan dan ditundukkan oleh penduduk Iskandariyah.

Musuh, jika tidak terbunuh, maka menjadi tawanan. Allah telah melidungi kaum Muslimin dari kejahatan mereka.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: