Nabi Pun Dikuntit Pemuda Quraisy

Kaum Quraisy berencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW terlebih para sahabat berangsur-angsur hijrah ke Madinah.
Peristiwa kuntit menguntit antar penegak hukum di selatan Jakarta beberapa waktu lalu menggemparkan publik. Penguntitan yang melibatkan pasukan elit anti teror kepolisian tersebut bahkan melibatkan kendaraan lapis baja dan pesawat nirawak (drone). Beragam spekulasi menyebutkan adanya dugaan kasus korupsi yang tengah diusut kejaksaan di balik peristiwa tersebut. 

Penguntitan untuk meneror objek secara langsung juga pernah dirasakan Rasulullah SAW. Kaum Quraisy  berencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW terlebih para sahabat berangsur-angsur hijrah ke  Madinah menyusul adanya tindakan kekerasan, penganiayaan, dan pembunuhan terhadap umat Islam di Makkah. Yang tersisa hanyalah Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar, dan Sayyidina Ali yang mana ketiganya benar-benar berada dalam bahaya besar.

Dalam buku Ali bin Abi Thalib karya Ali Audah disebutkan, para tokoh Quraisy telah mengadakan pertemuan di Daar an-Nadwa untuk mengatur strategi mencegah Rasulullah keluar dari  Makkah. Mereka mencari jalan untuk menangkap dan memenjarakannya, membunuhnya, atau mengasingkannya ke luar Tanah Air.

photo
Rute Hijrah Rasulullah - (Republika)

Dengan berbagai pertimbangan yang ada, cara-cara tersebut memiliki konsekuensi bagi komunitas mereka. Akhirnya dalam pertemuan itu mereka menyepakati usulan yang diberikan Abu Jahal. Adapun usulannya adalah mengumpulkan para pemuda dari berbagai kabilah dan melengkapi mereka dengan pedang.

Pemuda-pemuda tersebut diperintahkan untuk menyerang Nabi Muhammad SAW dan membunuhnya secara beramai-ramai. Darahnya akan disebarkan ke semua kabilah. Dengan demikian Bani Hasyim (klan garis leluhur Rasulullah) tak akan dapat menuntut balas kepada semua kabilah. Sesuai dengan rencana Abu Jahal, para pemuda itu pun disiapkan untuk membunuh beliau pada malam hari setelah mengepung rumahnya. Pengepungan dilakukan pada malam hari karena dikhawatirkan Rasulullah akan lari.

Namun, sebelum rencana itu berlangsung, Allah melalui malaikat Jibril datang kepada Nabi dan memberitahukan hal yang harus dilakukannya. Pada tengah hari sebelum malam tiba, saat tidak biasanya orang berkunjung, Rasulullah SAW pergi ke rumah Abu Bakar.

Melihat kedatangan Rasul yang begitu tidak biasa, Abu Bakar sudah menangkap maksud kedatangan itu terkait hal yang sangat penting. Seperti diketahui, Rasulullah memang merahasiakan hijrahnya sehingga tak ada satu orang pun yang tahu.

photo
ILUSTRASI Unta - (dok wiki)

Abu Bakar sendiri juga pernah meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan hijrah, namun Rasul memintanya menangguhkannya terlebih dahulu. Dalam pertemuan darurat itu, Nabi memberitahukan kepadanya Allah mengizinkan dirinya meninggalkan  Makkah untuk berhijrah. Abu Bakar pun semringah seraya berkata: “Bersama saya?”. Dan Rasul pun membenarkannya.

Aisyah yang kala itu baru berusia tujuh tahun menyaksikan ayahnya seketika menangis karena gembira. Pada saat-saat yang menegangkan, Rasulullah kembali pulang ke rumahnya dan mengamanatkan beberapa hal kepada Ali bin Abi Thalib.

Beliau memberitahu dirinya akan berhijrah ke  Madinah (Yatsrib) dan dimintanya Ali untuk tetap tinggal terlebih dulu di  Makkah. Menetapnya Ali di  Makkah antara lain untuk menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan Rasulullah SAW. Ali diminta menggunakan mantel hadrami berwarna hijau pada malam hari dan berbaring di tempat tidur Rasul.

Karena keimanan serta keberanian Sayyidina Ali telah ditempa selama tinggal dengan Rasulullah, tak sedikit pun khalifah keempat Islam itu menolak. Ketika malam tiba, para pemuda yang disiapkan kaum Quraisy pun datang dan mengintip ke tempat tidur Rasulullah SAW.

Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tersebut dan meyakini itulah Nabi Muhammad SAW. Dalam versi lain disebutkan, para pemuda itu sepakat akan mencegahnya di pintu keluar setelah tengah malam sambil menunggu anggota mereka lengkap. Namun, konon mereka mendengar suara-suara perempuan dari dalam rumah itu seperti suara Saudah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Ummu Aiman.

Hal itu membuat mereka harus berpikir ulang untuk melancarkan rencana jahatnya. Salah seorang dari mereka menaiki dinding dan masuk ke dalam rumah, maka nama mereka akan tercela untuk selamanya dan merupakan aib besar di kalangan masyarakat Arab sebab mereka telah melanggar kebebasan perempuan yang disepakati kabilah mereka.

photo
Keadaan mulut Gua Tsur. - (DOK ANTARA Zarqoni Maksum)

Padahal, sesungguhnya mereka tidak tahu Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan  Makkah jelang larut malam menuju rumah Abu Bakar. Keduanya keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. Rasulullah diriwayatkan keluar rumah dengan hati yang mantap. Atas kekuasaan Allah, tidak seorang pun dari pemuda yang mengepung tadi melihat kepergian Nabi Muhammad SAW.

Konon, Nabi Muhammad masih sempat menyiramkan pasir ke kepala para pemuda tersebut sambil membacakan ayat Alquran surah Yaasin ayat 9: “Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.”

Di sisi lain, Sayyidina Ali yang telah mendapat bimbingan rohani, akhlak, dan strategi jelang hijrah yang mantap dari Rasulullah, berada dalam posisi tenang meski nyawanya terancam.

Dalam Ensiklopedi Haji dan Umrah karya Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag disebutkan, tidak ada yang tahu tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, kecuali Abdullah bin Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, dan pembantu mereka bernama Amir bin Fuhaira. Merekalah yang sangat berjasa membantu Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar.

“Abdullah bertugas mencari informasi tentang kaum kafir Quraisy. Sehari-harinya dia berada di tengah-tengah kaum kafir Quraisy untuk mendengar sikap dan rencana yang akan mereka laksanakan,” tulis Ikhwan dan Abdul Halim dalam Ensiklopedi Haji dan Umrah.

Malam harinya, seluruh informasi tersebut disampaikan kepada Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Sedangkan Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakar di sekitar Gua Tsur, memerah susu dan menyiapkan daging untuk makanan Nabi SAW dan Abu Bakar, dengan dibantu oleh Asma’ dan Aisyah.

Di samping itu, Amir bertugas menghapus jejak Abdullah yang keluar masuk tempat persembunyian dengan cara mengembalakan kambingnya di jalan yang dilalui Abdullah sehingga jejak Abdullah terhapus.

Setelah kaum kafir Quraisy mengetahui bahwa buruan mereka telah berhasil meloloskan diri, mereka lalu mengerahkan semua kekuatan untuk mengejar dan mencari Nabi Muhammad SAW.

Segala tempat di berbagai arah mereka sisir dan selidiki satu per satu dengan tanpa mengenal lelah. Di antara pasukan Quraisy ada yang datang mendekati Gua Tsur. Mereka menghunus pedang sambil mondar-mandir mencari dengan penuh selidik ke segenap penjuru.Tidak jauh dari gua itu mereka bertemu dengan seorang pengembala, lalu mereka bertanya, “Apakah Muhammad dan Abu Bakar dalam gua itu?”

Jawab penggembala, “Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.”

Ketika mendengar jawaban gembala itu, Abu Bakar berkeringat. Ia khawatir, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Abu Bakar menahan nafas, tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Allah SWT.

Keajaiban

Nabi Muhammad SAW bersungguh-sungguh berdoa dan merapatkan tubuhnya kepada Abu Bakar seraya berbisik ke telinganya, “Jangan bersedih. Tuhan bersama kita.”

Dalam beberapa hadits ada juga diceritakan bahwa ketika terasa oleh Abu Bakar orang-orang Quraisy semakin dekat, ia berkata dengan berbisik, “Kalau mereka ada yang mencoba melihat ke bawah, pasti dia akan melihat kita.”

Nabi Muhammad SAW berkata, “Abu Bakar, jika kau menduga kalau kita hanya berdua, ketiganya adalah Allah.”

Orang-orang Quraisy tersebut lalu menaiki Gua Tsur, tapi kemudian ada yang turun lagi. Di antara mereka ada yang bertanya kepada yang lain. “Kenapa engkau tidak menengok ke dalam gua itu?”

Jawabnya, “Ada sarang laba-laba di tempat itu, kelihatannya sudah ada sejak Muhammad lahir.”

Yang lain berkata, “Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Jadi, tidak mungkin ada orang di dalamnya.”
Menurut Ikhwan dan Abdul Halim dalam Ensiklopedi Haji dan Umrah, melihat kondisi gua itu, orang-orang Quraisy semakin yakin bahwa di dalam gua tersebut tidak ada manusia.

“Di mulut gua ada dua cabang batang pohon kayu yang terkulai. Tidak mungkin orang masuk ke dalam gua itu kalau tidak dengan menyingkirkan dahan-dahannya. Melihat hal tersebut, mereka tidak jadi memasuki gua dan surut kembali.”

Cuplikan peristiwa hijrah terjadi di Gua Tsur tersebut diabadikan Allah dalam Alquran surah al-Anfal ayat ke-30. “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”Rol

No comments: