8 Peristiwa Besar Nabi Muhammad Tahun ke-7 Hijrah

Nabi Muhammad mengalami sejumlah peristiwa besar. Red: Erdy Nasrul Pesan Nabi Muhammad dalam memandang harta dan nafkah. (ilustrasi)
Foto: Dok. Republika
Pesan Nabi Muhammad dalam memandang harta dan nafkah. (ilustrasi)
Pasti ada peristiwa besar sepanjang tahun ketujuh hijrah Nabi Muhammad SAW. Semua hal tersebut menjadi bagian proses besar Islam tumbuh menjadi peradaban dan akhirnya mendunia. 

Berikut ini adalah rangkuman peristiwa besar yang dialami generasi Muslim pertama yang ketika itu masih dipimpin Nabi Muhammad SAW.

Pertama, perang melawan Yahudi

Di tahun itu, terjadi pertempuran sengit antara pasukan Muslim dengan Yahudi yang terkenal dengan nama Perang Khaibar. Perang itu sendiri tak lepas dari para tokoh bani Nadhir yang menghasut klan-klan Yahudi untuk memerangi Nabi Muhammad SAW.

Sebanyak 20 Muslim syahid dalam perang itu sedang tiga orang Muslim mengalami luka-luka. Sementara 93 pasukan Yahudi mati dan pertempuran pun dimenangkan pasukan Muslim.

Kedua, perawi hadits Abu Hurairah masuk Islam

menurut pendakwah yang juga alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Syekh Ahmad Al Misry pada tahun itu, Abu Hurairah datang menemui Rasul dan memeluk Islam. Dia pun mengikuti perang Khaibar bersama Rasulullah.

Sebelumnya dia bernama Abdul Syams yang berarti hamba matahari. Ketika telah memeluk Islam, Rasulullah mengganti namanya menjadi Abdurrahman. Dia adalah putra dari Shakr bin Al Azdi dari suku Daus. Abu Hurairah adalah kunyah atau julukan dari Rasulullah SAW untuknya karena menyukai kucing.

"Abu Hurairah membersamai Nabi SAW wafat, beliau sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dan yang paling banyak menghafalkan hadits. Karena beliau mendampingi Rasulullah terus," kata Ustadz Ahmad Al Misry dalam kajian sirah nabawiyah di Masjid Agung Sunda Kelapa beberapa waktu lalu.

Setiap selesai sholat shubuh di Masjid Nabawi, Abu Hurairah selalu menyampaikan hadits-hadits Rasulullah SAW. Tercatat dia meriwayatkan 5374 hadits.

Menurut Ustadz Ahmad Al Misry, Abu Hurairah adalah sosok sahabat yang ahli ibadah. Dia banyak mengisi waktunya dengan bertasbih. Abu Hurairah biasa menggunakan tali yang diikat-ikat untuk menghitung banyak dzikir yang dilafazkannya.

Dia juga seorang yang dikenal lembut dan golongan ahlus shuffah karena fakir miskin. Abu Hurairah dan keluarganya selalu menghidupkan malam dengan sholat sunnah hingga waktu subuh. Dia wafat di Madinah pada 58 Hijriyah dan dimakamkan di Baqi.

 

Ketiga, percobaan wanita membunuh Nabi Muhammad

Lebih lanjut Ustadz Ahmad Al Misry menerangkan pada tahun ketujuh Hijriyah tercatat seorang wanita Yahudi bernama Zainab binti Harid yang merupakan istri Salam Ibn Misykab mencoba membunuh Nabi Muhammad SAW.

Dia menghadiahkan kambing guling yang telah diberikan racun. Saat itu beberapa sahabat turut serta dengan nabi memakan daging itu. Di antara sahabat yang meninggal dunia adalah Bisyr Ibn Bara.

Sebagian ulama berpendapat bahwa keluarga Bisyr bin Bara kemudian menuntut Zainab binti Harid dihukum qisas. Sementara Rasulullah SAW selamat dari upaya pembunuhan tersebut.

Rasulullah SAW lalu memerintahkan para sahabat yang ikut serta memakan daging itu untuk melakukan bekam.

Syekh Ahmad Al Misry mengatakan menurut Imam Ibnu Qayyim, setelah terbongkar upayanya, Zainab binti Harid dibawa menghadap Rasulullah SAW.

Dia pun mengaku perbuatannya itu dilakukan untuk menguji apakah Muhammad SAW benar-benar seorang nabi atau bukan.

Nabi SAW secara pribadi memaafkan wanita Yahudi itu, namun tuntutan hukum qisas keluarga Bisyr bin Bara tetap berlaku padanya.

Keempat, Nabi mengharamkan Muslim makan keledai

Tahun ketujuh Hijriyah Rasulullah menyampaikan kepada umat Muslim haram memakan keledai piaraan dan halal memakan daging kurban. 

Kelima, Nabi melaksanakan umroh qadha

Pada tahun itu juga tepatnya pada Dzulqaidah, kata Syekh Ahmad Al Misry, Nabi SAW melakukan umrah qadha bersama dua ribu Muslim dari Madinah ke Makkah.

Keenam, nikah mut'ah haram

pada tahun yang sama, ditetapkan bahwa nikah mutah atau pernikahan dengan batas tertentu yang semula mubah menjadi hukumnya haram. Malah menurut Syekh Ahmad Al Misry bila ada orang yang nikah mutah pada masa kini hukumnya haram, batal akadnya dan termasuk perbuatan zina.

Ketujuh, Nabi menikahi Ramlah

tahun ketujuh Hijriyah Rasulullah menikah dengan Sayyidah Ramlah binti Abi Sofyan yang dipanggil Ummu habibah.

Sebelumnya Sayyidah Ramlah menikah dengan Ubaidillah Ibn Jahs dan mempunyai anak bernama Habibah.

Sayyidah Ramlah sudah masuk Islam sebelum peristiwa hijrah. Awalnya dia pindah dari Makkah bersama ke Habsyah bersama suaminya. Ketika di Habsyah, suaminya murtad dan memeluk agama Nasrani.

Ummu Habibah tetap kukuh dalam Islam dan bercerai dengan suaminya. Rasulullah SAW yang mengkhawatirkan keselamatan Ummu Habibah di negeri Habsyah mengirim utusan ke raja Najasi yang isinya memberitahukan bahwa Rasulullah akan menikahi Ummu habibah.

Ummu Habibah meriwayatkan 65 hadits semasa hidupnya dia wafat pada 42 Hijriah dan dimakamkan di Baqi

"Rasulullah juga menikah dengan Safiyyah binti Huyayy dari keturunan Nabi Harun. Beliau meriwayatkan sepuluh hadits dan wafat tahun 50 atau 52 Hijriyah," katanya.

Kedelapan, Nabi kirim surat ke Raja Mesir al Muqawqis

pada tahun ketujuh Hijriyah Rasulullah mengutus Hatib Ibn Abi Baltaa mengirim surat ke Raja Mesir al Muqawqis yang isinya agar memeluk Islam.

Al Muqawqis lalu mengirimkan dua hamba sahaya bersaudara yakni Mariyah binti Syama'un dan Sirrin binti Syama'un. Sesampainya di Madinah, keduanya memeluk Islam. Rasulullah pun menikahi Mariyah sedang Sirin dinikahi oleh sahabat Hasan bin Tsabit.Rol

No comments: