Bagaimana Merawat Masjid Al Aqsa di Masa Lalu?

Umar bin Khattab memasuki Masjid Al Aqsa dalam keadaan runtuh.

Red: Muhammad Hafil
Warga Palestina menghadiri perayaan hari raya Idul Fitri di dekat kuil Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu, (10/4/2024).
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Warga Palestina menghadiri perayaan hari raya Idul Fitri di dekat kuil Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu, (10/4/2024). Saat Khalifah Umar bin Khattab membebaskan Baitul Maqdis pada tahun 15 H (636 M), Umar datang dan memasuki Masjidil Aqsa yang saat itu dalam keadaan runtuh dan dipenuhi sampah, lalu ia membersihkan sendiri dan membangun sebuah masjid dari batu dan kayu di tempat  Masjid Qibli (Kiblat) sekarang. Pendapat lain mengatakan bahwa Umar bin Khattab membangunnya di antara Masjid Kubah Ash Shakhrah dan  Masjid Qibli Lama. 

Selanjutnya Khalifah Al Umawi Abdul Malik bin Marwan melakukan pembangunan Masjid  Al Aqsha mulai 66 H (685 M) dan ramping pada tahun 72 H. Kemudian anaknya yang bernama Walid bin Abdul Malik menyempurnakan bangunan-bangunan lain hingga tahun 86 H. Pembangunan yang dilakukan Abdul Malik ini meliputi Masjid Qibli yang dibangun Umar bin Khattab. Ia juga mendirikan Masjid Kubah Ash Shakhrah. Sesungguhnya bangunan yang didirikan Abdul Malik merupakan bangunan yang kita lihat hari ini, tetapi para khalifah Islam lainnya juga melakukan berbagai perbaikan dan renovasi. 

Para khalifah dari berbagai daulah Islam dan para penguasa kota Baitul Maqdis terus memperkokoh dan memperindah Masjid  Al Aqsha secara berkelanjutan. Pada masa Abbasiyah, Khalifah Abbasiyah yang bernama Al Ma'mun melakukan renovasi pada tahun 217 H. Ia juga membuat sebuah mata uang dengan nama Qudus. Daulah Fatimiyyah juga melakukan renovasi dan penambahan. 

Pada masa perang Salib, tentara salib Nasrani datang dan menjajah  Al Quds pada tahun 1099 M. Mereka melakukan perusakan terhadap Masjid  Al Aqsha dan mengubah Masjid Kubah Ash Shakhrah sebagai gereja. Mereka juga menjadikan lapangan masjid dan tempat-tempat sholat sebagai kandang kuda dan gudang senjata. Mereka bercokol di Masjid Al Aqsha selama 88 tahun dan meruntuhkan banyak bangunan. 

Selanjutnya panglima Muslim Shalahuddin Al Ayyubi datang pada 1187 M. Ia berhasil mengalahkan tentara salib dan mengusir mereka dari Baitul Maqdis. Ia lantas membersihkan kembali Masjid  Al Aqsha, memperbaikinya, menghilangkan semua benda yang ditaruh tentara salib, sam mengembalikan Masjid Al Aqsha seperti sedia kala. 

Renovasi kembali terjadi pada Daulah Mamluk dan Daulah Utsmaniyah. Daulah Mamluk menaruh perhatian yang besar terhadap Masjid Al Aqsha dalam bentuk menjaganya, memperbaruinya, serta mendirikan bangunan-bangunan baru dan menara-menara adzan. Perhatian yang besar juga datang dari Dualah Utsmaniyah terhadap Masjid  Al Aqsha karena Sultan Sulaiman Al Qanuni membangun pagar-pagar besar yang menutupi seluruh Masjid Al Aqsha. Itulah pagar yang ada saat ini. Mereka juga mendirikan beberapa bangunan, menara adzan, tempat-tempat duduk, pintu-pintu, gerbang-gerbang, madrasah-madrasah, dan lain sebagainya. 

Terkait pemeliharaan Masjid Al Aqsha saat ini di dalam area masjid saat ini terdapat 200 ruang belajar, 10 masjid, beberapa gerbang, dua menara adzan, beberapa madrasah, beberapa lapangan, tempat-tempat adzan, sumur, beberapa kubah, dan tempat-tempat duduk. Manajemen pemeliharaan Masjid  Al Aqsha dipegang oleh Komisi Islam Khusus yang menginduk kepada pemerintah Yordania sejak tahun 1954, dan di bawah pengawasan Kementerian Wakaf Palestina. 

Sumber:

Sejarah dan Keutamaan Masjid  Al Aqsha dan  Al Quds karya Mahdy Saied Rezk Karisem, Penerbit Pustaka Al Kautsar, 2021 halaman 16-17

No comments: