Nabi yang Tega Menyarankan Bayi Lucu Dibelah Dua

Nabi merupakan utusan Allah untuk membawa ajaran tauhid dan kemuliaan.

Red: Erdy Nasrul
Lukisan yang menggambarkan pertemuan antara Ratu Sheba dan Nabi Sulaiman
Foto: Historia
Lukisan yang menggambarkan pertemuan antara Ratu Sheba dan Nabi Sulaiman Dalam kumpulan kisah Bani Israil atau Israiliyat, terdapat sebuah kisah seorang nabi yang jika dibaca, terkesan sadis dan tidak manusiawi.

Ini adalah kisah Nabi Sulaiman, nabiyullah yang dikenal kaya raya dan mampu berbicara dengan binatang dan makhluk halus. Suatu ketika terdapat sosok bayi nan lucu. Banyak orang senang melihat bayi yang menggemaskan tersebut.

Kemudian ada dua orang wanita yang mengaku sebagai ibu si bayi lucu. Keduanya sama-sama menjumpai nabi yang dikenal berani mempersunting Ratu Bilqis tersebut. 

Karena sama-sama mengaku sebagai ibu si bayi, Nabi Sulaiman memikirkan bagaimana cara mengetahui mana ibu yang asli. Ditambah lagi dua wanita tersebut beradu argumen dan sama-sama tak ada yang mengalah.

Tak disangka, Nabi Sulaiman memberikan saran yang sadis. Dia menganjurkan bayi tersebut dibelah dua. Satu potongan diberikan kepada satu wanita. Potongan kedua diberikan kepada wanita yang lain. Bawa pulang semuanya, kemudian selesailah perkara yang diributkan.

Menyikapi usulan nabi yang dihormati Bani Israil dan Umat Islam tersebut, seorang wanita setuju dengan apa yang dianjurkan Nabi Sulaiman. Tak masalah jika bayi itu harus dibelah dua.

Sementara wanita lainnya menangis, tak mau bayi tersebut dibelah dua. Nabi Sulaiman kemudian menyimpulan wanita yang tak menyetujui usulannya inilah si ibu asli bayi tersebut. Dialah si ibu yang melahirkan bayi yang lucu tadi.

Bersama semut

Nabi Sulaiman as terkenal sebagai seorang yang sangat cerdas dan kaya raya. Ia memiliki istana yang berkilauan permata. Selain itu, Allah SWT menganugerahkan ilmu kepadanya, sehingga ia menjadi nabi yang adil, bijaksana, dan cerdas.

Selain kekayaan yang berlimpah dan ilmu yang sangat luas, Allah SWT memberikan mukjizat lain kepada Nabi Sulaiman, yakni dapat menundukkan angin, laut, dan binatang. Dengan keistimewaan itu, ia dapat bepergian mengendarai angin. 

Ia juga dapat memerintah jin dan burung untuk membantunya dalam peperangan. Nabi Sulaiman as pun dapat berbicara dan mengerti bahasa binatang. 

Dikisahkan, pada suatu hari Nabi Sulaiman as melakukan perjalanan ke daerah Thaif. Dalam perjalanan itu, ia membawa pasukan yang sangat banyak. Pasukan itu terdiri atas manusia, jin, dan burung-burung. Para jin dan manusia berjalan bersama Nabi Sulaiman as. Sedangkan, burung-burung terbang menaungi mereka dengan sayapnya.

 Nabi Sulaiman as juga mengatur pasukannya. Di bagian depan bertugas menjaga agar tidak ada yang melewati batas yang telah ditentukan. Pasukan di belakang bertugas menjaga agar tak ada seorang pun anggota pasukan yang ketinggalan.

 Di tengah perjalanan, Nabi Sulaima AS dan pasukannya memasuki sebuah lembah. Di lembah itu ada banyak sarang semut. Melihat banyaknya pasukan yang dibawa Nabi Sulaiman as, para semut pun ketakutan. Mereka khawatir terinjak-injak pasukan besar itu. 

Jirsan, raja semut yang berasal dari Bani Syishibban berkata pada semut yang lain, ''Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS an-Naml: 18).

 Mendengar perkataan raja semut yang ketakutan, Nabi Sulaiman as tertawa. Ia kemudian bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberi keistimewaan kepadanya, sehingga ia dapat memahami ketakutan para semut. Ia kemudian berdoa kepada Allah SWT. 

"Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS an-Naml: 19). 

Nabi Sulaiman kemudian meminta pasukannya untuk berhenti. Para pasukan yang tak mengerti maksudnya menjadi kebingungan. Nabi Sulaiman as menjelaskan apa yang ia dengar dari raja semut dan rakyatnya. Akhirnya, mereka mencari jalan lain untuk sampai ke tujuan.

 Cerita ini diambil dari kitab Qashasul Anbiya' karya Ibnu Katsir. Dari cerita ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa Nabi Sulaiman as adalah sosok Nabi yang cerdas dan kaya raya. Walaupun begitu, ia tidak pernah lupa bahwa segala kekayaan, ilmu, dan keistimewaan yang dia miliki berasal dari Allah SWT. Nabi Sulaiman as tidak pernah lupa mensyukuri apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Ia bahkan berdoa agar Allah SWT terus melimpahkan rasa syukur kepadanya.

 Dengan keistimewaan yang Allah SWT berikan membuat Nabi Sulaiman as dapat memahami rasa takut yang dialami para semut. Karenanya, ia kemudian mengajak pasukannya untuk mencari jalan lain. Para semut pun akhirnya selamat. Karena kebijaksanaannya itu, para semut pun kagum dan hormat kepada Nabi Sulaiman as.Rol

No comments: