Awal Kemunduran Ottoman di Lautan

Perang Lepanto menimbulkan dampak besar bagi pengaruh Ottoman di maritim. Red: Hasanul Rizqa Lukisan yang menggambarkan Pertempuran Lepanto. Inilah momen krusial dalam sejarah maritim Ottoman.
Foto: dok wiki
Lukisan yang menggambarkan Pertempuran Lepanto. Inilah momen krusial dalam sejarah maritim Ottoman.
 Kapudan Pasha Hayreddin Barbarossa menjadi tokoh penting yang membawa kejayaan Turki Utsmaniyah di lautan awal abad ke-16 M. Pada Juni 1543, armadanya bahkan nyaris saja menguasai Roma, jantung dunia Kristen Latin.

Namun, kota itu urung dikuasainya setelah mendengarkan saran dari duta besar Prancis untuk Turki, Antoine Escalin des Aimars. Diplomat yang juga akrab disapa Kapten Polin itu berusaha meyakinkan Hayreddin dengan mengatakan, Paus adalah salah satu sekutu Utsmaniyah di Eropa.

Memang, Prancis di bawah pemerintahan Raja Francis I menjalin aliansi yang tidak setara dengan Utsmaniyah. Dikatakan `tidak setara' karena dalam hal ini sang raja lebih membutuhkan bantuan Sultan Suleiman al-Qanuni daripada sebaliknya.

Kebutuhan itu terutama didasari persaingan yang keras antara Prancis dan Spanyol, yang kala itu dipimpin rival Suleiman I di Mediterania, Raja Charles V.

Karena bertindak di bawah bendera Utsmaniyah, Hayreddin tidak bisa sembarangan. Ia pun membiarkan Roma sesuai dengan saran sang duta besar Prancis.

Keduanya lantas meneruskan misi untuk membebaskan kota-kota pelabuhan di selatan Prancis dari cengkeraman Spanyol. Pada Agustus 1543, Nice berhasil dikuasai. Sebagai bentuk terima kasih, Francis I mengizinkan Hayreddin dan pasukannya untuk singgah di Toulon. Pada waktu itu, katedral setempat diubah sementara menjadi masjid. Azan untuk pertama kalinya berkumandang dari menara bangunan tersebut.

Dua tahun sesudah misi di Nice, Hayreddin kemudian pensiun dari jabatannya. Pada 1546, ia menghembuskan napas terakhir. Jenazahnya dimakamkan di Konstantinopel (Istanbul).

Sesudah wafatnya Hayreddin, aliansi Kristen di luar Prancis terus berupaya menyusun kekuatan demi melawan Ottoman. Spanyol menyatukan armadanya dengan Republik Venesia. Hasilnya, persekutuan ini dapat mengerahkan 200 unit kapal dan 60 ribu prajurit pada Oktober 1571.

Untuk menghadapinya, Ottoman di bawah komando Laksamana Muezzinzade Ali Pasha menerjunkan sebanyak 222 kapal dan 84 ribu pasukan. Kedua belah pihak lalu bertempur sengit di Teluk Lepanto, Yunani.

Di luar dugaan, kapal-kapal Turki tidak dapat mengatasi serangan Spanyol-Venesia.Bahkan, Muezzinzade gugur di medan pertempuran. Komando diteruskan oleh Uluc Ali, tetapi keadaan justru semakin memburuk. Inilah untuk pertama kalinya armada Utsmaniyah menderita kekalahan di sepanjang abad ke-16.

Dalam berbagai literatur disebutkan, Perang Lapanto menjadi tonggak penting yang menandakan surutnya kekuatan Utsmaniyah di Mediterania.Bahkan, secara de facto kawasan Laut Tengah mulai terbagi dua. Belahan baratnya dikuasai negara-negara Latin, sedangkan wilayah timurnya tetap dikendalikan Turki.

Menjelang abad ke-17, Spanyol dan Portugis semakin gencar mengadakan pelayaran jarak jauh demi mencapai sumber komoditas rempah-rempah di timur. Meskipun tetap tampil, kekuatan maritim Turki di Samudra Hindia kurang tangguh dalam mengusir armada berbendera Salib dari negeri-negeri Islam di Asia, termasuk nusantara. Itulah awal dari imperialisme dan kolonialisme Barat yang berlangsung hingga abad ke-20.Rol

No comments: