Penaklukan Mesir: Pasukan Amr bin As Berhasil Kalahkan Romawi di Fayyum

Penaklukan Mesir: Pasukan Amr bin As Berhasil Kalahkan Romawi di Fayyum
Amr menarik diri bukan karena takut, tetapi ia ingin cepat-cepat menyongsong bala bantuan yang dikirim Khalifah Umar bin Khattab. Ilustrasi: Ist
Pasukan muslim yang dipimpin Amr bin Ash berhasil mengalahkan pasukan Romawi di Fayyum. Mesir, dikisahkan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" dan diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000).

Dikisahkan, tatkala pasukan muslim yang dipimpin Amr bin Ash menaklukkan Umm Dunain di Mesir, pasukan Romawi yang berlindung di dalam benteng Babilon sangat terkejut. Mereka khawatir sekali begitu diberi tahu bahwa pasukan Muslimin sudah menyeberangi Nil ke padang Sahara.

Gerangan apa maksud Amr menyeberangi Sungai itu? Dan apa pula gerangan yang dituju? Adakah barangkali keputusannya ia dengan pasukannya pergi ke cabang Kanubi itu dengan tujuan hendak menaklukkan Iskandariah?

Haekal mengatakan Amr tidak bermaksud pergi ke Iskandariah. Bagaimana ia akan ke sana padahal ia tahu benar bahwa kota itu terbuka bagi bala bantuan Romawi dari laut! Bahkan bagaimana ia akan pergi ke sana dengan membiarkan bebas begitu saja benteng Babilon yang penuh sesak dengan pasukan dan persenjataan lengkap!

Maksud Amr hanya akan menuju ke Fayyum, untuk membuat rasa takut dalam hati penduduk, dan untuk membuktikan kepada orang-orang Mesir bahwa kekuasaan Romawi sudah pasti runtuh.

Perjalanan padang pasir antara Fayyum dengan Babilon itu bagi anak pedalaman Semenanjung Arab bukan soal yang sulit. Di samping itu, bagi pasukan berkuda jalan itu dekat, dapat ditempuh dalam waktu singkat.

Kalau Amr berhasil menanamkan rasa takut di kawasan itu, tujuannya sudah tercapai, dan cukup waktu bagi Khalifah untuk mengirimkan bala bantuan lagi, yang akan lebih memudahkan Amr melaksanakan segala rencana penaklukannya.

Ia akan dapat memasuki Mesir di bawah pemerintahan Muslimin. Tetapi tak lama setelah sampai di perbatasan Fayyum, Amr mengetahui bahwa pihak Romawi sudah mengadakan persiapan untuk mempertahankan kawasan itu dan sudah menempatkan pasukannya di pintu masuk.

Oleh karena itu, ia belum mau meninggalkan Sahara itu dan hanya dengan regu-regu kecil ia melakukan serangan ke tempat­tempat di dekatnya, mengangkuti ternak untuk makanan pasukannya.

Penduduk pedalaman yang tinggal di daerah itu datang membawa berita, bahwa sebuah regu dari pasukan Romawi di bawah orang bernama Hanna pergi sembunyi-sembunyi di sela-sela pohon kurma dan belukar hendak mengumpulkan berita-berita dan memata-matai Amr dan pasukannya.

Kalau ia berusaha hendak menyerang kota yang ramai itu, angkatan bersenjata Romawi yang disiagakan di perbatasan kota Fayyum itu sudah siap menghadapinya. Ketika itulah ia pergi cepat-cepat hingga dapat menjauhi Hanna dan regunya. Kemudian berbalik dan mengepungnya bersama anak buahnya dan akhirnya berhasil menumpas habis mereka.

Berita ini segera tersiar dan telah menimbulkan ketakutan dalam hati penduduk semua kawasan itu.

Panglima pasukan Romawi di Fayyum begitu sedih mendengar berita kematian Hanna itu dan ia memerintahkan agar mayatnya dicari.

Setelah kemudian mayat itu diangkat dari sungai, dibalsam dan diletakkan di ranjang, kemudian diangkut ke benteng Babilon. Setelah itu dikirimkan kepada Heraklius di Konstantinopel.

Heraklius juga tidak kurang sedihnya melihat jenazah itu, dan ia bersumpah akan mempertahankan Mesir sekuat tenaga. Suatu kekuatan bersenjata dikerahkan dari Fayyum untuk menghadapi pasukan Muslimin. Maka segera terjadilah kontak senjata yang hebat. Tetapi Amr sudah merasa puas dengan kemenangannya atas Hanna dan anak buahnya itu serta rasa takut yang sudah tertanam dalam hati penduduk.

Ia tetap bertahan di Sahara tanpa mau menghadapi musuh yang memang takut menghadapi padang pasir dan melihat maut di tempat itu.

Alangkah gembiranya pihak Romawi melihat pasukan Muslimin sudah menarik kekuatannya dengan tetap berada di tengah padang tandus itu. Terbayang oleh pihak Romawi bahwa mereka takut menghadapi pasukannya dan lari menjauhinya. Pihak Romawi kembali ke kubu pertahanannya dengan perasaan lega karena telah selamat dari pertempuran maut!

Menurut Haekal, sebenarnya Amr menarik diri bukan karena takut, tetapi ia ingin cepat-cepat dengan sekuat tenaga kembali ke Umm Dunain, karena seorang utusan dari pihak Muslimin datang mengabarkan bahwa Amirulmukminin telah mengirimkan bala bantuan baru, dan bala batuan ini berangkat dari Farama ke Bilbis melalui jalan yang ditempuh Amr dan sudah hampir mencapai perbentengan Romawi.

Mau tak mau Amr harus kembali untuk menyambut datangnya bala bantuan itu karena ia khawatir pihak Romawi akan menghadangnya dan mencegahnya menyeberangi Sungai Nil.

Jelas bahwa dalam hal ini Amr telah memperlihatkan kemahirannya yang Juar biasa. Pasukan Romawi mengawasi Nil dari benteng Babilon itu, dan sudah tentu ia mampu keluar dari benteng itu dan menyeberangi Sungai lalu mencegah sampainya bala bantuan tersebut ke tangan Panglima Muslimin itu.

Akan tetapi itu tidak dilakukannya, dan Amr pun dapat menyeberang ke pantai bagian timur bersama pasukannya dan langsung menjemput bala bantuan yang sudah sampai di Heliopolis di dekat benteng Romawi itu.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: